Second_Sister
New member
Kita semua pasti sudah akrab dan mengenal dengan baik syahadat, sebuah kata yang sedemikian akrab dengan kita. Sebagian besar dari kita, dari kecil sudah mengenal syahadat. Mungkin karena terlalu biasa mengucapkan kita sering tak peduli dengan makna yang hakiki dari kalimat tersebut. Malahan boleh jadi kita belum paham dengan maknanya. Sehingga bisa saja perilaku kita terkadang bertentangan dengan kandungan dari Kalimat syahadat itu sendiri tanpa kita sadari.
Beruntunglah bagi orang-orang yang dari lahir sudah ditanamkan Islam di dalam jiwanya. Tapi dari situ terkadang orang lupa apa makna syahadat, karena si Islam dari lahir tersebut tidak pernah merasakan bagaimana terkadang bagi sebagian orang lainnya mengenal, memaknai lalu mengucapkan syahadat itu harus dilewati dengan perjuangan yang berat.
Buat sebagian orang, syahadat, tanpa disadari, seperti angin lalu. Mungkin karena dari kecil sudah mengenalnya. Tapi bagi sebagian orang, syahadat bukan hanya sekedar 2 kalimat, tapi bermakna segalanya. Dan hal itu mungkin terjadi karena perjuangan mengenal syahadat untuk kemudian mengucapkannya itu demikian beratnya. Tidak semudah berkata-kata, tapi mengandung makna yang teramat dalam. Yang terkadang dilewati dengan cucuran air mata dan tetesan darah.
Syahadat Pertama
Syahadat pertama, “Laa ilaaha illallahu” artinya “Tidak ada Tuhan selain Allah.” Artinya dia hanya menyembah Allah dan tidak menyembah yang lain sebagai sekutu Allah. Dia hanya mentaati perintah Allah. Bukan mentaati perintah yang lain sehingga akhirnya justru mengingkari perintah Allah. Kalimat ini disebut kalimat Tauhid.
Kalimat Tauhid Adalah Inti Ajaran Para Nabi.
Katakanlah: “Hai manusia sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu semua, yaitu Allah Yang mempunyai kerajaan langit dan bumi; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia…” [QS 7:158]
Sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya lalu ia berkata: “Wahai kaumku sembahlah Allah, sekali-kali tak ada Tuhan bagimu selain-Nya.” Sesungguhnya (kalau kamu tidak menyembah Allah), aku takut kamu akan ditimpa azab hari yang besar (kiamat). [QS 7:59]
Dan (Kami telah mengutus) kepada kaum ‘Aad saudara mereka, Hud. Ia berkata: “Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain dari-Nya. Maka mengapa kamu tidak bertakwa kepada-Nya?” [QS 7:65]
Banyak lagi ayat Al Qur’an yang menyebut para Nabi mengajak kaumnya dengan kalimat Tauhid agar hanya menyembah Allah dan tidak mempersekutukannya.
Tauhid inilah yang utama didakwahkan oleh ummat Islam ke seluruh manusia sehingga mereka mengucapkan 2 kalimat syahadat dan meyakininya sepenuh hati.
LAA ILAAHA ILLALLAH adalah asas dari Tauhid dan Islam dengannya terealisasikan segala bentuk ibadah kepada Allah dengan ketundukan kepada Allah, berdoa kepadanya semata dan berhukum dengan syariat Allah.
Seorang ulama besar Ibnu Rajabb mengatakan: Al ilaah adalah yang ditaati dan tidak dimaksiati, diagungkan dan dibesarkan dicinta, dicintai, ditakuti, dan dimintai pertolongan harapan. Itu semua tak boleh dipalingkan sedikit pun kepada selain Allah. Kalimat LAA ILAAHA ILLALLAH bermanfaat bagi orang yang mengucapkannya selama tidak membatalkannya dengan aktifitas kesyirikan.
Rasulullah pernah bersabda,
“Barang siapa yang mengucapkan LAA ILAAHA ILLALLAH dengan ikhlas maka akan masuk ke dalam surga” ( HR Ahmad)
Yang dimaksud dengan ikhlas di sini adalah mereka yang memahami, mengamalkan dan mendakwahkan kalimat tersebut sebelum yang lainnya, karena di dalamnya terkandung tauhid yang Allah menciptakan alam karenanya. Rasul mengajak paman beliau Abu Thalib, Ketika maut datang kepada Abu Thalib dengan ajakan “wahai pamanku ucapkanlah LAA ILAAHA ILLALLAH sebuah kalimat yang aku akan jadikan ia sebagai hujah di hadapan Allah” namun Abu Thalib enggan untuk mengucapkan dan meninggal dalam keadaan musyrik.
