Kacamata Hantu

lala_lulu

New member
Seminggu lagi genap sudah bagi Parmin bekerja di perusahaan swasta di Jakarta. Parmin sangat beruntung, meski terbilang buta internet, tapi karena keuletannya, akhirnya mata Parmin terbuka terhadap dunia maya nan luas yang sebelumnya merupakan alam gelap bagi Parmin.

Tidak penting membahas pekerjaan Parmin, yang jelas akibat keseringan di depan monitor komputer menyebabkan Parmin sering merasakan sakit kepala. Matanya terasa sangat perih dan mengganggu saraf ke kepala sehingga jadi pening. Oleh karena itu Parmin mencoba berobat ke dokter dan hanya diberi beberapa butir obat penghilang sakit kepala. Tapi itu justru membuat Parmin ketergantungan dengan obat aspirin penghilang pening itu.

Parmin terus mencari cara untuk menuntaskan ketergantungannya terhadap obat.

"Mungkin aku perlu mencari kacamata yang cocok, nih." Gumam Parmin disela ia bekerja.

Esoknya sebelum berangkat kerja, Parmin korupsi waktu dengan datang telat ke kantor. Di perjalanan parmin singgah ke tukang loak untuk mencari kacamata yang cocok buat matanya.

"Pak, boleh coba dulu ya kacamatanya, barangkali ada yang cocok." Ujar Parmin kepada pak tua berkacamata yang dagang barang loakan di pinggir jalan itu.

"Boleh, De. Yang itu dua puluh ribu aja."

"Koq murah?" Kata Parmin sambil melihat dan menjajal kacamata bertangkai coklat muda.

"Iya, kacamata itu buat orang minus, tapi sudah 10 orang minus yang pakai engga ada yang cocok."

"Minus berapa nih?"

"Engga tau tuh, minus berapa aja yang nyoba engga ada yang pas. Tadinya bapak mau ganti lensanya aja, eh lupa melulu. Tiap mau diganti ada aja yang ganggu."

"Maksudnya?"

"Terakhir kemarin, pas bapak mau ganti lensa, tiba-tiba di depan mata bapak terjadi kecelakaan. Seorang gadis ketabrak mobil."

"Wah, aneh ya? Hmm... Kayaknya ni kacamata cocok banget buat saya. Eh, bening banget. Kok kaya engga pake kaca?"

"Ah masa? Kayak iklan di tivi aja, bersih bening seperti tanpa kaca."

"Hehehe...Bapak kok apal banget ama iklan itu?"

"Iya lah, kan bapak tiap hari nonton tivi disini" Ujar pak tua sambil menunjukkan TV monitor kecil.

"Heh, ada aja bapak ini, boleh dicoba dong, Pak."

"Boleh, gimana kacamatanya, cocok engga?"

"Bagus banget, bening! Tapi saya mau coba buat ngeliat ke monitor, kan buat kerja di depan komputer, Pak."

Pak tua ngangguk sambil menyetel tivi mini tersebut. Tampak pada monitor sebuah adegan kekerasan seorang gadis yang hendak diperkosa oleh 2 pria.
"Eh, lho... itu... itu...!" Tiba-tiba pak tua terkejut sambil menunjuk ke arah monitor, dan pssssttt.... TV mendadak hilang gambarnya jadi renyek.
"Kenapa Pak, ada apa dengan tivi itu?"

"Itu gadis kemarin yang ketabrak bus didepan sini."

"Wah, berarti gadis itu pemain dalam film tadi ya?"

"Iya ya, waah... sayang gambarnya kok jadi hilang sih, padahal kan dari kemarin gambarnya bagus, lho."

"Eh, itu pak lihat... gambarnya ada lagi."

"Tolong aku, Bang. Cuma kamu yang dapat menolong aku...." Kata gadis dalam film tersebut, lalu tiba-tiba lagi gambarnya menghilang dan tampil gambar jutaan semut alias renyek.

