Cerita Seratus Kata

39. Kami masih ingin kembali ke saat terindah dulu. Tapi sepertinya musibah itu datang menjemputnya, kemudian terdengar suara kentut... bau! Memuakkan! Namun ketika mencium aroma bunga bangkai, aku menjadi merasa bergairah untuk menamparnya. Malam ini ingin aku tidur, melupakan wajah mandra
 
40. Kami masih ingin kembali ke saat terindah dulu. Tapi sepertinya musibah itu datang menjemputnya, kemudian terdengar suara kentut... bau! Memuakkan! Namun ketika mencium aroma bunga bangkai, aku menjadi merasa bergairah untuk menamparnya. Malam ini ingin aku tidur, melupakan wajah mandra yang
 
41. Kami masih ingin kembali ke saat terindah dulu. Tapi sepertinya musibah itu datang menjemputnya, kemudian terdengar suara kentut... bau! Memuakkan! Namun ketika mencium aroma bunga bangkai, aku menjadi merasa bergairah untuk menamparnya. Malam ini ingin aku tidur, melupakan wajah mandra yang seperti
 
42. Kami masih ingin kembali ke saat terindah dulu. Tapi sepertinya musibah itu datang menjemputnya, kemudian terdengar suara kentut... bau! Memuakkan! Namun ketika mencium aroma bunga bangkai, aku menjadi merasa bergairah untuk menamparnya. Malam ini ingin aku tidur, melupakan wajah mandra yang seperti traktor.
 
43. Kami masih ingin kembali ke saat terindah dulu. Tapi sepertinya musibah itu datang menjemputnya, kemudian terdengar suara kentut... bau! Memuakkan! Namun ketika mencium aroma bunga bangkai, aku menjadi merasa bergairah untuk menamparnya. Malam ini ingin aku tidur, melupakan wajah mandra yang seperti traktor. Sesaat
 
43. Kami masih ingin kembali ke saat terindah dulu. Tapi sepertinya musibah itu datang menjemputnya, kemudian terdengar suara kentut... bau! Memuakkan! Namun ketika mencium aroma bunga bangkai, aku menjadi merasa bergairah untuk menamparnya. Malam ini ingin aku tidur, melupakan wajah mandra yang seperti traktor. Sesaat sementara
 
45. Kami masih ingin kembali ke saat terindah dulu. Tapi sepertinya musibah itu datang menjemputnya, kemudian terdengar suara kentut... bau! Memuakkan! Namun ketika mencium aroma bunga bangkai, aku menjadi merasa bergairah untuk menamparnya. Malam ini ingin aku tidur, melupakan wajah mandra yang seperti traktor. Sesaat sementara aku
 
46. Kami masih ingin kembali ke saat terindah dulu. Tapi sepertinya musibah itu datang menjemputnya, kemudian terdengar suara kentut... bau! Memuakkan! Namun ketika mencium aroma bunga bangkai, aku menjadi merasa bergairah untuk menamparnya. Malam ini ingin aku tidur, melupakan wajah mandra yang seperti traktor. Sesaat sementara aku terangsang
 
47. Kami masih ingin kembali ke saat terindah dulu. Tapi sepertinya musibah itu datang menjemputnya, kemudian terdengar suara kentut... bau! Memuakkan! Namun ketika mencium aroma bunga bangkai, aku menjadi merasa bergairah untuk menamparnya. Malam ini ingin aku tidur, melupakan wajah mandra yang seperti traktor. Sesaat sementara aku terangsang oleh
 
48. Kami masih ingin kembali ke saat terindah dulu. Tapi sepertinya musibah itu datang menjemputnya, kemudian terdengar suara kentut... bau! Memuakkan! Namun ketika mencium aroma bunga bangkai, aku menjadi merasa bergairah untuk menamparnya. Malam ini ingin aku tidur, melupakan wajah mandra yang seperti traktor. Sesaat sementara aku terangsang oleh film
 
49. Kami masih ingin kembali ke saat terindah dulu. Tapi sepertinya musibah itu datang menjemputnya, kemudian terdengar suara kentut... bau! Memuakkan! Namun ketika mencium aroma bunga bangkai, aku menjadi merasa bergairah untuk menamparnya. Malam ini ingin aku tidur, melupakan wajah mandra yang seperti traktor. Sesaat sementara aku terangsang oleh film kartun
 
