’Kau Tetap Nomor Satu...’

Kalina

Moderator
“Sayang, maaf ya, kita nggak jadi dinner malam ini. Ada meeting mendadak dengan klien.”

Barangkali, ungkapan itu pernah atau malah sering Anda lontarkan pada pasangan. Tuntutan pekerjaan tak jarang menyita 24 jam hidup kita. Cinta dan profesi. Kedua hal ini sama-sama penting. Kadangkala bisa saling mendukung, bisa juga sebaliknya. Ketika keduanya tak bisa ’bertemu’, seberapa besar Anda rela berkorban?

PEKERJA KERAS ATAU PEJUANG CINTA?

Pasangan dan karier, bisakah keduanya berjalan seiring seirama? Idealnya, tentu bisa. Tapi, namanya menyatukan ‘dua kepala’, pasti tidak mudah. Pasangan maunya A, kita inginnya B.
Menurut Intan Erlita M.Psi, psikolog yang berpraktik di Rumah Sakit Internasional M.H. Thamrin, Jakarta, setiap pasangan idealnya saling memahami pekerjaan dan risiko karier pasangannya. ”Saling mengetahui tanggung jawab dan tugas masing-masing di kantor adalah cara untuk menumbuhkan rasa saling memahami dan menghindari kesalahpahaman di kemudian hari,”
ujar Intan.

Jika tingkat saling memahami profesi masing-masing ini telah tercapai, maka saat terjadi ’bentrok’ seharusnya bukan lagi masalah besar. ’Bentrok’ ini bisa terjadi, misalnya, kurangnya waktu untuk pasangan. Atau, janji terpaksa sering batal karena urusan pekerjaan.

Seperti yang dikeluhkan Theresia Bella (27). “Kekasih saya, Adrian, bekerja di sebuah perusahaan multinasional dengan jam kerja yang teratur, pukul 08.00-17.00. Sedangkan saya, bekerja sebagai staf kreatif di sebuah media elektronik. Waktu kerja saya nggak jelas. Jika sedang deadline, terkadang sampai menginap di kantor. Sering kali weekend masih harus bekerja. Kekasih sering komplain, “Waktu untuk mengurus diri sendiri saja kurang, apalagi memberi perhatian pada orang lain.” Puncaknya, ketika ulang tahun kekasih, Theresia membatalkan janji kencan nonton bareng pertunjukan teater, karena ada tugas kantor mendadak.

Intan mengatakan, ”Janji yang batal sebenarnya hanya tertunda sesaat. Selanjutnya, tugas Anda untuk menyampaikan kepada pasangan tentang ketertundaan janji ini dengan baik. Berikan alasan dan keterangan yang jelas tentang keberadaan Anda agar pasangan bisa menerima keputusan ini dengan baik,” tutur Intan.

’Bentrok’ bisa juga terjadi karena ada tuntutan lebih dari pihak pasangan. Misalnya, pasangan keberatan dengan profesi kita. Alasannya bisa beragam, misalnya faktor jarak, kantor yang berbeda kota. Bisa juga karena alasan subjektif. Suka atau tidak, sebaiknya tetap perlu dicari titik kompromi.

Seperti penuturan Atika Prima (28), yang bekerja sebagai desainer grafis di salah satu perusahaan periklanan di Jakarta. “Bukan profesi yang dimasalahkan suami, tetapi, situasi di kantor saya yang didominasi oleh pria, membuat suami mulai ‘cerewet’. Setiap hendak ke kantor, dia selalu mengingatkan, saya tidak boleh memakai busana yang terlalu seksi. Alasannya, nanti dijaili teman pria,” keluh Atika.

Beberapa kali Atika menuruti suami untuk menjaga perasaannya. “Maksudnya baik, tapi cara penyampaiannya kadang bikin saya kesal. Akhirnya hal ini kerap menyebabkan kami bertengkar,” tutur Atika. Suatu kali, Atika pun mengutarakan keberatan ini baik-baik. Bagi Atika sendiri, selama permintaan suami masih bisa dipenuhi, ia akan berusaha memenuhinya.

KOMITMEN CINTA
Agar pasangan tidak merasa dinomorduakan dengan pekerjaan, Intan memberikan beberapa tip berikut ini:
1. Adil membagi giliran
”Kita harus adil membagi waktu antara pekerjaan dan perhatian dengan pasangan,” kata Intan. Walaupun pasangan kita pria yang superpengertian, jika pekerjaan dinomorsatukan terus-menerus, tentu hal ini bisa jadi masalah. Sudah pasti acara spesial dengan pasangan yang tertunda akan menimbulkan kekecewaan. Kali lain, saat Anda punya banyak waktu untuk pasangan, tunjukkan bahwa Anda telah memprioritaskan pasangan di tengah kesibukan Anda.

2. Jangan ada rahasia

Untuk menjaga rasa saling percaya, bangunlah komunikasi yang baik dengan pasangan. Kebiasaan bercerita dan tak menyimpan rahasia apa pun, akan membuat hubungan makin erat dan bebas dari rasa curiga. ”Terbukalah untuk urusan apa pun, termasuk pekerjaan. Dengan demikian, Anda sedang membuat pasangan memahami pekerjaan Anda. ”

Yang perlu diperhatikan, ajang cerita ini bukan ajang rengek-rengekan. Sering kali pria jenuh mendengar kita mengeluh terus-menerus. Sesekali curhat akan membuat dia merasa lebih dihargai dan dibutuhkan. Selain itu, ceritakan pula hal yang lucu dan seru dari pekerjaan Anda, maka dia akan mengerti, betapa Anda juga menikmati pekerjaan Anda.

3. Surprise, Honey!

Jangan pernah lupa pada momen istimewa. Catat momen-momen ’sakral’ dengan pasangan, seperti anniversary perkawinan, hari ulang tahun pasangan, atau pertama kali berciuman mungkin. Siapkan kejutan menyenangkan untuknya. ”Dengan memberikan kejutan, maka hubungan Anda akan makin romantis dan mengurangi kejenuhan,” saran Intan.

4. Ucapkan kalimat sakti

Memberi perhatian tak harus selalu lewat tatap muka. Jangan lupa untuk menyelipkan kalimat sakti, seperti ’I love you’, atau kalimat pujian, lewat SMS, mention di twitter, blackberry messenger, atau Yahoo! messenger. Cara ini sepele, tapi sangat ampuh bagi pasangan yang jarang bertemu.


Sumber : Femina.co.id
 
Last edited by a moderator:
Back
Top