garda_revolusioner
New member
21 Februari 1965
21 Februari 1965: Pemimpin kulit hitam nasionalis Malcolm X (Detroit Red/El-Hajj Malik El Shabazz), tewas terbunuh. Dia ditembak beberapa kali saat mulai berpidato di hadapan 400 pendukungnya di Audubon Ballroom, di luar wilayah Harlem, New York.
Malcolm X, yang saat itu berusia 39 tahun, sempat dilarikan ke rumah sakit terdekat, namun dinyatakan meninggal beberapa saat kemudian. Dua orang yang diyakini telah melakukan penembakan itu ditangkap di luar ballroom langsung dihakimi massa. Malcolm X merupakan Jubir nasional untuk Nation of Islam (NOI), serta pendiri dari Muslim Mosque Inc, serta Organisasi Persatuan Afro-Amerika. Meski pernah hidup dalam dunia hitam sebagai pengedar obat bius dan pencuri, namun kini Malcolm dihormati sebagai tokoh nasionalis dan pejuang Islam di AS. - tya/AP
21 Februari 1965: Pemimpin kulit hitam nasionalis Malcolm X (Detroit Red/El-Hajj Malik El Shabazz), tewas terbunuh. Dia ditembak beberapa kali saat mulai berpidato di hadapan 400 pendukungnya di Audubon Ballroom, di luar wilayah Harlem, New York.
Malcolm X, yang saat itu berusia 39 tahun, sempat dilarikan ke rumah sakit terdekat, namun dinyatakan meninggal beberapa saat kemudian. Dua orang yang diyakini telah melakukan penembakan itu ditangkap di luar ballroom langsung dihakimi massa. Malcolm X merupakan Jubir nasional untuk Nation of Islam (NOI), serta pendiri dari Muslim Mosque Inc, serta Organisasi Persatuan Afro-Amerika. Meski pernah hidup dalam dunia hitam sebagai pengedar obat bius dan pencuri, namun kini Malcolm dihormati sebagai tokoh nasionalis dan pejuang Islam di AS. - tya/AP