oleh Wen Rui-An
yang denger-denger bercerita tentang Petualangan tiga orang pendekar yang dijuluki Tiga Perampok Bijak.
side story
Di Kota Zhou hiduplah seorang yang sangat bersemangat, Dia bukanlah seorang pelajar kutu buku tetapi Wawasannya sangat luas dan pikirannya terbuka untuk banyak hal. Bicaranya tidak banyak dan pembawaanya sangat tenang. Tubuhnya Tinggi Tegap, matanya besar dan kupingnya lebar, tanganya kuat dan bahunya lebar serta memiliki bibir berwana kemerahan dan muka yang tidak pucat, matanya bersinar penuh dengan semangat yang ada di dalam dirinya.
Dia adalah keturunan dari pangeran Sheng dari ZhongShan yang ayahnya adalah Kaisar JING (memerintah dari thn 157 SM-141 SM),kaisar ke 4 dinasti Han. Dia bernama Liu Bei. Lama sebelumnya salah satu kakeknya pernah menjadi gubernur didaerah itu, tetapi kehilangan jabatannya akibat kesalah yang dilakukannya pada suatu upacara kerajaan. Ayahnya adalah Liu Hong, seorang pelajar dan pejabat yang jujur tetapi seperti semua layaknya pejabat yang jujur waktu itu maka dia mati muda dan meninggalkan keluarganya hidup dalam kemiskinan dan Liu Bei terkenal karena dia sangat hormat kepada ibunya.
Pada saat itu keluarga Liu Bei sangat miskin dan Liu Bei mendapatkan uang dari hasil menjual sendal dan tikar jerami. Rumahnya berada disebuah desa tidak jauh dari kota Zhou. Didekat Rumahnya tumbuh sebuah pohon Mulberry (Yang biasa dijadikan tempat beternak ulat sutera) yang kalau dilihat dari jauh tampak seperti kanopi yang menaungi kereta kuda kerajaan. Tidak ada yang istimewa dengan rumah itu sendiri, tetapi pernah suatu ketika lewat seorang peramal yang mengatakan bahwa “Suatu hari seorang yang hebat akan muncul dari rumah tersebut”.
Ketika Kecil Liu Bei sering sekali bermain dengan teman-teman sebayanya dipohon itu. Dan dia suka memanjat pohon itu seraya berteriak “Aku Liu Bei, adalah Putra Langit dan ini adalah kereta kuda ku”. Pamannya Liu YuanQi melihat bahwa Liu Bei tidaklah seperti anak-anak umumnya dan merasa bahwa kehadirannya di keluarga Liu ini adalah sebuah pertanda.
Ketika Liu Bei berumur 15 thn, ibunya mengirimnya bersekolah (belajar lebih tepat maksudnya karena pada saat itu orang yang bisa bersekolah adalah yang kaya atau pintar sekali). Untuk beberapa saat Liu Bei melayani Zheng Xuan dan Lu Zhi dan dia menjadi teman dekat dari Gongsun Zan.
Liu Bei berumur 28 tahun ketika pemberontakan Jubah Kuning terjadi. Ketika Dia melihat Pengumuman mengenai perekrutan pasukan karena ada pemberontakah dia menghela napas dalam-dalam.
Tiba-tiba dari belakangnya terdengar orang berkata “Tuan, mengapa anda menarik napas jikalau anda tidak membantu negara dengan menjadi tentara ?” Berbalik tiba-tiba, Liu Bei melihat orang dengan badan yang tinggi besar. Dengan kepala yang bundar seperti kepala Macan Tutul, Mata yang besar, Dagu yang lebar dan suara seperti auman singa. Seketika itu Liu Bei sadar bahwa dia tidak berbicara dengan orang biasa-biasa saja dan dia menanyakan siapa namanya.
“Zhang Fei adalah namaku”, Balas orang itu, “Aku hidup di dekat sini dan mempunyai pertanian, dan aku juga menjual arak dan daging. Aku juga suka berteman dengan orang-orang dan helaan nafasmu membuat aku tertarik untuk berbicara padamu”.