Syahadat Kedua
Syahadat kedua, ”Muhammaddur rasulullah” artinya Muhammad adalah utusan Allah. Dengan syahadat ini, ummat Islam meski meyakini adanya rasul lain seperti Adam, Nuh, Ibrahim, Musa, Isa, dan sebagainya namun hanya mengikuti ajaran Nabi Muhammad SAW sebagai rasul. Ini karena ajaran para rasul lain sudah diselewengkan oleh pengikutnya sehingga justru bertentangan dengan ajaran yang aslinya seperti mempersekutukan Allah dengan makhluknya.
Dengan bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah, kita wajib meyakini apa yang dibawanya, yaitu Al Qur’an, berikut penjelasan dan contoh yang dia berikan, yaitu sunnah Nabi. Selain meyakini, kita juga harus mengamalkannya dengan mentaati perintahnya dan menjauhi larangannya serta beribadah kepada Allah SWT sesuai dengan yang dicontohkannya (sesuai syari’at).
Kita wajib meyakini bahwa Nabi Muhammad adalah Nabi dan Rasul terakhir yang harus kita contoh dan ikuti.
”Bukanlah Muhammad itu bapak salah seorang laki-laki di antara kamu tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup Nabi-nabi” [QS Al Ahzab:40]
Rasulullah SAW: “Rantai Kerasulan dan Kenabian telah sampai pada akhirnya. Tidak akan ada lagi rasul dan nabi sesudahku”. (Tirmidhi, Kitab-ur-Rouya, Bab Zahab-un-Nubuwwa; Musnad Ahmad; Marwiyat-Anas bin Malik).
Artinya jika setelah Nabi Muhammad ada yang mengaku sebagai Nabi dan berusaha menyampaikan ajaran Islam melalui versinya, kita wajib mengingkarinya karena sesungguhnya mereka adalah pendusta dan ajaran Islam sudah sempurna:
“Akan ada pada umatku 30 pendusta semuanya mengaku nabi, dan saya penutup para Nabi dan tidak ada nabi setelahku” [Abu Daud]
“Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu…” [Al Maa-idah:3]
Kita wajib meyakini kebenaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW karena beliau mendapat wahyu dan bimbingan langsung dari Allah. Selain itu beliau sebagaimana para Nabi lainnya terjaga dari dosa (maksum) karena begitu ada kesalahan sedikit langsung mendapat teguran dari Allah SWT dan bertobat.
Makna Syahadat Bagiku.
Syahadat bagiku bukan hanya sebuah ikrar, tapi merupakan sebuah pencerahan, sebuah perjuangan panjang dan sebuah penemuan makna kebenaran yang hakiki. Syahadat merupakan gerbang baru mengenal Tuhanku dan Rasulku. Dan itu aku dapati dengan sebuah perjuangan yang berat, karena setahun yang lalupun aku belum mengenal Syahadat dengan baik. Setahun yang lalu jiwa ini masih dipenuhi pola pikir seorang agnostik, setahun yang lalu jiwa ini masih tersesat dan belum menemukan dan mengenal Islam dengan dekat. Hingga akhirnya aku ber-syahadat. Mengucapkannya dan berusaha memaknainya.
Dari kalimat yang terlihat sederhana itu ternyata mengandung makna yang teramat luas dan sebuah konsep yang sangat kompleks. Konsep yang pokok dalam Islam ialah bahwasanya seluruh alam ini, Tuhanlah yang telah menjadikan, menguasai dan mengawasinya, bahwasanya Dia adalah Maha Tunggal, tidak ada yang menyertai dalam kesucian-Nya. Dia telah menciptakan manusia dan menentukan ajalnya, dan bahwasanya Allah s.w.t. telah menyediakan untuk seluruh alam jalan hidup yang lurus, sekaligus memberikan kebebasan mutlak kepada hamba-Nya untuk mengikuti atau mengingkarinya. Barang siapa yang mengikuti jalan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang Muslimin dan Mukminin, dan barangsiapa yang tidak mengikutinya, maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir yang mengingkari kebenaran.
Lalu bagaimana makna Syahadat bagi kalian yang sudah diberi anugerah Islam sejak lahir? Apakah sekedar kalimat yang tiap hari diucapkan tanpa makna?
