Demi Panen Jambu Sukun Merah

HulkHogan

New member
HERF1N SASONO BUKAN PESULAP LAYAKNYA DEDDY CORBUZIER YANG DAPAT MEUPATGANDAKAN EMAS DALAM SEKEJAP. NAMUN, Dl TANGAN HERFIN,PRODUKTIVITAS JAMBU SUKUN MERAH BERLIPAT 12 KALI DARIPADA NORMAL. IA MENDONGKRAK PANEN PSIDIUM GUAJAVA SETELAH MENCOBA BERAGAM CARA SELAMA BERBULAN-BULAN.


Jambu sukun alias jambu biji tana biji memang kondang malas berbuah. “Semua jambu sukun cenderung sulit berbuah. Yang daging merah atau putih sama saja,” kata Dr Ir Moh Reza Tirtawinata MS, pakar buah di Bogor, Jawa Barat.
Padatial, jambu sukun tergolong rajin berbunga. Sayang, setelah bunga mekar, pentil yang terbentuk gampang rontok. Pantas, gara-gara tingkat kerontokan buah yang tinggi, ratuan tanman jambu sukun putih di lahan seluas 2 ha di Sentul, Bogor, terpaksa ditebang pemiliknya 5 tahun sham. Tingkat kerontokan bakal buah pada jambu sukun bisa sampai 100%,’ ujar Eddy Soesanto, penangkar buah di Jakarta. Eddy mengaku sulit membuahkan jambu sukun merah yang ditanamnya 1,5 tahun silam. Ia belum

mencicipi sebuah pun jambu sukun merah dan pohon miliknya.
Prakoso Heryono—penangkar di Demak, Jawa Tengah—pun nyaris
putus asa menunggu jambu sukun merah di kebun. Buah sulit jadi sebelum tanaman berumur 2 tahun7 katanya. Setelah menunggu 2,5 tahun barulah ada 15 buah yang bertahan sampai seukuran telur bebek. Sayang, hanya satu buah yang sampai matang pohon. Prakoso mencicip jambu sukun
merah pada Agustus 2009.

Kurang hormon
Menurut Reza buah tanpa biji gampang rontok karena kromosomnya triploid (3n). Buah-buahan yang berbiji umumnya berkromosom normal—diploid, 2n—sehingga pasokan auksin dan giberelin cukup untuk menunjangtanaman berbuah lebat. Kedua hormon itu dipasok biji-biji yang sedang berkembang dalam buah. Berkurangnya biji pada buah membuat pasokan hormon sedikit
Buah pun gagal berkembang dan rontok


Toh bukan berarti melebatkan jambu sukun mustahil. “Tambahkan saja auksin atau giberelin dan luar Risiko kerontokan pasti berkurang,” ujar Reza. Pada 1983, Reza menyemprotkan auksin pada bakal buah jambu getas merah 3 han pascabunga mekar. Hasilnya, jumlah biji jambu getas merab yang biasanya
200—350 biji berkurang sampai tinggal seperempatnya. Asupan hormon dan luar membuat biji yang seharusnya ada sebagai sumber harmon tak perlu muncul dan berkembang

Prinsip ala Reza itulah yang ditempuh Hertfin Malang, iawa Timur, untuk mengurangi tingkat kerontokan sukun merah yang ditanamnya pertengahan 2008. Semula dan ratusan bunga yang muncul pada tanaman umur 2 tahun hanya bertahan 2 buah sampai panen. Padahal pupuk tinggi kalsium sudah
diaplikasikan, tapi kerontokan buah tetap tinggi. Herfin pun berkonsultasi pada Langgeng Widodo—konsultan pupuk di Jawa Tengah. Langgeng menyarankan pemupukan intensif dengan pemberian magnesium oksida (MgO) dipadu

asam amino dan pupuk fosfor (P) dan kalium (K) tinggi. Menurut Langgeng saat masa pembuahan asupan P dan K mutlak dibenikan agar buah terbentuk sempurna. “Unsur Mg ditambahkan karena berperan membentuk kiorofil sehingga diharapkan fotosintesis maksimal. Mg juga katalisator penyerapan P dan K,” kata praktikus pupuk dan PTTirta Exelindo Pratama di Semarang, Jawa Tengah, itu. Asam amino menjadi bahan utama penyusun protein yang diperlukan saat pembentukan buah. Semua itu dflkuti Henfin. Ia menyiramkan pupuk dan K tinggi slap sorap—biasa dipakai untuk lengkeng—sebanyak 10 g per 10 I air. Bersamaan dengan itu Herfin mencampurkan 40 cc larutan
asam amino dalam 100 I air Satu tanaman disiram 10 I. Seminggu berselang Herfin memangkas ujung-ujung cabang untuk merangsang pembungaan. Setelah sebagian besar bunga mekar, disiramkan larutan yang terbuat dan 3—5 g serbuk MgO pada 1 I air.Lalu iseng-iseng ayah 2 anak itu menyiramkan 10 I larutan hormon asam giberelin GA3 sisa dan penyiraman Iengkeng. “Saya biasa menyiramkan giberelin untuk memacu pertumbuhan buah pada lengkeng.
Seharusnya aplikasinya lebih efektifjika disemprotkan. Dosisnya 1 tablet atau
sekitar 5 g GA3 dilarutkan ke dalam 250 I air Sisanya saya siramkan ke jambu sukun, ” kata Herfin.



sumber :majalahtrubus.news
 
Back
Top