15 Mei 2011 (Berita-Sejarah-Tanggal)

Megha

New member
[h=1]Mesir Di Era Transisi[/h]
[FOOTNOTE]Images : Republika[/FOOTNOTE]

Saat ini, pemerintahan transisi di Mesir sedang menghadapi dilema. Pada masa-masa menjelang pemilu besar pada September nanti, justru banyak terjadi ketegangan sektarian. Dilaporkan pernah terjadi konflik bersenjata antara Muslim konservatif dan Kristen Koptik. Konflik yang terjadi di wilayah pinggiran Kairo itu menyebabkan 12 orang meninggal dunia.

Sementara itu, muncul komplain dari pihak masyarakat Kristen tentang lemahnya proteksi polisi terhadap mereka. Selain itu, sikap kurang toleran dari Muslim fanatik juga membuat mereka khawatir. Kondisi seperti iNIIah yang kemudian memicu konflik horizontal. Apalagi, dengan kondisi kemiskinan, harga yang terus meranjak naik dan keadaan ekonomi negara yang masih melandai.

Pada masa demonstrasi melawan Mubarak, banyak polisi yang meninggalkan po&s-posnya. Akan tetapi, seusai revolusi, kebanyakan dari polisi itu memang kembali. Namun, mereka tetap saja tidak mampu menghentikan pencurian dan tindakan kekerasan yang terjadi.

"Saat ini, negara melunak dan ini menjadi masalah,” ujar analis politik, lssandr El Amrani. Dia menginginkan adanya ketegasan dan kembalinya kekuatan pemerintah untuk mengendalikan situasi yang rusuh di Mesir. Hal ini penting untuk segera dilakukan karena Mesir adalah negara yang sangat bergantung pada stabilitas.

Kondisi stabil dan negara itu mampu menarik jutaan turis untuk kembali mengunjungi peninggalan sejarah Mesir kuno. Sama seperti Indonesia di masa-masa awal reformasi, konflik horizontal juga sering terjadi, seperti konflik di Ambon, Poso, serta di Sampit.

Bagi beberapa analis Timur Tengah, kondisi yang terjadi di Mesir saat ini bisa disamakan dengan Indonesia pada masa 1998, Konflik dan ketegangan sosial memang sudah menjadi konsekuensi pada awal-awal kebangkitan negara demokrasi. Saat ini, pemerintah transisi di Mesir harus mampu mengendalikan situasi agar pemilihan umum demokratis pertama mereka bisa diselenggarakan dengan lancar, tanpa adanya tekanan atau pengaruh dari kelompok-kelompok tertentu. [FOOTNOTE]Republika, 15 Mei 2011, Rosyid Nurul Hakim/heri ruslan[/FOOTNOTE]

[h=1]Hadis-Hadis Palsu[/h]

Carilah ilmu hingga ke negeri Cina.” Hadis itu begitu populer di kalangan masyarakat Muslim Indonesia Tak hanya populer, namun juga menjadi dalil rujukan berbagai kalangan untuk membangkitkan semangat kaum Muslim mencari ilmu.

Namun, sejatinya hadis yang begitu terkenal itu ternyata hanyalah hadis masyhur yang nonterminologis. “Yakni, hadis yang sudah populer di masyarakat, meskipun terkadang hal itu belum berarti benar-benar hadis yang berasal dari Nabi SAW,” ujar Prof KH Au Mustafa Yaqub dalam bukunya Hadis-Hadis Bermasalah.

Hadis itu, menurut Kiai Ali Mustafa, tergolong pada hadis palsu. Karena dalam sanad pertamanya terdapat namaYa’qub bin Ibrahim at Asqalani, yang dikenal sebagai pendusta. Selain itu, pada sanad kedua terdapat nama Abdullah al-Juwaibari, seorang pemalsu hadis. Terlebih lagi dalam sanad ketiga, Ibrahim al-Nakhai tak pernah mendengar apa-apa dari Anas bin Malik.

Hadis yang populer namun ternyata palsu memang masih banyak beredar di kalangan kaum Muslim. Hadis palsu dikenal dengan istifah hadis maudu’. Maudu’ berasal dari kata wadha’a — yadha’u - wadh’an wa maudhu’an, yang berarti merendahkan, menjatuhkan, mengada-ada, menyandarkan atau menempelkan, serta menghinakan.

Maka, hadis maudu’ itu memiliki makna rendah dalam kedudukannya, jatuh tidak bisa diambil dasar hukum, diada-adakan oleh perawinya, serta disandarkan pada Nabi SAW sedangkan beliau tidak mengatakannya. Menurut Ensikiopedi Islam, had is maudu’ adalah sesuatu yang dinisbahkan pada Nabi SAW, tetapi sesungguhnya itu bukanlah perkataan, perbuatan, atau takrir Nabi SAW.

Sebuah hadis dikatakan palsu apabila memiliki ciri-ciri sebagai berikut. Pertama, matan (teks) hadis tak sesuai dengan kefasihan bahasa, kebaikan, kelayakan, dan kesopanan bahasa Nabi SAW. Kedua, bertentangan dengan Alquran, akal, dan kenyataan.

Ketiga, rawinya dikenal sebagai pendusta. Keempat, pengakuan sendiri dari pembuat hadis palsu tersebut. Kelima, ada petunjuk bahwa di antara perawinya ada yang berdusta. Keenam, rawi menyangkal dirinya pernah memberi riwayat kepada orang yang membuat hadis palsu tersebut.

Hadis palsu mulai muncul pada dekade keempat dari tahun Hijriah atau sekitar 40-an H, setelah terbunuhnya Khalifah Usman bin Affan. Khalifah Usman terbunuh pada 35 H dan dimakamkan pada 36 H. Sejak itulah timbul kelompok-kelompok politik.

Menurut Kiai Ali Mustafa, orang pertama atau kelompok pertama yang membuat hadis palsu berasal dari kelompok-kelompok politik. Guna mendukung pendapatnya, para politikus di era Fitnah Besar berupaya membuat hadis palsu untuk meraih pengaruh dan dukungan.

Ada beragam motif di balik munculnya hadis palsu, antara lain, motif politik dan kepemimpinan, motif untuk mengotorkan agama Islam (zindiq), motif faham-faham fikih, motif senang kepada kebaikan tapi bodoh tentang agama, serta motif menjilat kepada pemimpin atau penguasa. [FOOTNOTE]Republika, 15 Mei 2011, Heri Ruslan[/FOOTNOTE]

[h=1]Mewaspadai Gerakan NII[/h]

Negara Islam Indonesia (NII) Komandemen Wilayah (KW) IX kembali disebut-sebut belakangan ini. ‘Yaitu, seiring mencuatnya beragam kasus terorisme dan orang hilang, termasuk penculikan dan dugaan praktik pencucian otak. Beragam kalangan mulai gerah. Selain meminta pemerintah bertindak tegas, semua pihak juga diminta berpartisipasi aktif mencegah berlanjutnya rekrutmen anggota NII.

