[Biografi] Margaretha Geertruida “Grietje” MacLeod Zelle a.k.a Double Agent

Kalina

Moderator
Margaretha Geertruida “Grietje” MacLeod Zelle a.k.a Mata Hari (Double Agent)

159.jpg


Mata Hari adalah nama panggung dari Margaretha Geertruida “Grietje” MacLeod Zelle (7 August 1876, Leeuwarden – 15 October 1917, Vincennes), seorang penari eksotis Belanda dan pelacur yang dieksekusi oleh regu tembak yang dituduh sebagai mata-mata selama Perang Dunia I. Margaretha Geertruida Zelle lahir di Leeuwarden, Friesland di Belanda, anak tertua dari empat bersaudara dari Adam Zelle (2 Oktober 1840, Leeuwarden – 13 Maret 1910, Amsterdam) dan istri pertamanya Antje van der Meulen (21 April 1842, Franeker – 9 Mei 1891, Leeuwarden). Ayahnya memiliki sebuah toko topi dan berinvestasi dalam industri minyak dan menjadi cukup kaya. Pada tahun 1889 ayah Margaretha bangkrut dan orangtuanya bercerai. Ibu Margaretha meninggal pada 1891. Ayahnya menikah lagi di Amsterdam pada 9 Februari 1893 dengan Susanna Catharina ten Hoove (11 Maret 1844, Amsterdam – 1 Desember 1913, Amsterdam). Margaretha pindah tinggal bersama orang tua asuhnya, Heer Visser, di Sneek tapi tidak lama terus pindah kerumah pamannya di Den Haag. Pada usia 18 tahun Margaretha menikahi Kolonial perwira Angkatan Darat Belanda Rudolf John MacLeod (1 Maret 1856, Heukelum – 9 January 1928 Velp) di Amsterdam pada tanggal 11 Juli 1895. Ia adalah putra dari MacLeod John Brienen dan Louisa Dina Frijherrine Sweerts de Landas. Mereka pindah ke Jawa di Hindia Belanda sekarang Indonesia dan memiliki dua anak, Norman-John dan Jeanne-Louise. Pernikahanya berakhir dengan buruk karena suaminya adalah pecandu minuman keras yang membuat Margaretha frustrasi dan meninggalkannya sementara, hidup Bersama Van Rheedes yang juga seorang petugas Belanda. Selama berbulan-bulan ia belajar tradisi Indonesia, bergabung dengan sanggar tari. Pada tahun 1897 ia menggunakan nama panggung Mata Hari.


160.jpg


Atas desakan MacLeod Margaretha kembali kepadanya meskipun sikapnya tidak berubah. Anak mereka Norman meninggal pada tahun 1899 yang kemungkinan karena komplikasi pengobatan sifilis. Beberapa sumber menyatakan bahwa salah satu musuh Rudolf mungkin telah meracuni makan malam untuk membunuh kedua anak mereka. Setelah pindah kembali ke Belanda mereka berpisah pada 1902 dan bercerai pada 1906 dan anak perempuanya meninggal pada usia 21, yang kemungkin juga dari komplikasi yang berhubungan dengan sifilis). MacLeod kemudian menikah dua kali Pada tahun 1903, Margaretha pindah ke Paris, di mana dia tampil sebagai penunggang kuda di sirkus dengan menggunakan nama Lady MacLeod. Berjuang untuk mencari nafkah ia juga berpose sebagai sebuah model artis. Pada 1905 ia mulai terkenal sebagai penari eksotis saat itulah ia mengambil nama panggung Mata Hari. Ia berpose untuk foto provokatif dan berbaur di kalangan kaya. Mata Hari juga seorang pelacur yang sukses. Dia memiliki hubungan dengan pejabat militer berpangkat tinggi, politisi dan orang-orang yang berpengaruh di banyak negara, termasuk putra mahkota Jerman.