Parmin terkesima dengan kecantikan gadis dalam film itu. Dia termenung sejenak merasa seakan gadis itu telah berpesan langsung kepadanya meminta tolong.

"Ah, itu kan cuma film, khayalanku terlalu tinggi." Gumam Parmin.

"Berapa nih kacamatanya, Pak?"

"Duapuluh aja De."

"Tapi tivinya udah rusak ya?"

"Kenapa, mau bayarin?"

"Hehehe... nanya aja, kalo mau dijual biar saya bayar limapuluh ribu deh."
Belum sempat pak tua menjawab, datang seorang ibu berusia sekitar limapuluh tahun menghampiri.

"Pak, ada jual kacamata yang cocok nda buat anak saya?" Tanya ibu kepada pak tua.

"Boleh dipilih aja dulu Bu, silahkan." Jawab pak tua."Yaudah, limapuluhribu aja ambil De" Seru pak tua menyodorkan tivi mini kepada Parmin yang sedang merogoh saku untuk membayar kacamata yang sudah dijajalnya tadi.

"Heh, kamu yang beli kacamata itu ya?" Seru sang ibu seraya menoleh kepada Parmin dan menatap serius pada kacamata yang dikenakan oleh Parmin.

"Kenapa Bu? Apa maksud ibu dengan kacamata ini?" Jawab Parmin keheranan.

"Ibu mau belikan buat anak ibu. Tapi dia mintanya yang seperti itu."

"Lho, darimana ibu tahu kalau anak ibu minta dibelikan yang ini?"

"Maaf Nak, ceritanya panjang. Tapi firasat ibu mengatakan kacamata itu yang dimintanya."

"Oh, maaf Bu, saya kurang faham persoalan yang ibu maksud."

"Ibu mohon waktunya, Nak. Mohon kapan ada waktu datanglah ke rumah ibu, ini alamatnya." Kata ibu itu sambil menyerahkan secarik kertas berisikan alamat.

"Siapa nama kamu, Nak?"

"Parmin, Bu. Sudah ya. Terimakasih alamatnya. Kapan-kapan pasti saya akan datang ke rumah ibu."

"Oh ya, katanya kamu mau beli tivi, Nak? Biar ibu yang bayar."

"Sungguh?! Terimakasih banget Bu!" Seru Parmin kegirangan, fikirnya kapan lagi dapat kesempatan dibelikan elektronik gratis, apalagi kalau ngukur koceknya sebagai bujang dan anak kos yang pas-pasan, bisa kebeli elektronik merupakan kebahagiaan yang tiada tara baginya.

"Iya, kamu sudah ibu anggap sebagai anak, yang ibu harap kamu mau datang ke rumah ibu."

"Tentu, saya pasti datang."

Dengan riang gembira akhirnya Parmin seperti menemukan dunia baru. Kacamata yang dikenakannya memberi efek yang signifikan. Kini Parmin dapat melihat dengan tajam setiap bola mata yang melirik kepadanya. Penampilan Parmin setelah memakai kacamata nampak berubah. Parmin merasakan perubahan yang drastis!

Hampir sebulan lamanya Parmin melupakan alamat ibu yang telah membelikannya TV mini di tempat tukang loak waktu itu. TV kecil itupun tidak pernah dicobanya lagi semenjak dia jajal sendiri di tempat kos yang ternyata tidak tampil gambarnya. Parmin lebih tenggelam dengan kesenangannya terhadap kacamata tersebut.Bagaimana tidak? Diam-diam rupanya Parmin menyimpan rahasia yang dia temukan dari efek kacamata tersebut. Dengan menahan nafas selama tujuh detik saat Parmin mengenakan kacamata itu, ia menemukan keajaiban,... pandangannya dapat menembus batas wujud yang selama ini tertutupi oleh tenunan benang alias pakaian. Makanya Parmin setiap hari melakukan hal yang konyol dengan menahan nafas setiap ada wanita cantik yang melintas dihadapannya.

Bersambung.....
 
Last edited:
Back
Top