Apalagi, kuat dugaan, Nii Koman demen Wilayah IX tak lagi mempunyai aliran ideologi dengan Nii yang cikal bakalnya bermula dan DT/TII yang didirikan Marijan Kartosuwiryo. Bahkan, mereka yang pernah menjadi ‘pejabat teras’ NII KW IX menyebut NII di bawah pimpinan Panji Gumilang adalah NII gadungan dengan kepentipgan pribadi.

Forum Ulama Umat Indonesia (FUUI) menengarai ada kepentingan polltik lama berada di balik aktivitas NII KW TX. FUUI berpendapat sepak terjang NII setelah era 90-an sudah tak lagi mencerminkan keislaman. Pembiaran pemerintah atas polah kelompok ini memperkuat dugaan ada kepentingan lain di belakang NII.

Adalah Ahmad Nurdinh (41 tahun), mantan ketua Dewati Pembinaan NII KW IX dari Dhairah VII—72 yang menuding NII di bawah Panji Gumilang adalah NII gadungan. Padahal, dia yang bergabung dengan kelompok mi sejak 1988, mengaku sebagai orang yang pernah menyusun tiga modul perekrutan anggota NII. “Para anggota terjebak, oleh kelompok yang seolah-olah’ NII padahal bukan,” kata dia menegaskan. Nurdin telah mundur dari jabatannya pada 2002, dan total keluar dari NII pada 2004.

Menurut Nurdin, setelah Panji Gumilang memimpin NII KW IX pada 1994, para anggota lama NII disingkirkan satu per satu. Karena proyek AL-Zaytun masih membutuhkan dana, mulailah kedekatan dengan kalangan pejabat dan pengusaha dijalin. Sejak saat itulah, kata dia, banyak penyimpangan terdeteksi.

NII yang sesungguhnya, kata Nurdin, berupaya menjalankan ajaran Islam secara utuh. Sementara NII di bawah Panji Gumilang, justru sangat bertolak belakang. “Orang NII asli itu santun. Bisa dibedakan karena person NII yang asli masih ada. Sementara NII yang sekarang, perilakunya tak Islami bahkan sama sekali tak seperti negarawan yang menggemborkan dhautah Islam,” kata dia.

Meski menuding NIT KW IX di bhawah Panji Gumilang sebagai NII gadungan, Nurdin tak bisa menyatakan NII berada di balik banyak serangan terorisme ataupun beragam kasus orang hilang yang mencuat akhir-akhir ini. “Tapi, anggota yang sudah dirusak mentalnya yang kemudian keluar dari NII gadungan ini, sangat mungkin bergabung dengan gerakan radikal.”
Doktrin tentang loyalitas total dan ajaran Islam yang mengharuskan adanya negara slam, menurut Nurdin, sangat mungkin melahirkan sempalan radikal. Yaitu, dari mereka yang sudah

‘tercuci otak’, tetapi keluar dari NII. “Secara prinsip, Panji Gumilang melahirkan kelompok radikal walau bukan langsung di bawah komandonya. Sempalan NII gadungan yang kemudian direkrut kelompok radikal,” ujar dia.

Perekrutan dan pembinaan anggota NII menggunakan tiga modul yang pernah disusun Nurdin. Yaitu, modul tilawah, tazkiah, dan at irsyad. Modul tilawah dipakai untuk menekrut orang luar untuk menjadi anggota. Modul tazkiah. digunakan untuk membina anggota yang harus mendapat perlakuan ulang. Sementara modul al irsyad bagi para calon pemimpin NII.

Metode pendekatan untuk merekrut anggota, biasanya dimulai dengan dialog keislaman. “Biasanya kami membidik yang cerdas. Karena kalau tidak cerdas, tidak nyandak,” kata dia.

Setelah dua sampai tiga kali pertemuan, biasanya konsep hijrah dari NKRI ke NII sudah muncul dalam pembicaraan. Setelah hijrah, konsep pembersihan diri dengan sedekah mulai terjadi. “Harus bentuk uang. Tni saya yang buat,” kata Nurdin.

Bentuk sedekah beragam. Saat itu, sebut Nurdin, sedekah hijrah adalah Rp 400 ribu, hanya dibayarkan satu kali saat hijrah. Sedekah bulanan bervariasi Nilainya, minimal Rp 50 ribu. Besaran sedekah bulanan menyesuaikan latar belakang dan pekerjaan setiap anggota.

Ketua Forum Ulama Umat Indonesia (FUUT), Athian Ali, mengatakan paling tidak selama 17 tahun ini pemerintah sudah tutup mata terhadap keberadaan ‘negara’ di dalam negara. Struktur NII KW TX di bawah Panji Gumilang, kata dia, sudah seperti negara. Mulai dari presiden, menteri, sampai pejabat di tingkat kabupaten kota.

“Terlepas dari kepentingan politik di belakangnya, saya meminta semua orang menyelamatkan sekurangnya 168 ribu orang ini yang sudah menjadi korban NII gadungan untuk kepentingan politik,” kata Athian.

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Amidhan, mengatakan masalah NII sudah lama. Dulu, MUI sering menerima pengaduan dari masyarakat tentang adanya anak-anak umat Islam yang hilang karena dijadikan kader dan harus mencari dana sedemikian rupa. Mereka didoktrin, kalau perlu mencuri punya orang tua pun tidak soal. Anak tidak berani keluar dan kelompok itu karena takut dianiaya. “Jadi, ini ada mobilisasi pengumpulan dana dengan cara membuat kader. Kader itu dicuci otaknya,” kata Amidhan. • ed: subroto

Merugikan Umat Islam

Nii, antara lain mereduksi ajaran Islam soal ibadah dan berbakti kepada orang tua. Namun, karena gerakan ini sifatnya tertutup, sangat sulit untuk mengetahui secara jelas sejauh mana penyimpangannya.

Ketua MUI Amidhan mengatakan, karena gerakan ini berpotensi menimbulkan keresahan, pemerintah harus mengambil tindakan tegas. Apalagi, aparat sudah lama tahu tentang keberadaan dan tokoh Nii.

“Dalam hal ini polisi, harus mengambil langkah hukum terhadap Nii. Mereka kan merugikan Islam dan mengganggu ketenteraman kehidupan masyarakat secara umum,” katanya.

Dia juga meminta agar ormas Islam melakukan konsolidasi dan merapatkan barisan untuk mengantisipasi dan mewaspadai Nii. Jangan sampai juga ormas itu direkrut oleh mereka.

