Kemelut di Partai Berbasis Islam, Indikasikan Partai Makin Diminati

nurcahyo

New member
Kemelut di Partai Berbasis Islam, Indikasikan Partai Makin Diminati

Kapanlagi.com - Wakil Ketua Dewan Pimpinan Wilayah Partai Persatuan Pembangunan (DPW PPP) Provinsi Lampung, Darwin Suralaga, mengatakan di Bandarlampung, Kamis (07/12), kemelut di tubuh partai bernafaskan Islam di Lampung mengindikasikan partai berbasis Islam itu semakin diminati.

"Saya melihat semua itu karena partai berbasis Islam prospeknya cukup menjanjikan, sehingga banyak yang ingin menjadi ketua, bahkan rela berkorban harta," ujar dia.

Kalau dulu, lanjut dia, ada pejabat yang menyumbang ke partai namun minta jangan disebutkan, sebaliknya sekarang ingin memberikan kontribusi dan berkiprah lebih mendalam.

Terkait kemelut di tubuh DPW PPP Lampung, Darwin yang mengaku sejak tahun 1978 'terjun' ke parai berlambang Ka`bah itu, mengatakan, tinggal menunggu keputusan dari DPP PPP.

"Apa pun yang akan diputuskan oleh DPP PPP, kami siap menerimanya," kata dia.

Sementara menyinggung pemecatan Ariyanto Munawar, dari Wakil Sekretaris DPW PPP Lampunga, dia mengatakan, hal itu pantas diterima mengingat Ariyanto melakukan perlawanan terhadap aturan yang ada.

"Dia dikeluarkan dari kepengurusan, bukan keanggotaan. Hal itu dilakukan karena Ariyanto satu-satunya pengurus DPW yang melakukan atau mengikuti Muswil di tempat lain, padahal DPP PPP telah memutuskan Muswil dibatalkan," katanya.

Darwin menambahkan, jika Ariyanto dan kawan-kawannya mengambilalih sidang ketika DPP membatalkan, akan lain ceritanya dan tidak dianggap melawan aturan karena masih di arena Muswil resmi yang dilakukan DPW.

Namun, Darwin mengkhawatirkan dengan belum ditetapkannya kapan DPP memberikan jawaban, bisa mengakibatkan masa kepengurusan Malhani-MC Imam Santoso habis, dan dibekukan kemudian diambilalih pusat.

"Kalau pusat menentukan seperti itu, maka habis lah kepengurusan sekarang ini," kata dia.

Kemelut partai berbasis Islam juga terjadi di tubuh PKB Lampung, bahkan untuk melakukan Muswilnya di Jakarta, setelah kegiatan di daerah mengalami kebuntuan.
 
Back
Top