Double Agent


164.jpg


Selama Perang Dunia I Belanda adalah negara netral. Margaretha Zelle secara bebas melintasi dibeberapa negara. Untuk menghindari medan perang dia bepergian antara Perancis dan Belanda melalui Spanyol dan Britania dan gerakan-nya pasti menarik perhatian. Dia adalah seorang pelacur dikalangan perwira militer sekutu pada waktu itu. Ketika diwawancarai oleh petugas intelijen Inggris, dia mengaku bekerja sebagai agen intelijen militer Perancis, meskipun tidak ada konfirmasi pada cerita itu. Tidak jelas apakah dia berbohong apa tidak, dan pihak Perancis tidak mengakuinya. Pada bulan Januari 1917, atase militer Jerman di Madrid mengirim pesan radio ke Berlin melaporkan tentang mata-mata Jerman dengan kode nama H-21. Agen intelijen Prancis mengetahui dan mengidentifikasi H-21 sebagai Mata Hari. Pada tanggal 13 Februari 1917, Mata Hari ditangkap di kamarnya di Hotel Plaza Athenee di Paris. Dia diadili dituduh sebagai mata-mata Jerman yang menyebabkan kematian paling sedikit 50.000 prajurit. Dia ditemukan bersalah dan dihukum mati oleh regu tembak pada tanggal 15 Oktober 1917 pada usia 41. Biografi Pat Shipman’s Femme Fatale berpendapat bahwa Mata Hari tidak pernah menjadi agen ganda, ia digunakan sebagai kambing hitam oleh kepala kontra-spionase Prancis. Georges Ladoux telah bertanggung jawab untuk merekrut Mata Hari sebagai mata-mata Perancis dan kemudian ditangkap karena menjadi agen ganda sendiri. Fakta-fakta kasus ini tetap tidak jelas, karena dokumen resmi tentang eksekusi disegel selama 100 tahun, meskipun pada tahun 1985, penulis biografi Russell Warren Howe berhasil meyakinkan Menteri Pertahanan Nasional Perancis untuk membuka file tersebut. Terungkap bahwa Mata Hari tidak bersalah atas tuduhan spionase nya.

sumber: WikiPedia, Google, Wordpress
 
Last edited:
Bls: [Sejarah] Margaretha Geertruida “Grietje” MacLeod Zelle a.k.a Mata Hari (Do

Foto-Foto... dari google..

Black & White

IN6884419circa-1905-_76884s.jpg


mata%20hari.jpg


Mata_Hari.jpg


mata-hari.jpg


Matahari.jpg


colorfull

Mata%20Hari%205.jpg


greetje.jpg


Mata-Hari-6web.jpg


MataHari.jpg


mata-hari-blogg.jpg


gw pribadi merinding liat mukanya.. -_-a
 
Bls: [Sejarah] Margaretha Geertruida “Grietje” MacLeod Zelle a.k.a Double Agent

Aku lengkapi dengan menambah artikel ya, Non Kalin?
Kebetulan aku punya beberapa catatan soal ini di komputerku...

==============

Lima Tahun Di Indonesia

Mata Hari terlahir dengan nama Margaretha Geertruida Zelle, semasa kecil dipanggil dengan nama Grietje. Ia lahir di Leeuwarden, Friesian, Belanda, pada 7 Agustus 1876, saat ayahnya, Adam Zelle, berusia 36 dan ibunya, Antje Johannes van der Meulen, berusia 34.
Grietje mempunyai tiga adik, Johannes Henderikus (1878) dan si kembar Cornelis Coenraad, Arie Anne (1881).

Adam Zelle adalah seorang pengusaha dan pembuat topi. Di zaman di mana semua orang, baik pria mau pun wanita menggunakan topi, bisnisnya lumayan sukses membuat Adam hidup lebih dari berkecukupan. Sekali waktu ia dipilih sebagai salah satu pengawal kehormatan saat raja Willem III berkunjung pada 1873. Kehormatan itu dirayakan dengan meminta pelukis A. Martin membuat portret dirinya dalam kostum kebesaran itu. Agaknya lukisan ini berperan besar dalam hidup Grietje, dalam perjalanan hidupnya ia lebih memilih lelaki beruniform dibanding yang lain.

Mengenai Antje, ibunya, tidak ada keterangan lebih banyak. Beberapa biografer menyatakan ibunya berasal dari Jawa, namun jika dilihat dari akte kelahiran dan silsilahnya tidak ada nama-nama Jawa, atau yang lahir di Jawa. Saat Grietje berusia 6 tahun, mereka sekeluarga pindah ke area perumahan besar dan tertua di Leeuwarden.

Setelah 5 tahun masa-masa menyenangkan di sana, bisnis Adam kemudian mulai menurun. Kesulitan finansial makin sering dialami, dan akhirnya dinyatakan bangkrut pada 1889. Ia titipkan anak isterinya tinggal bersama ibu dan ketiga adiknya di sebuah rumah susun. Tak lama mereka pun bercerai. Delapan bulan kemudian, 10 Mei 1891, ibunya meninggal dunia, saat Grietje berusia 14 tahun.