Mantan ketua umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Hasyim Muzadi, justru mengungkapkan keheranannya mengapa kelomp0k yang mengajarkan ajaran sesat itu tidak ditangkap. Padahal, sudah banyak disebut siapa mereka itu sebenarnya.

Namun, Hasyim mengingatkan agar tidak ada penghakiman di lapangan. “Saya mengimbau seluruh lapisan masyarakat, termasuk dari FPI, janganlah melakukan sesuatu kekerasan, yang kekerasan itu akhirnya akan menimpa kita sendiri akibatnya,” katanya.

Hasyim menduga, masalah tersebut tidak berdiri sendiri secara nasional. Dia menduga ada jaringan internasional yang terlibat. Oleh karena itu, hubungan Indonesia dengan internasional perlu dirapikan. “Bagaimana supaya kita tidak menjadi market darin seluruh sampah-sampah global, baik ideologi, politik, maupun keamanan,” katanya mengingatkan. [FOOTNOTE]Republika, 15 Mei 2011, Damanhuri Zuhri, Palupi Annisa Auliani, subroto[/FOOTNOTE]

[h=1]Mengenal Lebih Jauh Bahan Bakery dan Kue[/h]

produk bakery yang berupa roti, biskuit, pie, maupun pastry telah akrab dikonsumsi. Demikian pula dengan kue. Lewat kemasan yang membungkus. produk itu, biasanya diketahui bahan bakunya atau apakah produk tersebut bersertifikat halal atau tidak.

Pakar pangan halal, Anton Apriyantono, menyatakan sangat penting bagi masyarakat mengetahui bahan baku apa saja yang biasa digunakan dalam pembuatan bakery dan kue.

Anton mengatakn, bahan utama bakery dan kue adalah tepung terigu yang berasal dari biji gandum. Ada dua jenis tepung yang dipakail, yaitu tepung gandum keras dan tepung lembut. Tepung gandum keras umumnya untuk pembuatan roti dan produk yang melibatkan proses fermentasi serta puff pastry. “Sedangkan tepung gandum lembut untuk membuat biskuit dan kue,” kata Anton di Jakarta belum lama ini.

Perbedaan kedua tepung itu terletak pada berapa besar kandungan gluten di dalamnya. Gluten, bertanggungjawab atas sifat pengembangan adonan tepung terigu setelah ditambah air dan bahan pengembang atau difermentasi menggunakan ragi. Pada tepung gandum keras kandungan gluten 13 persen dari tepung lunak adalah 8,3 persen.

Anton mengungkapkan, dalam pembuatan tepung kerap dimasukkan bahan-bahan tambahan. Fungsinya untuk meningkatkan sifat-sifat tepung. gandum yang dihasilkan. Salah satu bahan tambahan itu bernama L-sistein. Bahan ini bisa melembutkan gluten sehingga adonan tepung gandum lebih lembut.

L-sistein pun mempunyai fungsi lain, yaitu mampu membuat pengembangan adonan lebih besar. L-sistein murah yang banyak beredar di pasaran adalah yang dibuat dari rambut manusia, khususnya yang diproduksi Cina. L-sistein yang terbuat dari bagian tubuh manusia haram. “Jadi, tepung yang mengandung L-sistein haram bagi umat Islam.”

Meski Anton pun menambahkan, ada pula L-sistein yang berasal dari bulu unggas. Namun, perlu dicermati soal kehalalannya. Jika diperoleh dari hewan yang masih hidup, tak diperbolehkan. Kalaupun berasal dari hewan yang telah mati, harus ditelisik apakah unggas itu disembelih dengan cara yang islami atau tidak.

Beruntung, sekarang ada L-sistein yang diproduksi secana fermentasi dan boleh digunakan walaupun harganya memang lebih mahal. Dengan demikian, meski mengandung L-sistein, tepung gandum belum tentu haram. Tergantung dan mana L-sistein itu berasal. Hal yang paling mudah adalah membeli tepung gandum yang telah bersertifikat halal.

Bahan aditif lain pada tepung gandum adalah mineral dan vitamin. Penambahan ini berfungsi untuk memperkaya nilai gizi. Dari segi kehalalan, hal yang perlu diperhatikan adalah penambahan vitamin yang tidak larut dalam lemak dan mudah rusak selama penyimpanan. Salah satunya adalah vitamin A.

Agar mudah larut dan tak mudah rusak, vitamin ini dibalut dengan bahan yang bisa jadi halal, tetapi bisa juga sebaliknya, haram. Bahan halal yang digunakan adalah beragam jenis gum. Ada pula bahan yang kehalalannya diragukan, yaitu gelatin. Bahan pengembang merupakan bahan lain dalam pembuatan bakery dan kue.

Pengembang digunakan untuk mengembangkan adonan supaya meggelembung dan bertambah volumenya. Dengan menambahkan bahan pengembang ini, saat dipanggang adonan bisa mengembang. Bahan pengembang pertama disebut baking soda atau soda kue, berisi bahan kimia bernama sodium bikarbonat. Tak ada masalah kehalalannya.

Bahan pengembang kedua adalah baking powder, yang merupakan campuran antara sodium karbonat dan pengembang. Dari bahan-bahan pengembang ini, ada bahan pengembang yang tak boleh digunakan, yaitu cream of tartar. Ini adalah garam potasium dan asam tartarat yang diperoleh sebagai hasil samping industri wine. [FOOTNOTE]Republika, 15 Mei 2011, Ferry Kisihandi[/FOOTNOTE]

[h=1]Apa hukum perlombaan dan permainan?[/h]



[FOOTNOTE]Images : Republika[/FOOTNOTE]


Perlombaan di perbolehkan sepanjang tak mengandung unsur perjudian.

Penghargaan dan hadiah menanti mereka yang memenangi sebuah perlombaan , Melalui prestasi yang tertoreh, masyarakat bahkan pemerintah mengelu-elukan mereka yang dianggap mengukir prestasi. Mereka dikenang karena jasanya mengharumkan nama, daerah, atau negaranya.

Pada zaman Rasulullah, perlombaan telah ada meski tak seberagam masa sekarang. Misalnya, perlombaan dengan menggunakan anak panah, senjata, dan kuda. Diungkapkan pula bahwa Rasul pernah berlomba lari dengan istrinya, Aisyah, anak sahabatnya, Abu Bakar.

Aisyah, dalam sebuah hadis yang diriwayatkan Bukhari, mengungkapkan, dia berlomba lari dengan Rasul dan ia dapat mengejarnya. Saat tubuhnya mulai gemuk, Aisyah menyatakan, Ia berlomba lagi dan Rasulullah dapat memenangi lomba lari tersebut” Kemenangan ini sebagai imbangan bagi kekalahan sebelumnya,” kata Aisyah.

