pratama_adi2001
New member
2007, Desa Online
Ada beberapa manfaat yang diperoleh Pemkab Sragen dengan penggunaan WAN ini. Pertama, terpadunya data antarsatuan kerja dan kecamatan sehingga semua data bisa diakses termasuk data kependudukan. Kedua, hemat dari segi anggaran karena menggunakan frekuensi (bukan pulsa telepon), dan murahnya biaya instalasi dan maintenance karena dilakukan sendiri oleh Kantor PDE Sragen. Ketiga, bisa dilakukan teleconference antarsatuan kerja dan kecamatan. Media teleconference itu memudahkan bupati mengontrol kinerja satuan kerja dan kecamatan di Sragen.
Pada 2007 ini, online jaringan tidak hanya antarsatker dan kecamatan, tetapi juga dengan 208 desa di Sragen. Online desa erat kaitannya dengan desentralisasi desa di Sragen. Untuk membantu operasional online desa, di setiap desa akan ditempatkan tiga pegawai negeri sipil (PNS). Mereka akan mengawal penerapan TI, memberdayakan masyarakat dan tenaga penyuluh.
Selain membangun sistem online desa, PDE mengembangkan sistem Geographic Information System (GIS). Pembangunan sistem itu erat kaitannya dengan strategi kabupaten menarik investor. Mudahnya layanan perizinan di daerah ini berdampak pada masuknya banyak investor. Ini bisa dilihat dari naiknya nilai investasi. Pada 2002 (sebelum KPT) berdiri, nilai investasi hanya Rp 592 miliar. Pada 2005, investasi sudah mencapai Rp 955 miliar. Dengan GIS, para investor akan mengetahui lokasi investasi di Sragen.
Jadi Konsultan Daerah Lain
Keberhasilan Sragen mengembangkan sistem jaringan berbiaya murah dan efektif menarik perhatian daerah lain untuk mengadopsinya. Daerah yang mulai mengadopsi sistem itu antara lain Kabupaten Lebak, Jawa Barat dan Kabupaten Dumai, Riau. Untuk membangun sistem informasi ini di daerah lain, PDE Kabupaten Sragen tidak hanya membangun sistem, tetapi terlebih dahulu mempersiapkan SDM.
Upaya itu dilakukan agar daerah yang mengadopsi bisa menjalankan sistem tersebut secara mandiri. Meski PDE Sragen sudah melakukan pemasangan jaringan, langkah itu digunakan untuk mengantisipasi jaringan yang mangkrak setelah ditinggalkan konsultan.
Ada beberapa manfaat yang diperoleh Pemkab Sragen dengan penggunaan WAN ini. Pertama, terpadunya data antarsatuan kerja dan kecamatan sehingga semua data bisa diakses termasuk data kependudukan. Kedua, hemat dari segi anggaran karena menggunakan frekuensi (bukan pulsa telepon), dan murahnya biaya instalasi dan maintenance karena dilakukan sendiri oleh Kantor PDE Sragen. Ketiga, bisa dilakukan teleconference antarsatuan kerja dan kecamatan. Media teleconference itu memudahkan bupati mengontrol kinerja satuan kerja dan kecamatan di Sragen.
Pada 2007 ini, online jaringan tidak hanya antarsatker dan kecamatan, tetapi juga dengan 208 desa di Sragen. Online desa erat kaitannya dengan desentralisasi desa di Sragen. Untuk membantu operasional online desa, di setiap desa akan ditempatkan tiga pegawai negeri sipil (PNS). Mereka akan mengawal penerapan TI, memberdayakan masyarakat dan tenaga penyuluh.
Selain membangun sistem online desa, PDE mengembangkan sistem Geographic Information System (GIS). Pembangunan sistem itu erat kaitannya dengan strategi kabupaten menarik investor. Mudahnya layanan perizinan di daerah ini berdampak pada masuknya banyak investor. Ini bisa dilihat dari naiknya nilai investasi. Pada 2002 (sebelum KPT) berdiri, nilai investasi hanya Rp 592 miliar. Pada 2005, investasi sudah mencapai Rp 955 miliar. Dengan GIS, para investor akan mengetahui lokasi investasi di Sragen.
Jadi Konsultan Daerah Lain
Keberhasilan Sragen mengembangkan sistem jaringan berbiaya murah dan efektif menarik perhatian daerah lain untuk mengadopsinya. Daerah yang mulai mengadopsi sistem itu antara lain Kabupaten Lebak, Jawa Barat dan Kabupaten Dumai, Riau. Untuk membangun sistem informasi ini di daerah lain, PDE Kabupaten Sragen tidak hanya membangun sistem, tetapi terlebih dahulu mempersiapkan SDM.
Upaya itu dilakukan agar daerah yang mengadopsi bisa menjalankan sistem tersebut secara mandiri. Meski PDE Sragen sudah melakukan pemasangan jaringan, langkah itu digunakan untuk mengantisipasi jaringan yang mangkrak setelah ditinggalkan konsultan.