Grietje kemudian mengikuti sebuah kursus guru taman kanak-kanak. Usai kursus ia bekerja di Leiden. Tapi tidak lama kemudian ia dikeluarkan, karena memadu kasih dengan kepala sekolah. Grietje lalu tinggal bersama pamannya di Den Haag.

Akhir Pebruari 1895, sebuah iklan di koran menarik perhatiannya: “Seorang perwira yang sedang pulang cuti dari Hindia Belanda ingin berkenalan dengan wanita berkarakter menyenangkan —untuk dinikahi.” Iklan tersebut dipasang oleh teman Rudolph MacLeod tanpa sepengetahuannya. Singkat cerita, Grietje, 19 tahun, menikah dengan Rudolph, 38 tahun, pada 11 Juli 1895. Setahun kemudian lahir Norman John, pada 30 Januari 1897.

1 Mei 1897 keluarga baru ini bertolak ke pulau Jawa. Mereka ditempatkan di Ambawara, Jawa Tengah, kemudian Tumpung, Jawa Timur di mana pada 2 Mei 1898 Grietje melahirkan Jeanne Louise yang lebih dikenal dengan nama Non, panggilan orang-orang lokal terhadapnya.

Setahun kemudian mereka dipindah ke Medan. Sebagai komandan garnisun, Rudolph mendapat rumah yang luas. Gaya hidup Grietje mulai disesuaikan dengan posisi suaminya, pakaian-pakaian mode terakhir yang dikirim dari Amsterdam; fasih berbahasa Jerman, Prancis, Inggris, Melayu; bermain piano; berdansa dan menari…

27 Juni 1899 datang kemalangan. Ketika tiba di rumah, Grietje mendapati kedua anaknya menjerit-jerit kesakitan. Tubuh mereka melintir-lintir di tempat tidur. Rudolph berlari memanggil dokter. Norman kecil yang baru berusia 2 tahun sudah meninggal dunia ketika dokter tiba. Non berhasil diselamatkan. Kedua anak itu diracun, entah oleh siapa. Diperkirakan oleh orang lokal yang sakit hati terhadap Rudolph.
Mereka tenggelam dalam kesedihan, penyesalan, dan saling menyalahkan. Rudolph ditarik kembali ke Jawa.

Kehidupan perkawinan mereka goyah. Rudolph bermabuk-mabukan, Grietje mengusir kesedihan dengan membaca kisah-kisah Hindu. Pada 1902 Rudolph memutuskan untuk kembali ke Belanda. Di Amsterdam mereka bercerai, Non diasuh oleh ayahnya.

Grietje kini sendiri. Tanpa uang, tanpa pekerjaan. Oktober 1903, ia mencoba peruntungan dengan pergi ke Paris, kota paling gemerlap bagai lilin menarik perhatian laron-laron. Pekerjaan yang dicobanya adalah menjadi model. Namun takada yang tertarik untuk melukis wajahnya, mereka menginginkan model lukisan telanjang.

Kehabisan uang, ia pun kembali ke Amsterdam. Bukan putus asa. Medannya sudah ia amati, dan agaknya ia melihat ada peluang di sana. Segera ia kembali ke Paris. Ia menjadi model pelukis Octave Guillonnet, setengah telanjang. Grietje tak pernah mau memperlihatkan buah dadanya, Octave mendesain kostum khusus untuknya. Grietje pun melansir kisah bahwa ia adalah korban dari suami yang pencemburu, putingnya digigit suami agar tidak menarik lagi bagi orang lain.

Ia juga memulai karir sebagai penari. Debutnya sebagai Lady MacLeod, the oriental dancer, diawali di salon Madame Kireevsky yang ternyata kemudian membawanya pada kemasyhuran dan kematian yang legendaris.

source:
Buku Mata Hari: The True Story, karangan Russell Warren Howe.


-dipi-
 
Bls: [Sejarah] Margaretha Geertruida “Grietje” MacLeod Zelle a.k.a Double Agent

Another Story About Mata hari.

Matahari pagi itu muncul jam 06.11.
Semua yang hadir mengenakan mantel tebal, menahan dinginnya pagi Oktober 1917.