Yusuf al-Qaradhawi dalam bukunya, Halal dan Haram, menuturkan, para sahabat biasa mengadakan perlombaan lari cepat. Nabi Muhammad membolehkan perlombaan itu. Rasulullah juga berlomba dengan istrinya. Tujuannya, memberikan pendidikan kesederhanaan dan kesegaran kepada istrinya, serta menetapkan teladan bagi para sahabatnya. Selain lari, Rasul pernah bergulat dengan seorang laki-laki yang terkenal sangat kuat bernama Rukanah.

Dalam sebuah perlombaan, biasanya ada sesuatu yang dijanjikan berupa hadiah atau harta dalam jumlah tertentu. Mengenai hal itu, Sayyid Sabiq dalam bukunya Fiqih Sunnak mengatakan, terdapat sejumlah hal yang mesti diperhatikan agar tak melanggar aturan agama.

Ia menuturkan, dibolehkan mengambil harta atau biasa juga disebut dengan hadiah bila harta itu dari penguasa (pemerintah) atau orang lain. Bisa saja pemerintah mengatakan, siapa saja yang menang dalam perlombaan, akan mendapatkan harta.

Hal lain yang diperbolehkan oleh Islam adalah jika salah satu dari dua orang yang sepakat berlomba menyatakan siap mengeluarkan harta. Dia mengungkapkan kepada temannya, kalau temannya itu mampu mengalahkannya dalam perlombaan, ia memberikan sejumlah harta kepada temannya itu.

Saat hal sebaliknya terjadi, temannya tak mendapatkan apa pun dan dia tak memperoleh apa pun dari temannya itu. Seandainya tersedia hadiah yang terkumpul dari dua orang atau sekelompok orang yang ikut perlombaan dan orang yang memenangkan lomba berhak atas hadiah itu, maka diperbolehkan.

Menurut Sabiq, hal yang dilarang adalah ketika seseorang yang ikut dalam pedombaan mendapatkan hadiah atas kemenangan yang diraihnya, namun saat kekalahan menimpa, orang itu dianggap berutang kepada yang lain, “Hal ini dikelompokkan sebagai perjudian yang diharamkan,” paparnya.

Catur
Sekarang ini perlombaan juga merambah ke sejumlah permainan seperti catur. Permainan ini telah merambah ke seluruh dunia, tak terkecuali dunia Islam. Al-Qaradhawi mengatakan, para ahli fikih berbeda pendapat mengenai hukum permainan ini. Ada yang menyatakannya mubah, makruh, bahkan haram.

Ahli fikih yang mengharamkan beralasan dengan sejumlah hadis Nabi Muhammad, namun yang lainnya menyanggah karena Catur baru mulai tumbuh di zaman sahabat. Oleh karena itu, mereka menilai hadis yang menerangkan soal Catur di masa Nabi merupakan hadis yang lemah.

Di kalangan sahabat, perbedaan pendapat juga muncul. Ibnu Umar menganggap permaianan Catur ini sama dengan dadu. Ali menilai sama dengan ****. Menunut al-Qanadhawi, maksudnya mungkin kalau dibarengi dengan ****. Ada pula yang berpendapat mubah, di antaranya adalah Ibnu Abbas, Abu Hurairah, Ibnu Sirin, dan Said bin Jubair.

Al-Qaradhawi juga sependapat dengan hukum mubahnya permainan catur. Ia beralasan, tak ada satu keterangan yang mengungkapkan haramnya permainan itu. Meski demikian, ia memberikan catatan. Permainan Catur tak menyebabkan ditundanya waktu shalat, tak boleh ada unsur ****, dan ketika berlangsung lidah harus terjaga daru perkataan kotor.

Sayyid Sabiq mengungkapkan ada sebuah hadis yang mengharamkan Catur namun menurut dia, hadis itu tak sempurna untuk dijadikan pegangan. Ibnu Hajar al-Asqalani yang dikutip Sabiq menegaskan, tak terdapat dalam hadis sahih atau hasan mengenal pengharaman bermain catur.

Ahli fikih, kata dia, berbeda pandangan mengenal hal ini. Abu Hanifah, Malik, dan Ahmad mengharamkannya. Sedangkan, Syafii dan sebagian tabiin mengatakan Catur itu makruh dan Udak diharamkan. Said bin Musayyab dan Said bin Jubair membolehkannya asalkan tak melalaikan kewajiban agama dan tak disertai dengan taruhan. [FOOTNOTE]Republika, 15 Mei 2011, Ferry Kisihandi[/FOOTNOTE]

[h=1]Mudah Membaca dan Memaham Alquran[/h]

[FOOTNOTE]Images : Republika[/FOOTNOTE]

Judul : Al-Qur’an Assalam: Tnansliterasi dan Tenjemah, Tajwid Warna
Penerbit : Al-Kalim
Cetakan : Febnuari 2011
Halaman : 556
Ukuran : 23X32cm

Indonesia mungkin merupakan negara satu-satunya di dunia ini yang paling kreatif, terutama dalam hal penerbitan Alquran. Mengapa demikian? Karena tujuan untuk memudahkan umat Islam dalam membaca dan memahami Kalam liahi, selalu dihadirkan dengan berbagai cara dan bentuk. Ada yang menerbitkan Alquran dengan memberikan terjemahannya, ada tafsir, tajwid berwarna, tafsir atau terjemah per kata, dan lain sebagainya.

Ini semua menunjukkan kreativitas dalam mengupayakan masyarakt Muslim untuk membaca Alquran agar bisa semakin cepat dan mudah. Berkenaan dengan hal itu pula, salah satu penerbit buku-buku Islam, yakni penerbit Al-Kalim, menerbitkan Al-Qur’an Assalam, yang berisi terjemahan Alquran versi Departemen Agama, dan juga dilengkapi dengan transliterasi berbagai istilah dalam Alquran hingga tajwid berwarna.

Dalam Alquran yang diterbitkan Al-Kalim ini, teks naskah Alquran ditulis dalam khath Utsmani Thaha. Hanya saja, yang cukup membedakan dengan Alquran lainnya, terbitan Al-Kalim ini ditulis dalam format 22 baris. Sementara yang lain, kebanyakan 18 baris.

Yang juga menambah menarik, walaupun sudah ada penerbit lain yang melakukannya, setiap kata dalam Alquran yang berharakat panjang, selalu ditandai dengan sebuah tanda berwarna. Juga ada warna untuk tanda tajwid lainnya, seperti ikhfa (bacaan disamarkan), iqlab (membalik, maksudnya huruf nun bila bertemu dengan ba, bacaannya menjadi mim), izhar (jelas), idgham (mendengung), dan lainnya. Jenis-jenis tajwid itu dijelaskan secara perinci dan ringkas dalam Alquran ini. Sehingga pembaca bisa langsung merujuknya pada halaman lain di Aliquran ini.

