[Cerpen] Kesempatan yang Tidak Aku Miliki

princess_newbie

New member
" aku buta "
mendengarnya mengatakan hal itu aku terdiam di balik ponselku. apa karena ini? dia selalu menghindariku? apa karena ini? dia selalu menolak untuk kutemui?

"knp kamu diem? aku tahu, semua orang juga sama pada akhirnya. ninggalin gw karena gw BUTA." teriaknya kembali di sebrang telfon.

sementara aku hanya terus diam, berusaha menenangkan pikiranku yang berlarian entah kemana...

-- tut tut tut -- suara telfon terputus,

aku kalut,
aku terduduk diam di balik kursi kerjaku, dengan ponsel yang tak berpindah dari posisinya di telingaku. Ada apa ini? selama ini yang aku tahu dia sosok yang begitu sempurna..

ku kirimi dia sms, "Hei, jangan karena ini kamu menjauhiku. iya aku memang terkejut. tapi apa yang salah dengan semua itu? tidak ada." sangat lama ku buat sms itu, berkali kali ku hapus namun ku buat lagi.. seakan bimbang. namun akhirnya ku lihat laporan -Sent- dari layar ponselku.
dan tak ada jawaban...
kembali kubuat sms,

To: k' Arya

---------
ayolah, siapapun tdk ad yg mau jdi seprt itu.
tpi bkan brarti hrus lari ketika kita tahu kitalah.. si tak sempurna itu,

bukakan pintu rumah untku malam ini,
aku mau mampir.

-kalau blh,
--------------


-sent-


***************
Arya, seorang laki-laki dewasa yang ku kenal sejak 3 bulan yang lalu. Aku selalu melihatnya diam-diam semenjak ia pindah rumah dan menjadi tetangga baruku.
Tapi semenjak tinggal disana - 2 rumah dari rumahku - aku melihatnya selalu sendirian. Duduk di atas tanah beranda rumahnya dan menatap keaarah awan, melihat matahari.
Apa yang sebenarnya dia lihat waktu itu, sebenarnya aku tidak tahu, aku hanya mengira-ngira saja.

Aku mengantar bunga dari toko bunga ibuku kerumahnya setiap hari, sesuai pesanannya, namun tiap kali aku mengunjungi rumahnya -disana selalu sepi. Disana hanya kutemui seorang wanita paruh baya -mungkin pembantunya- dan dia. Lalu dimana ayahnya? dan dimana ibunya? apakah dia punya seorang adik?? tapi semua itu hanya pertanyaan dalam hatiku saja.

Suatu hari kuberanikan diri menitipkan nomor ponselku untuknya pada Bu Ida -pembantunya-. Dan semenjak itu aku merasakan aku mulai dekat dengannya, meski hanya lewat ponsel. Karena dia selalu menghindariku ketika aku kerumahnya.

mungkin dia belum terbiasa,
mungkin dia hanya butuh waktu,
mungkin,,,
mungkin,..

kutanamkan semua kata mungkin yang bisa menyanggah rasa ingin tahuku mengapa dia selalu menghindariku. melihat kearahku-pun dia tidak pernah,
*******************

Malam hari setelah sms terakhirku untuknya,


aku berdiri di depan pintu rumahnya. mengetuk-ngetuk tapi tak ada yang membuka.
aku menunggu,

kembali mengetuk pintu.
tak ada yang membuka.

ku ambil ponselku, ku telfon dia.
yang ku dengar hanya nyanyian membencikan. memberi tahuku bahwa ponsel miliknya tidak nyala.

ku ketuk sekali lagi dengan suara yang mulai sumbang karena merasa sedikit putus asa.

"Pulanglah, Gw nggak mau nemuin siapapun. Gw nggak butuh siapapun." terdengar suara lirihnya yang terdengar semakin lirih karena harus melewati celah2 pintu kayu.

"Ka, aku datang, aku mau bicara." mohonku tak kalah putus asanya dengan ketukan pintuku yg terakhir tadi.

"Pulanglah, jangan lagi ajak aku bicara." sergahnya dengan nada mulai merendah.

aku tak mau meninggalkan tempatku berdiri, meski mataku mulai berat. maka aku tak bergeming.

"Pulang dan lupakan. Jangan menyiksa diri!" hardiknya segera setelah tau aku tak juga beranjak dari sana dengan suara kaku.

"Kaa," aku memohon, memintanya mendengarkanku, memberiku kesempatan. "aku nggak menyiksa siapapun, aku juga nggak ingin membuat orang lain menyiksa diri sendiri karena dia merasa sudah menyiksaku."

dia diam.

"aku............." kataku terputus, bingung.. kebingungan mencari - cari apa yang bisa meyakinkan dirinya aku menyayanginya. "Ka, aku sayang kamu 'ka."

dan dia hanya terus diam. kecuali suara dengusan nafas kesal yang terbisik di dekat pintu. membuatku semakin terlihat bodoh.

ponselku berdering, suara ada yg menelfon. Arya.

"dengar, jangan ajak aku bicara lagi. karena semenjak itu aku mulai rindu kamu. aku ingin dengar tawa kamu. suaramu menggangguku, tapi aku suka. sekarang pulanglah."
aku masih tak mengerti apa yang dia bicarakan. apa maksud yang dia katakan.

"Pulang. aku tak akan bukakan pintu."

"Lalu aku?" tanyaku meminta kepastian.

"Jangan tanyakan pada orang yang tidak tahu bagaimana dia melanjutkan hidupnya dengan benar. Tanyakan pada dirimu sendiri. Pulanglah. Aku lelah menyuruhmu pulang."



saat itu aku tahu dia tidak mengharapkanku. dia tidak menginginkan kehadiranku.

karena setelah itu, tak ada lagi jawaban saat aku menelfonnya. hanya ada nada tunggu dan nada tak terjawab.
tak ada lagi sms balasan.
tak lagi memesan bunga.
tak lagi terlihat duduk di atas tanah di beranda depan rumahnya.


padahal ada yang masih ingin aku tanyakan padanya.
*****:

saat aku mengatakan -tidak ada kesempurnaan yang dimiliki manusia. karena mereka sama. tidak sempurna.- aku salah apa?
salah apa hingga tak secuilpun kesempatan yang kamu berikan untukku -untuk bisa bersamamu?
 
Bls: [Cerpen] Kesempatan yang Tidak Aku Miliki

CerPennya koq penddeekkk banget?
Hehehe... ^__^

Kaya tau2 motong tengah2 cerita novel, tapi I Like It. . . . :-D:-D
 
Bls: [Cerpen] Kesempatan yang Tidak Aku Miliki

terimakasih,..

habs bingung mau mulai cerita dari mana..

kala diceritakan, bisa panjang.. :D
 
Back
Top