“Ce n’est pas nécessaire“ tolaknya dengan nada dan gaya seorang Lady, saat sang komandan regu menawarkan penutup mata.

Jam 06.15 duabelas tembakan mengelegar.
Mata Hari tak ada lagi.

Duabelas tahun sebelumnya, 13 Maret 1905, ia dikerumuni penggemar dan wartawan. Performansi tarinya di Museum Guimet, Paris, merupakan inovasi yang menghebohkan kalangan elite Paris. Berlatar patung Dewa Shiwa, terbalut dalam kostum mirip wayang, ia menari setengah telanjang.
Sang penari bercerita bahwa namanya Mata Hari, dari bahasa Sansekerta diterjemahkan sebagai “the eye of the dawn”. Bahwa dirinya berasal dari India Selatan, dari keluarga kasta Brahma, bahwa sejak kecil dirinya dididik untuk menari di candi Shiwa. Bahwa tari-tarian yang tak pernah dipertunjukkan di luar candi adalah keahliannya.

Mata Hari segera menjadi buah bibir. Berbagai pose fotonya dalam kostum tari beredar luas hingga diproduksi menjadi kartu pos. Ia kebanjiran pesanan untuk menari dari salon ke salon. Adalah trend bagi para aristokrat waktu itu untuk menyediakan salon sebagai tempat menjamu kalangan elite, memamerkan koleksi senirupa, minum-minum, membaca bersama, atau menyaksikan performansi eksklusif.

Mata Hari sangat populer di antara para Duta Besar dan kalangan aristokrat Eropa. Ia pun tampil di pentas besar Olympia Theatre Paris, disusul dengan pertunjukan di berbagai kota di Spanyol, Monako, Austria, Italia, Mesir. Eksotisme Asia yang ditonjolkannya menjadi daya tarik tersendiri. Sedangkan tariannya yang erotis, selendang transparan yang sesekali menyingkap di antara gerak tarinya, membuat penasaran banyak lelaki.

Mata Hari —di luar pentas ia adalah Lady McLeod, seorang janda— dengan mudah memilih lelaki yang diingininya. Dikabarkan banyak tokoh penting pernah menjadi kekasihnya, di antaranya Jules Cambron – Menteri Luarnegeri Prancis; Adolphe-Pierre Messimy - Menteri Perang Prancis, Putra Mahkota Jerman; Van der Linden – Perdana Menteri Belanda; Duke of Brunswick; Von Jagow – Menteri Luarnegeri Jerman, Baron Henri de Rothschild; komposer Giacomo Puccini; komposer Jules Massenet.

Gaya hidup Mata Hari berkelebihan mewah. Ia pun dianggap orang sebagai seorang courtesan, pacar atau gundik dari seorang bangsawan, atau sebagai femme fatale, wanita yang memiliki daya pikat mematikan sebagaimana Delilah atau Cleopatra. Gambaran itu begitu kuat, sampai ada yang menyatakan “hingga tahun-tahun pertama Perang Dunia I, Mata Hari menari di antara hati dan dompet para pejabat militer dan negarawan yang peta politis dan geografisnya beragam.” Imitator Mata Hari pun bermunculan. Moulin Rouge di daerah lampu merah Paris sejak 1907 mulai menampilkan striptease. (Moulin Rouge dikenal dengan tingkah para wanita bergaya vulgar, cikal bakal gaya tari can-can.)

Pada 1908 boleh dibilang setiap elite Eropa sudah pernah menyaksikan performansi Mata Hari. Pertengahan 1910 ia berhenti menari, tinggal di sebuah kastil besar di Chateau de la Doree atas biaya Russeau, seorang bankir. Ia kembali ke pentas pada 1912 ada dua performansi ballet di La Scala, Milano, Italia. Kemudian tinggal di sebuah villa di pinggiran Paris, di tamannya menyelenggarakan performansi bersama Inayat Khan, seorang sufi yang berdakwah keliling dunia melalui musiknya.


-dipi-
 
Bls: [Sejarah] Margaretha Geertruida “Grietje” MacLeod Zelle a.k.a Double Agent

Lanjutan...