Dengan tanda baca tajwid yang berwarna-warni ini akan memudahkan pembaca untuk mengenali hukum bacaan tajwid dalam Alquran.

Tentu saja, dengan membaca Alquran seperti ini dan sudah memahami hukum bacaan tajwidnya, bila suatu saat membaca Alqunan dalam terbitan yang tanpa diserntai oleh tajwid
berwarna, seorang Muslim tetap bisa membaca Alquran dengan baik dan benar.

Keunggulan lainnya dan Alquran ini penerbitnya juga menyertakan translitenasi, yakni bacaan dalam huruf latin. Sehingga, seorang Muslim yang tidak bisa membaca huruf hijaiah (Arab), tetap bisa membaca Alquran dengan baik. Tentu saja, seseorang yang akan membacanya juga harus memahami dan mengenali model transliterasi tersebut.

Selain itu, penerbit juga menyertakan mini atlas (sejumlah tempat yang disebutkan dalam Alquran), glosari Alquran, indeks Alfabet, hukum tajwid praktis, dan sejarah kodifikasi Alquran. Yang tak kalah pentingnya, juga ada panduan lengkap menghapal Alquran untuk orang awam.

Melihat dari keseluruhan isinya, desain sampulnya indah dan hard cover, beragam isi yang menarik dalam memandu pembaca memahami Alqunan, Al-Qur’an As'salam ini sangat layak dimiliki setiap Muslim, terlebih bagi mereka yang masih awam dalam membaca Alquran. Karena, penerbit Al-Kalim sudah membantu pembaca dengan menuliskan transliterasinya. Dan yang terpenting, Alquran ini juga sudah mendapatkan tanda tashih (pengesahan) dari Lajnah Pentashih Mushaf Alquran Kementerian Agama Republik Indonesia. [FOOTNOTE]Republika, 15 Mei 2011, syahruddin el-fikri[/FOOTNOTE]

[h=1]Rumahku Ladang Ibadahku[/h]

[FOOTNOTE]Images : Republika[/FOOTNOTE]

Judul : Memburu Pahala dalam Rumah
Penerbit : Cakrawala
Cetakan : Maret 2011
Halaman : 128 + xii
Ukuran : 12X 18 cm

Banyak orang mengeluh, untuk beramal saleh dan berbuat kebajikan di zaman modern ini sangat susah. Alasannya, sudah terlalu banyak media yang menjadi alat kemaksiatan menghinggapi dirin umat Islam. Alih-alih mencari pahala, salah malah bisa berdosa. Bahkan, ada sejumlah ungkapan di masyarakat, ketika berbagai serbuan barang haraTa makin menggeliat. Jangankan mau dapat yang halal, mencari yang haram saja susah.” itulah ungkapan sejumlah orang yang tampak apatis menyaksikan kondisi kehidupan ini.

Namun, sesungguhnya untuk mendapatkan barang yang halal, berbuat amal kebajikan itu sangatlah mudah, Semudah orang memblik telapak tangan. Jika sudah ada cara yang mudah, namun masih banyak orang berbuat kemaksiatan, berarti mereka memang tidak mau memperbaiki dan menjaga dirinya dari bujukan dan godaan setan.

Salah satu tempat yang bisa dijadikan ladang dalam memupuk amal ibadah adalah rumah. Hiasilah rumahmu dengan bacaan Alquran.” Begitulah salah satu hadis yang disampaikan Rasulullah SAW. Rumahku adalah surgaku.”

Rumah yang menjadi surga dan ladang amal adalah rumah tangga yang di dalamnya senantiasa diisi oleh anggota keluarga yang benar-benar memperhatikan ajaran Islam, baik Alquran maupun hadis Nabi SAW.

Menurut Muhammad Husein isa, penulis buku Memburu Pahala dalam rumah, beberapa hal yang bisa dijadikan amal ibadah dan dalam rumah. Misalnya, memelihara kebersihan dalam rumah. Sebab, kebersihan rumah. Sebab, kebersihan adalah bagian dan iman. Juga, cara makan sebagalmana diajarkan oleh Rasulullah SAW. Mendidik anak dan keluarga adalah bgian dan ibadah. Mencuci pakaian dan menyetrika juga bisa dimanfaatkan untuk menambah amal saleh. Karena itu, apapun yang dikerjakan di numah, asal diniatkan ibadah kepada Allah, niscaya itu semua akan menjadi ladang amal.

“Sesungguhnya, segala perbuatan itu bergantung pada niatnya.” Demikian hadis Nabi yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim.

Buku setebal 128 halaman ini, juga dilengkapi dengan sejumlah pointers penting pada setiap akhir bab. Menunut penulisnya, itu dimaksudkan untuk memudahkan pembaca mengingat kembali isi dari bab yang telah dibaca. Di bagian tengah paragraf pembahasan, penulis juga melengkapi bahasannya dengan kalimat inti; Tujuannya agar pembahasan yang sedang dibaca bisa terpatri dan tertanam dalam hati. Karena itu, buku yang mengajarkan umat Islam untuk memupuk amal kebajikan ini sangat layak dimiliki setiap Muslim, dalam menggapai keridhoan Allah. [FOOTNOTE]Republika, 15 Mei 2011, syahruddin el-fikri[/FOOTNOTE]

[h=1]Warisan era Keemasan Khurashan[/h]

Sebagai salah satu wilayah terpenting dalam sejarah peradaban Islam, Khurasan begitu kaya akan peninggalan bersejarah yang amat berharga. Warisan sejarah yang menjadi saksi
pasang-surut Islam di setiap periode dinasti yang menguasai wilayah itu hadir dalam berbagai bentuk, baik bangunan keagamaan, tempat-tempat yang dikeramatkan, maupun beragam naskah.

Pemerintah Iran telah menetapkan tak kurang dari 1.179 tempat dan bangunan di Provinsi Khurasan sebagai cagar budaya yang dilindungi, Tempat yang paling bersejarah di Khurasan itu,
antara lain, tempat suci Imam Reza, Masjid Goharshad, serta kuburan-kuburan tokoh-tokoh Islam yang wafat di Tanah Matahari Terbit itu.
Di provinsi itu, tepatnya di Naisabur, terdapat makam tiga tokoh besar yakni Farid al-Din Attar, Umar Khayyam, serta Karnal-ol-molk. Tempat yang paling banyak dikunjungi di wilayah itu adalah Masjid Goharshad
serta kompleks tempat suci Imam Redza yang berada di jantung Mashhad. Di pusat Masyhad juga terdapat makam Nadir Shah Afshar.
Bukti sejarah penting lainnya yang terdapat di Khurasan adalah menara Akhangan yang benlokasi di di Kota Tus, juga terdapat kubah Haruniyah, Di tempat itu juga terdapat makam imam Mohmad Ghazali.
Bangunan bersejarah lainnya adalah benteng (citadel) Tus.