50. Kami masih ingin kembali ke saat terindah dulu. Tapi sepertinya musibah itu datang menjemputnya, kemudian terdengar suara kentut... bau! Memuakkan! Namun ketika mencium aroma bunga bangkai, aku menjadi merasa bergairah untuk menamparnya. Malam ini ingin aku tidur, melupakan wajah mandra yang seperti traktor. Sesaat sementara aku terangsang oleh film kartun ketika
 
51. Kami masih ingin kembali ke saat terindah dulu. Tapi sepertinya musibah itu datang menjemputnya, kemudian terdengar suara kentut... bau! Memuakkan! Namun ketika mencium aroma bunga bangkai, aku menjadi merasa bergairah untuk menamparnya. Malam ini ingin aku tidur, melupakan wajah mandra yang seperti traktor. Sesaat sementara aku terangsang oleh film kartun ketika adegan
 
52. Kami masih ingin kembali ke saat terindah dulu. Tapi sepertinya musibah itu datang menjemputnya, kemudian terdengar suara kentut... bau! Memuakkan! Namun ketika mencium aroma bunga bangkai, aku menjadi merasa bergairah untuk menamparnya. Malam ini ingin aku tidur, melupakan wajah mandra yang seperti traktor. Sesaat sementara aku terangsang oleh film kartun ketika adegan terjatuh
 
53. Kami masih ingin kembali ke saat terindah dulu. Tapi sepertinya musibah itu datang menjemputnya, kemudian terdengar suara kentut... bau! Memuakkan! Namun ketika mencium aroma bunga bangkai, aku menjadi merasa bergairah untuk menamparnya. Malam ini ingin aku tidur, melupakan wajah mandra yang seperti traktor. Sesaat sementara aku terangsang oleh film kartun ketika adegan terjatuh, paha
 
54. Kami masih ingin kembali ke saat terindah dulu. Tapi sepertinya musibah itu datang menjemputnya, kemudian terdengar suara kentut... bau! Memuakkan! Namun ketika mencium aroma bunga bangkai, aku menjadi merasa bergairah untuk menamparnya. Malam ini ingin aku tidur, melupakan wajah mandra yang seperti traktor. Sesaat sementara aku terangsang oleh film kartun ketika adegan terjatuh, paha sang
 
55. Kami masih ingin kembali ke saat terindah dulu. Tapi sepertinya musibah itu datang menjemputnya, kemudian terdengar suara kentut... bau! Memuakkan! Namun ketika mencium aroma bunga bangkai, aku menjadi merasa bergairah untuk menamparnya. Malam ini ingin aku tidur, melupakan wajah mandra yang seperti traktor. Sesaat sementara aku terangsang oleh film kartun ketika adegan terjatuh, paha sang nenek
 
56. Kami masih ingin kembali ke saat terindah dulu. Tapi sepertinya musibah itu datang menjemputnya, kemudian terdengar suara kentut... bau! Memuakkan! Namun ketika mencium aroma bunga bangkai, aku menjadi merasa bergairah untuk menamparnya. Malam ini ingin aku tidur, melupakan wajah mandra yang seperti traktor. Sesaat sementara aku terangsang oleh film kartun ketika adegan terjatuh, paha sang nenek terluka
 
57. Kami masih ingin kembali ke saat terindah dulu. Tapi sepertinya musibah itu datang menjemputnya, kemudian terdengar suara kentut... bau! Memuakkan! Namun ketika mencium aroma bunga bangkai, aku menjadi merasa bergairah untuk menamparnya. Malam ini ingin aku tidur, melupakan wajah mandra yang seperti traktor. Sesaat sementara aku terangsang oleh film kartun ketika adegan terjatuh, paha sang nenek terluka, berdarah.
 
58. Kami masih ingin kembali ke saat terindah dulu. Tapi sepertinya musibah itu datang menjemputnya, kemudian terdengar suara kentut... bau! Memuakkan! Namun ketika mencium aroma bunga bangkai, aku menjadi merasa bergairah untuk menamparnya. Malam ini ingin aku tidur, melupakan wajah mandra yang seperti traktor. Sesaat sementara aku terangsang oleh film kartun ketika adegan terjatuh, paha sang nenek terluka, berdarah.

Pagi
 
Back
Top