Mata Hari berada di Berlin sejak awal 1914, bersama Alfred Kiepert, petinggi militer Jerman, bulan Mei dikabarkan berhubungan dengan Von Jagow, Menteri Luarnegeri Jerman. Sebulan kemudian seluruh Eropa terguncang: Putra Mahkota Austria dan isterinya pada 28 Juni ditembak mati di Sarajewo (Bosnia). Ketika Austria menuduhnya sebagai pelaku dan memberi ultimatum, Serbia meminta bantuan Rusia. Jerman pun menyokong Austria. 4 Agustus Jerman menduduki Belgia yang berada dalam perlindungan Inggris, pecahlah Perang Dunia I. Jerman-Austria di satu sisi, Inggris dibantu Rusia dan Prancis di sisi lain.

Mata Hari pindah ke Amsterdam, menyewa rumah dibiayai Baron van de Cappellen, seorang kolonel kavaleri Belanda. Dalam beberapa kesempatan ia berhasil mondari mandir antara Belanda dan Perancis untuk mengambil barang-barangnya. Saat itu ia bertemu dan jatuh cinta pada seorang tentara Rusia, Vladimir Masloff.

Vladimir terluka di medan perang dan dirawat di rumahsakit. Saat mengurus surat izin agar bisa mengunjungi Vladimir, Mata Hari berurusan dengan Kapten George Ladoux. Kepala biro urusan spionase itu membujuknya agar bersedia memata-matai Jerman dengan imbalan uang. Beberapa hari kemudian tawaran itu diterima Mata Hari.

Nopember 1916 Mata Hari ditugasi mendekati Jenderal Moritz Ferdinand von Bissing yang berada di Belgia. Situasi perang membuat perjalanan ke Belgia yang berbatasan dengan Prancis harus memutar melalui Inggris. Saat itu Inggris sedang mengincar seorang mata-mata Jerman yang hanya diketahui bernama Clara Benedict. Setiap wanita asing diawasi ketat, saat Mata Hari menaiki kapal yang akan berangkat ke Belgia, intelijen Inggris menangkapnya. Usai interogasi, Mata Hari ditugaskan ke Spanyol.

Setiba di Madrid pada Desember 1916, Mata Hari pun mendekati Mayor Arnold von Kalle, Atase Militer Jerman. Ia mendulang informasi dan meneruskannya ke intelijen Prancis, kepada Kalle diberinya informasi tentang Prancis. Mata Hari kembali ke Paris awal Januari 1917.

Sementara itu, intelijen Prancis menangkap pesan rahasia yang dikirim Kalle ke Berlin tentang informasi dari agen berkode H21. Isi informasi itu tidak membahayakan Prancis, namun tercantumnya kode H21 membawa pada kesimpulan bahwa Mata Hari adalah agen Jerman.

13 Pebruari 1917, Mata Hari ditangkap. Setelah menjalani interogasi dan mendekam selama enam bulan, ia disidangkan pada 24 Juli dan divonis bersalah. Hukuman mati dilaksanakan pada 15 Oktober 1917.

Berita eksekusi Mata Hari tersebar ke seluruh dunia. Situasi perang dan kasus mata-mata ganda menyebabkan semua detil tentang Mata Hari tertutup rapat. Juga mereka yang pernah mengenalnya belum tentu berani atau mau menceritakan kejadian sebenarnya.

Kisah Mata Hari yang dimulai oleh Mata Hari sendiri dengan berbagai fantasi yang berkaitan dengan asal-usulnya, terus berlanjut hingga kini. Kisah hidupnya penuh fantasi dan asumsi. Mata Hari menjadi sinonim dari mata-mata wanita. Ia menjadi mitos.

Ada ratusan biografi Mata Hari —berbagai versi, fiksi, non-fiksi atau kombinasinya berupa buku, film, teater— secara berkala muncul bergantian sejak 1920. Menyusuri kebenaran kisah hidupnya menjadi sangat sulit. Karenanya novelis Judith Rossner, sutradara Robert Altman, dan mungkin masih ada lagi yang lain, mengurungkan niat membuat biografi Mata Hari yang diniatkan sesuai dengan keadaan sebenarnya.


-dipi-
 
Bls: [Sejarah] Margaretha Geertruida “Grietje” MacLeod Zelle a.k.a Double Agent

berarti.. dy sempat tinggal di Indonesia dalam kurun waktu selama itu, ya? wow...

eh, non Dipi selaku mod forum Sejarah.. maap ya, kalo fotonya agak vulgar gt.. tp kalin udah usahakan semaksimal mungkin tidak mengambil yang bottomless.. gila aja di google.. tanpa underwear!!
 
Back
Top