Selain itu, sejumlah naskah penting di era kekhalifahan yang masih tersimpan juga menjadi betapa pentingnya Khurasan. Di antara naskah penting itu adalah puisi-puisi karya penyair terkemuka seperti jalaluddin Rumi.
Naskah penting lainnya berasal dari Khurasan adalah Kitab Mizan-Hhidayah karya al-Khazini. [FOOTNOTE]Republika, 15-mei-2011, Editor-Heri ruslan[/FOOTNOTE]

[h=1]Munculnya pasukan berbendera hitam di khurasan[/h]
KETIKA DINASTI UMAYYAH BERKUASA, KHURASAN MERUPAKAN BAGIAN DARI WLAYAH PEMERINTAHAN ISLAM YANG
BERPUSAT DI DAMASKUS.

Dajjal akan keluar dari bumi ini, di bagian timur yang bernama Khurasan.” (HR Tirmidzij. Dalam hadis lain, Rasulullah SAW bersabda,
“(Pasukan yang membawa) bendera hitam akan muncul dari Khurasan. Tak ada kekuatan yang mampu menahan laju mereka dan mereka akhirnya akan mencapai Yerusalem. di tempat itulah mereka akan mengibarkan benderanya.” (HR Tirmidzi).
Dalam kedua hadis itu tercantum kata “Khurasan”. Dr Syauqi Abu Khalil dalam Athlas al-Hadith alNabawi, mengungkapkan, saat ini Khurasan terletak di ujung timur laut Iran. Pusat kotanya adalah Masyhad.

Sejarah peradaban Islam mencatat Khurasan dengan tinta emas. Betapa tidak. Khurasan merupakan wilayah yang terbilang amat penting dalam sejarah peradaban Islam jauh sebelum pasukan tentara Islam menguasai wilayah itu, Rasulullah SAW dalam beberapa hadisnya telah menyebut-nyebut nama Khurasan.
Letak geografi Khurasan sangat strategis dan banyak diincar para penguasa dari zaman ke zaman. Pada awalnya, Khurasan Raya merupakan wilayah sangat luas membentang meliputi; kota Nishapur dan Tus (Iran); Herat, Balkh, Kabul, dan Ghazni (Afghanistan]; Merv dan Sanjan (Turkmenistan),
Samarkand dan Bukhara (Uzbekistan); Khujand dan Panjakent (tajikistan); Balochistan (Pakistan, Afghanistan, Iran).

Kini, nama Khurasan tetap abadi menjadi sebuah nama provinsi di sebelah Timur Republik Islam Iran. Luas provinsi itu mencapai 314 ribu kilometer persegi. Khurasan Iran berbatasan dengari Republik Turkmenistan di sebelah utara dan di sebeiah tirnur dengan Afganistan.
Dalam,bahasa Persia, Khurasan berarti Tanah Matahari Terbit.’

Jejak peradaban manusia di Khurasan telah dimulai sejak beberapa ribu tahun sebelum Masehi (SM). Sejarah mencatat, sebelum Aleksander Agung pada 330 SM menguasai wilayah itu,
Khurasan berada dalam kekuasaan Imperium Achaemenid Persia. Semenjak itu, Khurasan menjelma menjadi primadona yang diperebutkan para penguasa.
Pada abad ke-1 M, wilayah timur Khurasan Raya ditaklukan Dinasti Khusan. Dinasti itu menyebarkan agama dan kebudayaan Buddha. Tak heran, bila kemudian di kawasan Afghanistan banyak berdiri kuil.
Jika wilayah timur dikuasai Dinasti Khusan, wilayah barat berada dalam genggaman Dinasti Sasanid yang menganut ajaran zoroaster yang menyembah api.

Khurasan memasuki babak baru ketika pasukan tentara Islam berhasil menaklukkan wilayah itu. Islam mulai menancapkan benderanya di Khurasan pada era Kekhalifahan ummar bin Khattab. Di bawah pimpinan komandan perang, Ahnaf bin Qais,
pasukan tentara Islam mampu menerobos wilayah itu melalui Isfahan. Dari Isfahan, pasukan Islam bergerak melalui dua rute yakni Rayy dan Nishapur. Untuk menguasai wilayah Khurasan, pasukan umat Islam disambut dengan perlawanan yang amat sengit dari Kaisar Persia bernama Yazdjurd.
Satu demi satu tempat di Khurasan berhasil dikuasai pasukan tentara Islam. Kaisar Yazdjurd yang terdesak dari wilayah Khurasan akhirnya melarikan diri ke Oxus.

Setelah Khurasan berhasil dikuasai, Umar memerintahkan kaum Muslim untuk melakukan konsolidasi di wilayah itu. Khalifah tak mengizinkan pasukan tentara Muslim untuk menyeberang ke Oxus. Umar lebih menyarankan tentara Islam melakukan ekspansi ke Transoxiana.
Sepeninggal Umar, pemberontakan terjadi di Khurasan. Wilayah itu menyatakan melepaskan diri dari otoritas Muslim. Kaisar Yazdjurd menjadikan Merv sebagai pusat kekuasaan. Namun, sebelum Yadzjurd berhadapan lagi dengan pasukan tentara Muslim yang akan merebut kembali Khurasan,
dia dibunuh oleh pendukungnya yang tak loyal.

Khalifah Utsman bin Affan yang menggantikan Umar tak bisa menerima pemberontakan yang terjadi di Khurasan. Khalifah ketiga itu lalu memerintahkan Abdullah bin Amin, gubernur jenderal Basra, untuk kembali merebut Khurasan.
Dengan jumlah pasukan yang besar, umat Islam mampu merebut kembali Khurasan. Ketika Dinasti Umayyah berkuasa, Khurasan merupakan bagian dari wilayah pemerintahan Islam yang berpusat di Damaskus. Penduduk dan pemuka Khurasan turut serta membantu Dinasti Abbasiyah untuk menggulingkan Umayyah.
Salah satu pemimpin Khurasan yang turut mendukung gerakan anti-Umayyah itu adalah Abu Muslim Khonasani antara tahun 747 M dan 750 M.
Setelah Dinasti Abbasiyah berkuasa, Abu Muslim justru ditangkap dan dihukum oleh Khalifah al Mansur.

