Cerita Seratus Kata

20. Kami masih ingin kembali ke saat terindah dulu. Tapi sepertinya musibah itu datang menjemputnya, kemudian terdengar suara kentut... bau! Memuakkan!
 
22. Kami masih ingin kembali ke saat terindah dulu. Tapi sepertinya musibah itu datang menjemputnya, kemudian terdengar suara kentut... bau! Memuakkan! Namun ketika
 
23. Kami masih ingin kembali ke saat terindah dulu. Tapi sepertinya musibah itu datang menjemputnya, kemudian terdengar suara kentut... bau! Memuakkan! Namun ketika mencium
 
24. Kami masih ingin kembali ke saat terindah dulu. Tapi sepertinya musibah itu datang menjemputnya, kemudian terdengar suara kentut... bau! Memuakkan! Namun ketika mencium aroma
 
25. Kami masih ingin kembali ke saat terindah dulu. Tapi sepertinya musibah itu datang menjemputnya, kemudian terdengar suara kentut... bau! Memuakkan! Namun ketika mencium aroma bunga
 
26. Kami masih ingin kembali ke saat terindah dulu. Tapi sepertinya musibah itu datang menjemputnya, kemudian terdengar suara kentut... bau! Memuakkan! Namun ketika mencium aroma bunga bangkai
 
27. Kami masih ingin kembali ke saat terindah dulu. Tapi sepertinya musibah itu datang menjemputnya, kemudian terdengar suara kentut... bau! Memuakkan! Namun ketika mencium aroma bunga bangkai, aku
 
28. Kami masih ingin kembali ke saat terindah dulu. Tapi sepertinya musibah itu datang menjemputnya, kemudian terdengar suara kentut... bau! Memuakkan! Namun ketika mencium aroma bunga bangkai, aku menjadi
 
29. Kami masih ingin kembali ke saat terindah dulu. Tapi sepertinya musibah itu datang menjemputnya, kemudian terdengar suara kentut... bau! Memuakkan! Namun ketika mencium aroma bunga bangkai, aku menjadi merasa
 
30. Kami masih ingin kembali ke saat terindah dulu. Tapi sepertinya musibah itu datang menjemputnya, kemudian terdengar suara kentut... bau! Memuakkan! Namun ketika mencium aroma bunga bangkai, aku menjadi merasa bergairah
 
31. Kami masih ingin kembali ke saat terindah dulu. Tapi sepertinya musibah itu datang menjemputnya, kemudian terdengar suara kentut... bau! Memuakkan! Namun ketika mencium aroma bunga bangkai, aku menjadi merasa bergairah untuk
 
32. Kami masih ingin kembali ke saat terindah dulu. Tapi sepertinya musibah itu datang menjemputnya, kemudian terdengar suara kentut... bau! Memuakkan! Namun ketika mencium aroma bunga bangkai, aku menjadi merasa bergairah untuk menamparnya.
 
34. Kami masih ingin kembali ke saat terindah dulu. Tapi sepertinya musibah itu datang menjemputnya, kemudian terdengar suara kentut... bau! Memuakkan! Namun ketika mencium aroma bunga bangkai, aku menjadi merasa bergairah untuk menamparnya. Malam ini
 
35. Kami masih ingin kembali ke saat terindah dulu. Tapi sepertinya musibah itu datang menjemputnya, kemudian terdengar suara kentut... bau! Memuakkan! Namun ketika mencium aroma bunga bangkai, aku menjadi merasa bergairah untuk menamparnya. Malam ini ingin
 
36. Kami masih ingin kembali ke saat terindah dulu. Tapi sepertinya musibah itu datang menjemputnya, kemudian terdengar suara kentut... bau! Memuakkan! Namun ketika mencium aroma bunga bangkai, aku menjadi merasa bergairah untuk menamparnya. Malam ini ingin aku
 
37. Kami masih ingin kembali ke saat terindah dulu. Tapi sepertinya musibah itu datang menjemputnya, kemudian terdengar suara kentut... bau! Memuakkan! Namun ketika mencium aroma bunga bangkai, aku menjadi merasa bergairah untuk menamparnya. Malam ini ingin aku tidur
 
38. Kami masih ingin kembali ke saat terindah dulu. Tapi sepertinya musibah itu datang menjemputnya, kemudian terdengar suara kentut... bau! Memuakkan! Namun ketika mencium aroma bunga bangkai, aku menjadi merasa bergairah untuk menamparnya. Malam ini ingin aku tidur, melupakan
 
38. Kami masih ingin kembali ke saat terindah dulu. Tapi sepertinya musibah itu datang menjemputnya, kemudian terdengar suara kentut... bau! Memuakkan! Namun ketika mencium aroma bunga bangkai, aku menjadi merasa bergairah untuk menamparnya. Malam ini ingin aku tidur, melupakan wajah
 
Back
Top