~~~~~
Artikel ini ditulis untuk mengikuti "Lomba Menulis Artikel Forum Islam & Forum Bahasa Arab" di https://indonesiaindonesia.com
Info lengkap klik Lomba Menulis Artikel Forum Islam dan Forum Bahasa Arab
Beruntunglah bagi orang-orang yang dari lahir sudah ditanamkan Islam di dalam jiwanya. Tapi dari situ terkadang orang lupa apa makna syahadat, karena si Islam dari lahir tersebut tidak pernah merasakan bagaimana terkadang bagi sebagian orang lainnya mengenal, memaknai lalu mengucapkan syahadat itu harus dilewati dengan perjuangan yang berat.
Buat sebagian orang, syahadat, tanpa disadari, seperti angin lalu. Mungkin karena dari kecil sudah mengenalnya. Tapi bagi sebagian orang, syahadat bukan hanya sekedar 2 kalimat, tapi bermakna segalanya. Dan hal itu mungkin terjadi karena perjuangan mengenal syahadat untuk kemudian mengucapkannya itu demikian beratnya. Tidak semudah berkata-kata, tapi mengandung makna yang teramat dalam. Yang terkadang dilewati dengan cucuran air mata dan tetesan darah.
Syahadat Pertama
Syahadat pertama, “Laa ilaaha illallahu” artinya “Tidak ada Tuhan selain Allah.” Artinya dia hanya menyembah Allah dan tidak menyembah yang lain sebagai sekutu Allah. Dia hanya mentaati perintah Allah. Bukan mentaati perintah yang lain sehingga akhirnya justru mengingkari perintah Allah. Kalimat ini disebut kalimat Tauhid.
Kalimat Tauhid Adalah Inti Ajaran Para Nabi.
Katakanlah: “Hai manusia sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu semua, yaitu Allah Yang mempunyai kerajaan langit dan bumi; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia…” [QS 7:158]
Sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya lalu ia berkata: “Wahai kaumku sembahlah Allah, sekali-kali tak ada Tuhan bagimu selain-Nya.” Sesungguhnya (kalau kamu tidak menyembah Allah), aku takut kamu akan ditimpa azab hari yang besar (kiamat). [QS 7:59]
Dan (Kami telah mengutus) kepada kaum ‘Aad saudara mereka, Hud. Ia berkata: “Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain dari-Nya. Maka mengapa kamu tidak bertakwa kepada-Nya?” [QS 7:65]
Banyak lagi ayat Al Qur’an yang menyebut para Nabi mengajak kaumnya dengan kalimat Tauhid agar hanya menyembah Allah dan tidak mempersekutukannya.
Tauhid inilah yang utama didakwahkan oleh ummat Islam ke seluruh manusia sehingga mereka mengucapkan 2 kalimat syahadat dan meyakininya sepenuh hati.
LAA ILAAHA ILLALLAH adalah asas dari Tauhid dan Islam dengannya terealisasikan segala bentuk ibadah kepada Allah dengan ketundukan kepada Allah, berdoa kepadanya semata dan berhukum dengan syariat Allah.
Seorang ulama besar Ibnu Rajabb mengatakan: Al ilaah adalah yang ditaati dan tidak dimaksiati, diagungkan dan dibesarkan dicinta, dicintai, ditakuti, dan dimintai pertolongan harapan. Itu semua tak boleh dipalingkan sedikit pun kepada selain Allah. Kalimat LAA ILAAHA ILLALLAH bermanfaat bagi orang yang mengucapkannya selama tidak membatalkannya dengan aktifitas kesyirikan.
Rasulullah pernah bersabda,
“Barang siapa yang mengucapkan LAA ILAAHA ILLALLAH dengan ikhlas maka akan masuk ke dalam surga” ( HR Ahmad)
Yang dimaksud dengan ikhlas di sini adalah mereka yang memahami, mengamalkan dan mendakwahkan kalimat tersebut sebelum yang lainnya, karena di dalamnya terkandung tauhid yang Allah menciptakan alam karenanya. Rasul mengajak paman beliau Abu Thalib, Ketika maut datang kepada Abu Thalib dengan ajakan “wahai pamanku ucapkanlah LAA ILAAHA ILLALLAH sebuah kalimat yang aku akan jadikan ia sebagai hujah di hadapan Allah” namun Abu Thalib enggan untuk mengucapkan dan meninggal dalam keadaan musyrik.