Sejak itu, gerakan kemerdekaan untuk lepas dari kekuasaan Arab mulai menggema di Khurasan. Pemimpin gerakan kemerdekaan Khurasan dan Dinasti Abbasiyah itu adalah Tahir Phosanji pada tahun 821.
Ketika kekuatan Abbasiyah mulai melemah, lalu berdirilah dinasti-dinasti kecil yang menguasai Khurasan. Dinasti yang pertama muncul di Khurasan adalah Dinasti Saffariyah (861 M-1003 M). Setelah itu, Khurasan silih berganti jatuh dari satu dinasti ke dinasti Iran yang lainnya.
Setelah kekuasaan Satfariyah melemah, Khurasañ berada dalam genggaman Dinasti Iran lainnya, yakni Samanid. Setelah itu, Khurasan menjadi wilayah kekuasaan orang Turki di bawah Dinasti Ghaznavids pada akhir abad ke-lO M.
Seabad kemudian, Khurasan menjadi wilayah kerajaan Seljuk. Pada abad ke-13 M, bangsa Mongol melakukan invasi dengan menghancurkan bangunan serta membunuhi penduduk di wilayah Khurasan.


Pada abad ke-14 M hingga ke-15 M, Khurasan menjadi wilayah kekuasaan Dinasti Timurid yang didirikan Timur Lenk. Khurasan berkembanig amat pesat pada saat dikuasai Dinasti Ghaznavids, Ghazni, dan Timurid. Pada periode itu Khuran menggeliat menjadi pusat kebudayaan dan ilmu pengetahuan.
Tak heran, jika pada masa itu lahir dan muncul ilmuwan, sarjana, serta penyair Persia terkemuka. Sederet literatur Persia bernilai tinggi ditulis pada era itu. Nishapur, Herat, Ghazni, dan Merv adalah kota-kota penting di Khurasan yang menjadi pusat berkembangnya kebudayaan.
Memasuki abad ke-16 M hingga ke-18, Khurasan berada dalam kekuasaan Dinasti Moghul. Di setiap periode, Khurasan selalu menjadi tempat yang penting. [FOOTNOTE]Republika, 15-mei-2011, Editor - Heri ruslan[/FOOTNOTE]

[h=1]Kebangkitan Islam pasca Revolusi[/h]

PASCA MUBARAK, KELOMPOK MUSLIM MENJADI BAGIAN YANG PALING KOHEREN DAN AKTIF, BAiK DARI SISI
SOSIAL MAUPUN POLITIK.

Rezim Husni Mubarak memang telah tumbang, tapi cerita dari negeri Seribu Piramida itu belum juga tuntas. Masyarakat Mesir masih harus menantikan ke arah mana negaranya itu akan dibawa.
Gerakan-gerakan dan kelompok masyarakat mulai bermunculan. Saat ini, Mesir dianggap sedang vakum kekuasaan.

Sebulan setelah demonstrasi besar-besaran di Lapangan Tahrir, The Examiner melaporkan, kehidupan sehani-hari di Mesir sudah berlangsung normal. Pedagang sudah mulai membuka tokonya.
Pasar tradisional juga sudah menunjukkan geliatnya. Pasukan militer masih berlalu lalang di jalanan. Bahkan, tank dan kendaraan berat lainnya juga masih sering terlihat.
Kini, masyarakat Mesir sudah mulai kembali pada kehidupan normal mereka, hampir sebulan berdemonstrasi menuntut lengsernya Husni Mubarak. mesir saat ni seolah menjadi sebuah negara baru.
Masyarakat dihadapkan dengan pemilu demokratis pertama yang bakal digelar pada September 2011. Inilah pemilu pertama setelah selama tiga dekade berada dalam cengkraman rezim otoriter yang membungkam semua aspirasi.
Husni Mubarak adalah figur yang tidak bisa ditumbangkan kala itu. Namun, karena kekuatan media sosial, dan kuatnya jaringan para pemuda Mesir, rezim itu akhirnya tumbang.

Pankaj Mishra dalam tulisannya di laman Guardian mengungkapkan, drama penggulingan kekuasaan Husni Mubarak telah berakhir. Mesir saat ini sedang menghadapi masa-masa yang sama dengan Indonesia atau negara lain yang baru saja merdeka dari kolonialisasi.
pembentukan pemerintahan yang mandiri, penyelesaian masalah sosial, konsolidasi ekonomi, dan regenerasi kebudayaan adalah agenda utama yang harus diselesaikan negara itu. Selain itu, isu-isu internasional yang berkaitan langsung dengan Mesir juga sedang dalam pertaruhan,
seperti mediasi di Palestina antara Fatah dan Hamas serta pembukaan blokir terhadap Gaza.

Mesir seolah akan menjadi negara baru setelah September 2011 mendatang. Saat ini, ungkap Pankaj, kelompok-kelompok politik sedang mencoba menyatukan kekuatan. Membuat bentuk atas idealisme mereka demi pemilihan umum mendatang.
Nuansa kebebasan dalam berpendapat dan memiliki pandangan politik yang berbeda masih menjadi tren. Pasca tumbangnya Mubarak, politik seolah menjadi topik yang paling sering dibicarakan di antara masyarakat Mesir.
Kata demokrasi mungkin saja menjadi kata yang paling sering muncul. Akan tetapi, untuk bisa benar-benar mengimplementasikannya, masyarakat Mesir harus bekerja keras.
Terlebih, saat ini, kondisi masyarakat Mesir sebagian besar berpenghasilan rendah. Kondisi tersebut juga memunculkan tugas berat bagi pemimpin baru pada September nanti, yaitu penyelesaian masalah ekonomi.

Para pemuda melalui Facebook dan Twitter bisa saja mengklaim keberhasilan mereka atas runtuhnya kekuasaan Mubarak. Tetapi, masyarakat yang resah dengan pendapatan mereka yang masih rendah juga menjadi bagian penting pada demonstrasi januari lalu.

Kebangkitan Islam
Setelah tiga dasawarsa terkungkung, kelompok-kelompok Muslim sedang berada di atas angin. Besar kemungkinan bagi mereka untuk menjadi pemimpin tertinggi di Mesir. Peluang itu masih terbuka hingga September nanti.
Pada era pasca-Mubarak ini, kelompok Muslim menjadi bagian yang paling koheren dan aktif, baik dari sisi sosial maupun politik.
Fenomena ini tentu saja membuat beberapa kalangan di wilayah domestik dan internasional menjadi ketar-ketir. Kelompok liberal dan kelompok Kristen merasa bahwa kebangkitan kelompok Islam akan menempatkan mereka pada posisi yang terpinggirkan.
Negara, seperti Israel, juga khawatir bahwa kepemimpinan Mesir ditangan kelompok Muslim bakal menggoyang status quo-nya di Gaza, Palestina.
Setidaknya, ada dua kelompok besar Islam di Mesir yang tengah bangkit. Keduanya adalah Ikhawnul Muslim dan kelompok Salafi. Saat ini, dari sisi kekuatan media,
lkhawnul Muslim sudah mulai memunculkan orang-orangnya untuk berbicara di berbagai talk show, baik di stasiun televisi swasta maupun di stasiun televisi pemerintah.
Mereka juga sedang berusaha untuk meluncurkan stasiun televisi mereka sendiri.