Liu Bei membalas “Aku masih keturunan kekaisaran, namaku adalah Liu Bei dan harapanku adalah bisa memadamkan pemberontakan jubah kuning tersebut tetapi aku tidak dapat melakukan apa-apa”.
Zhang Fei menjawab “Aku juga bermaksud sama. Bagaimana kalau kau dan aku bersama membangun pasukan dan melakukan apa yang bisa kita lakukan untuk masalah ini ?” Ini adalah kabar gembira buat Liu Bei dan mereka berdua akhirnya pergi ke sebuah penginapan untuk berbincang-bincang. Ketika mereka sedang minum-minum, tiba-tiba muncul di hadapan mereka seorang berbadan besar, tinggi dan mendorong gerobak besar tiba-tiba masuk ke dalam penginapan tersebut dan memanggil pelayan seraya berkata “Pelayan, Bawakan aku arak, dan cepatlah aku akan pergi ke balai kota untuk mendaftarkan diri menjadi tentara”
Liu Bei memperhatikan si pendatang itu, dan memperhatikan bahwa badannya sangat besar dan berjanggut panjang dan berwajah merah seperti apel. Bermata seperti Phoenix dan beralis seperti segulung sutera. Keseluruhan penampilannya memberikan aura bahwa dia adalah orang yang kuat dan memiliki kebanggan diri yang tinggi. Lalu Liu Bei mendekatinya dan menanyakan namanya.
“Saya adalah Guan Yu“, Balas orang itu, “Saya berasal dari seberang sungai, telah lima tahun saya menjadi buron karena saya membunuh seorang penjahat yang kaya dan berkuasa tapi menyengsarakan rakyat, saya kesini untuk masuk dalam ketentaraan”.
Dan Liu Bei pun akhirnya menceritakan tujuannya juga dan bersama dengan Zhang Fei mereka menuju pertanian Zhang Fei untuk membicarakan Rencana besar mereka.
Kata Zhang Fei ” Pohon Persik di belakang Rumahku sedang bermekaran dan bunga indah sekali, besok kita akan mempersembahkan kurban untuk bersumpah sebagai saudara dihadapan langit dan bumi dan memohong pertolongan langit agar kita berhasil dalam tugas kita untuk menumpas pemberontak dan mendamaikan negara”.
Liu Bei dan Guan Yu setuju dengan rencana tersebut.
Bertiga mereka keesokan harinya mempersiapkan upacara, seekor lembu jantan, seekor kuda putih dan 3 cangkir arak dipersembahkan dalam upacara tersebut. Mereka lalu bersujud kepada langit dan bumi seraya bersumpah :
“Kami Bertiga, Liu Bei, Guan Yu dan Zhang Fei, Walaupun berbeda keluarga tapi memiliki satu hati dan bersumpah untuk saling mengangkat saudara dan membantu sesama sampai akhir. Kami bersumpah untuk saling membantu sesama dimasa susah dan menikmati kesenangan bersama dimasa-masa yang bahagia, Kami bersumpah untuk melayani negara dan rakyat. Kami Tidak dilahirkan di saat yang sama, tetapi kami bersedia mati di saat yang sama. Semoga Langit, yang Maha Kuasa, bumi dan semua hal yang menghasilkan mendengar sumpah kami. Jika Kami melupakan Sumpah ini dan kebaikan serta kebenaran maka biarlah langit dan bumi menyiksa kami.”
Mereka semua bangkit berdiri dan Guan Yu serta Zhang Fei membungkuk hormat pada Liu Bei, Liu Bei sebagai kakak tertua, Guan Yu no 2, Dan Zhang Fei no 3. Mereka menyembelih lembu tersebut dan mengadakan pesta syukuran bersama dengan penduduk desa, 300 orang datang dan bergabung dengan mereka dan bersedia bersama-sama dengan mereka untuk memperjuangkan negara demi terciptanya kedamain kembali.
Perjalanan Ketiganya baru akan dimulai. Langit mempertemukan mereka dan mempersatukan mereka dalam ikatan persaudaraan. Ikatan yang akan selalu dikenang sepanjang jaman, dimana tidak ada satu apapun dapat memisahkan mereka, tidak juga kematian. Persaudaraan sepanjang jaman demi menciptakan kedamaian di singasana naga.
sumber