spirit
Mod
Pandemi Corona berhasil membuat ekonomi banyak negara resmi resesi. Hingga saat ini tercatat ada 14 negara yang resmi resesi. Seluruh negara tersebut baik negara maju maupun berkembang.
Angka 14 negara pun akan bertambah seiring ada 13 negara lagi yang dipastikan ekonominya akan resesi. Sebanyak 13 negara yang dipastikan menyusul resesi adalah Lebanon, Ukraina, Slovakia, Portugal, Republik Ceska, Tunisia, Austria, Belgia, Finlandia, Latvia, Lithuania, Meksiko, Belanda.
Sebelumnya tercatat ada 14 negara yang resmi resesi, yaitu Amerika Serikat (AS), Perancis, Italia, Spanyol, Inggris, Polandia, Jerman, Korea Selatan, Hong Kong, Malaysia, Singapura, Filipina, Thailand, dan Jepang.
Resesi adalah situasi yang terjadi ketika produk domestik bruto (PDB) atau pertumbuhan ekonomi suatu negara negatif selama dua kuartal berturut-turut. Jika dalam kuartal berikutnya ekonomi tetap negatif, maka resesi berlanjut. Sebuah negara berhasil keluar dari resesi ketika ekonominya sudah bisa tumbuh positif lagi.
Mengutip CNBCIndonesia, Rabu (19/8/2020), berikut daftar 13 negara yang diprediksi resesi:
1. Lebanon
Pertumbuhan ekonomi Lebanon pada kuartal II-2020 mengalami kontraksi minus 5,0%, sedangkan pada kuartal I-2020 mengalami kontraksi minus 4,0%. Dengan begitu, Lebanon mengalami kontraksi dua kuartal berturut-turut.
2. Ukraina
Perekonomian Ukraina mengalami pertumbuhan minus 11,4% pada kuartal II-2020. Hal ini menandakan ekonomi Ukraina berada di zona negatif dua kuartal berturut-turut setelah pada kuartal I-2020 mengalami kontraksi minus 1,3%.
3. Slovakia
Pertumbuhan ekonomi Slovakia juga mengalami kontraksi minus 12,1% di kuartal II-2020. Sementara pada kuartal I-2020, ekonomi negara ini kontraksi minus 3,7%. Dengan begitu, Slowakia mengalami kontraksi dua kuartal berturut-turut.
4. Portugal
Perekonomian negeri kelahiran Cristiano Ronaldo ini terkontraksi minus 16,3% pada kuartal II-2020, dengan begitu perekonomian Portugal mengalami kontraksi dua kuartal secara berturut-turut setelah pada kuartal I-2020 minus 2,3%.
5. Republik Ceska
Sementara perekonomian Republik Ceska terkontraksi minus 10,7% pada kuartal II-2020, kontraksi ini lebih dalam dibandingkan kuartal I-2020 yang minus 2,0%. Dengan begitu, Republik Ceska dua kali kontraksi berturut-turut.
6. Tunisia
Perekonomian Tunisia pada kuartal II-2020 tercatat minus 21,6% atau sangat dalam dibandingkan dengan realisasi kuartal sebelumnya yang berada di level minus 1,7%. Dengan begitu, Tunisia mengalami kontraksi dua kuartal berturut-turut di tahun 2020.
7. Austria
Perekonomian Austria juga mengalami kontraksi dalam pada kuartal II-2020, yaitu berada di level minus 12,8% atau lebih dalam dibandingkan kuartal I yang minus 2,8%. Dengan begitu, Austria mengalami kontraksi dua kuartal berturut-turut di tahun 2020.
8. Belgia
Pertumbuhan ekonomi Belgia pada kuartal I-2020 minus 2,8%, sementara pada kuartal II tahun ini lebih dalam kontraksinya yaitu minus 14,5%. Dengan begitu, Belgia mengalami kontraksi dua kuartal berturut-turut di tahun 2020.
9. Finlandia
Pertumbuhan ekonomi Finlandia pada kuartal II-2020 mengalami kontraksi lebih dalam lagi, yaitu minus 4,9% dibandingkan dengan kuartal I tahun ini yang berada di level minus 1,1%. Dengan begitu, Finlandia mengalami kontraksi dua kuartal berturut-turut di tahun 2020.
10. Latvia
Pertumbuhan ekonomi Latvia juga mengalami kontraksi minus 9,8% di kuartal II-2020. Sementara pada kuartal I-2020, ekonomi negara ini kontraksi minus 1,5%. Dengan begitu, Latvia mengalami kontraksi dua kuartal berturut-turut.
11. Lithuania
Perekonomian Lithuania juga mengalami kontraksi minus 3,8% di kuartal II-2020. Sementara pada kuartal I-2020, ekonomi negara ini kontraksi minus 2,4%. Dengan begitu, Lithuania mengalami kontraksi dua kuartal berturut-turut.
12. Meksiko
Negara berkembang Meksiko tercatat perekonomiannya terkontraksi dua kuartal secara berturut-turut. Di mana pada kuartal I-2020 minus 1,4% dan pada kuartal II tahun ini minus 18,9%.
13. Belanda
Pertumbuhan ekonomi negeri kincir angin ini juga terkontraksi dua kuartal berturut-turut di tahun 2020, yaitu pada kuartal I-2020 minus 0,2% dan pada kuartal II minus 9,3%.