Syahadat Kedua
Syahadat kedua, ”Muhammaddur rasulullah” artinya Muhammad adalah utusan Allah. Dengan syahadat ini, ummat Islam meski meyakini adanya rasul lain seperti Adam, Nuh, Ibrahim, Musa, Isa, dan sebagainya namun hanya mengikuti ajaran Nabi Muhammad SAW sebagai rasul. Ini karena ajaran para rasul lain sudah diselewengkan oleh pengikutnya sehingga justru bertentangan dengan ajaran yang aslinya seperti mempersekutukan Allah dengan makhluknya.
Dengan bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah, kita wajib meyakini apa yang dibawanya, yaitu Al Qur’an, berikut penjelasan dan contoh yang dia berikan, yaitu sunnah Nabi. Selain meyakini, kita juga harus mengamalkannya dengan mentaati perintahnya dan menjauhi larangannya serta beribadah kepada Allah SWT sesuai dengan yang dicontohkannya (sesuai syari’at).
Kita wajib meyakini bahwa Nabi Muhammad adalah Nabi dan Rasul terakhir yang harus kita contoh dan ikuti.
”Bukanlah Muhammad itu bapak salah seorang laki-laki di antara kamu tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup Nabi-nabi” [QS Al Ahzab:40]
Rasulullah SAW: “Rantai Kerasulan dan Kenabian telah sampai pada akhirnya. Tidak akan ada lagi rasul dan nabi sesudahku”. (Tirmidhi, Kitab-ur-Rouya, Bab Zahab-un-Nubuwwa; Musnad Ahmad; Marwiyat-Anas bin Malik).
Artinya jika setelah Nabi Muhammad ada yang mengaku sebagai Nabi dan berusaha menyampaikan ajaran Islam melalui versinya, kita wajib mengingkarinya karena sesungguhnya mereka adalah pendusta dan ajaran Islam sudah sempurna:
“Akan ada pada umatku 30 pendusta semuanya mengaku nabi, dan saya penutup para Nabi dan tidak ada nabi setelahku” [Abu Daud]
“Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu…” [Al Maa-idah:3]
Kita wajib meyakini kebenaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW karena beliau mendapat wahyu dan bimbingan langsung dari Allah. Selain itu beliau sebagaimana para Nabi lainnya terjaga dari dosa (maksum) karena begitu ada kesalahan sedikit langsung mendapat teguran dari Allah SWT dan bertobat.
Makna Syahadat Bagiku.
Syahadat bagiku bukan hanya sebuah ikrar, tapi merupakan sebuah pencerahan, sebuah perjuangan panjang dan sebuah penemuan makna kebenaran yang hakiki. Syahadat merupakan gerbang baru mengenal Tuhanku dan Rasulku. Dan itu aku dapati dengan sebuah perjuangan yang berat, karena setahun yang lalupun aku belum mengenal Syahadat dengan baik. Setahun yang lalu jiwa ini masih dipenuhi pola pikir seorang agnostik, setahun yang lalu jiwa ini masih tersesat dan belum menemukan dan mengenal Islam dengan dekat. Hingga akhirnya aku ber-syahadat. Mengucapkannya dan berusaha memaknainya.
Dari kalimat yang terlihat sederhana itu ternyata mengandung makna yang teramat luas dan sebuah konsep yang sangat kompleks. Konsep yang pokok dalam Islam ialah bahwasanya seluruh alam ini, Tuhanlah yang telah menjadikan, menguasai dan mengawasinya, bahwasanya Dia adalah Maha Tunggal, tidak ada yang menyertai dalam kesucian-Nya. Dia telah menciptakan manusia dan menentukan ajalnya, dan bahwasanya Allah s.w.t. telah menyediakan untuk seluruh alam jalan hidup yang lurus, sekaligus memberikan kebebasan mutlak kepada hamba-Nya untuk mengikuti atau mengingkarinya. Barang siapa yang mengikuti jalan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang Muslimin dan Mukminin, dan barangsiapa yang tidak mengikutinya, maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir yang mengingkari kebenaran.
Lalu bagaimana makna Syahadat bagi kalian yang sudah diberi anugerah Islam sejak lahir? Apakah sekedar kalimat yang tiap hari diucapkan tanpa makna?
~~~~~
Artikel ini ditulis untuk mengikuti "Lomba Menulis Artikel Forum Islam & Forum Bahasa Arab" di https://indonesiaindonesia.com
Info lengkap klik Lomba Menulis Artikel Forum Islam dan Forum Bahasa Arab