Stasiun televisi tersebut secara khusus digunakan untuk bisa mempromosikan organisasi itu secara profesional dan mencapai tujuan dan agenda politik mereka.
Sedangkan kelompok Salafi, meskipun kurang terorganisasi, kelompok tersebut sudah mulai populer di Mesir bagian utara dan di wilayah pinggiran Kairo.
Orang-orang Salafi juga mulai banyak menjadi komentator di televisi ataupun media yang lain.
Secara sosial, kedua kelompok Muslim itu memiliki peran penting dalam memimpin dan mengorganisasi gerakan protes selama 18 hari demonstrasi melawan Mubarak.
Tidak lama setelah keberhasilan demonstrasi itu, baik Salafi maupun Ikhwanul Muslimin sudah mulai menggelar diskusi secara terbuka di tempat-tempat umum,
seperti masjid, pasar, universitas, asrama-asrama, di gedung-gedung yang terletak di jalan utama.

Tema yang sering diangkat adalah tentang pandangan mereka terhadap masa depan Mesir dari sisi ekonomi, politik, dan sosial. Ketika terjadi insiden pembakaran Gereja di Provinsi Helwan yang memicu ketegangan antara kaum Muslim dan Kristen,
dalam waktu beberapa jam, Syekh Mohammed Hassan dan kelompok salafi berhasil menenangkan massa dan meyakinkan Muslim di daerah itu untuk membiarkan tentara membangun kembali gereja tersebut.
Selama ini, pemerintah dan kelompok sosial gagal untuk berbicara dengan masyarakat di daerah tersebut. Menurut Ahmed Abdul Rabou, asisten profesor dan Universitas Kairo, setidaknya ada empat hal penting yang mendorong kebangkitan kelompok Islam.

Pertama, di sebuah negara yang secara agama sangat kuat, seperti Mesir, partai politik manapun yang mencoba mengangkat slogan-slogan bernuansa agama akan Iebih cepat menarik perhatian masyarakat dan mendapatkan dukungan.
Kedua, setelah selama beberapa dekade ditekan oleh rezim yang berkuasa, kelompok Muslim, saat ini justru mendapatkan simpati dari masyarakat. Rakyat menganggap bahwa kelompok Muslim itu adalah korban dari rezim ekular yang koruptif yang ingin menyingkirkan agama dari kehidupan sosial.
Ketiga, kelompok Muslim banyak benkontribusi dalam bidang ekeonomi dan kesejahteraan masyanakat. Hal ini tentu saja memberikan popularitas di kalangan masyarakat kelas bawah. Keempat, terjadinya fragmentasi dan kerapuhan pada organisasi liberal dan gerakan kiri. [FOOTNOTE]Republika, 15-mei-2011, Rosyid nurul hakim & Heri Ruslan[/FOOTNOTE]

[h=1]Islam Di Malaka[/h]
Kisah tentang daerah Malaka bermula dari sebuah dongeng klasik. Pada akhir abad XIV. seorang Pangeran Hindu bernama
Parameswara mendirikan kerajaan di temasik, saat ini daerah tersebut dikenal dengan nama Singapura. Akan tetapi, serangan dan pemberontakan dari bangsa
Siam memaksanya untuk meninggalkan tempat itu, dan mencari wilayah baru,

Sang pangeran kemudian berjalan bersama rombongannya menyusuri pantai
barat Malaysia. Di sebuah sungai yang bernama bertam, mereka berhenti untuk
istirahat dan berburu untuk makanan. dari sebuah pohon besar, Pangeran Parameswara menyaksikan sebuah tindakan berani dari rusa yang hendak ditangkap oleh anjing pemburunyá
Si rusa dengan keras menendang anjing itu. Terkesima dengan kejadian itu dan menganggapnya sebagai pertanda baik, daerah di sisi Sungai Bertam itu dijadikan wilayah baru untuk kotanya,
Kota itu kemudian dinamakan sesuai dengan nama pohon tempatnya berteduh, Pohon Malaka.
Beberapa tahun setelahnya, kota itu berkembang dengan pesat Pangeran Parameswara lalu menikah dengan putri
dari Indonesia, Dia kemudian mulai memeluk Islam dan berganti nama menjadi iskandar Syah. Saat itu, agama Islam memang sedang menyebar ke berbagai penjuru dunia,
Untuk memudahkan pemerintahannya, sang pangeran menciptakan sistem administrasi yang efisien dan prosedur pengadilan yang kemudian digunakan hingga beberapa generasi setelahnya.
Berkat Iskandar Syah, Malaka menjadi kota penting dalam penyebaran agama Islam Letaknya yang berada di jalur perdagangan antára Cina dan India, memungkinkan pedagang Muslim untuk datang dan bermukim di sana.

Seiring perkembangan zaman, Kota Malaka menjadi pusat penyebaran Islam di Asia Tenggara. Ulama ulama yang datang dari India mendapatkan akses yang luas untuk menyebarkan Islam ke Malaysia,
Indonesia bagian barat dan Filipina bagian selatan. Para ulama ini pergi ke daerah-daerah pedesaan, berdakwah, memberikan pengetahuan dan ilmu-ilmu praktis bagi pnduduk Malaysia Walaupun pemimpin Malaka
adalah seorang Hindu yang kemudian memeluk Islam, masih diperlukan upaya ulama untuk bisa memberikan pamahaman tentang islam kepada seluruh penduduknya.

Dengan sistem pesantren, parna ulama ini memberikan pendidikan pada masyarakat sekitar, memberikan pelajaran agama, dasar-dasar Islam, serta praktik ibadah dalam agama Islam.
Murid-murid para ulama ini biasanya datang dari berbagai wilayah, sampai ke daerah yang terpencil sekalipun.

Setelah selesai menimba ilmu di pesantren para murid ini kembali ke daerahnya dan mengajarkan penduduk di desanya tentang Islam.
Jaringan inilah yang kemudian memberikan pengaruh terhadap penyebaran agama Islam di Asia Tenggara
Pada 1511, Portugis tergoda dengan kemakmuran negara Malaka. Kemudian, Admiral Alsonso d’ Albuquerque datang dan menaklukkan kota tersebut
sehingga menjadi bagian dari Portugis selama sekitar 130 tahun. Lalu, pada 1641 belanda merebut kota itu. Meskipun sudah fatuh ke tangan bangsa Eropa
dan kehilangan figur raja masyarakat Malaysia, lebih khusus Malaka tetap memelUk agama Islam. lslam menjadi satu-satunya bagian dari hidup mereka yang tidak bisa direnggut oleh penjajah. [FOOTNOTE]Republika, 15-mei-2011, Rosyid nurul hakim & Heri Ruslan[/FOOTNOTE]































[h=1]Reference & Resources[/h]
[REFLIST]1[/REFLIST]
 
Back
Top