27 September 2010 (Berita-Sejarah-Tanggal)

imnanay

New member
[h=1]Partai Golkar Dukung Anggaran Densus 88[/h]

Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie menginstruksikan anggota partainya di DPR untuk mendukung permintaan tambahan dana yang diajukan Detasemern Khusus 88 Antiteror Markas Besar Kepolisian Negara RI. Dari semula hanya mendapatkan dana Rp 9 miliar pertahun, Densus 88 mengajukan tambahan anggaran menjadi Hp 60 miiar per tahun.

“Kita tidak bisa main-main (dengan urusan keamanan nasional). Pelaksanaan antiteror jangan sampai terhambat oleh dana,” kata Abhurizal, Senin (27/9), dalam jumpa pers di kantor DPP Partai arJakarta

Ketua Harian Sekretariat Gabungan Pendukung Pemerintahan Presiden Susio Bambang Yudhoyono itu merasa terenyuh saat mengetahui bahwa Densus 88, unit kbusus antiteror yang berada langsung di bawah Kepala Polri, hanya mendapat dana Rp 9 miliar per tahun. “Sesuatu yang penting kok, hanya dapat dana sebesar itu,” ujarnya.

Oleh karena itu, Aburizal melihat Fraksi Partai Golkar DPR perlu mendukung Densus 88 agar permintaan dana Rp 60 miliar per tahun dapat terpenuhi. “Keamanan nasional merupakan masalah penting karena memengaruhi ekonomi nasional dan kesejahteraan rakyat,” ujarnya.

Selain anggaran antiteronisme, ada beberapa masalah hagi yang, menurut Aburizal, perlu mendapat perhatian khusus dari anggota Fraksi Partai Goikar selama pembahasan APBN 2011. Masalah itu antara lain masalah anggaran pengelolaan perbatasan, anggaran infrastruktur, dan anggaran kesejahteraan rakyat.

Dikombinasikan dengan penambahan anggaran Densus 88 dan anggaran kesejahteraan rakyat, Aburizal memperkirakan defisit APBN 2011 bakal naik menjadi 2,1 persen dari sebelumnya 1,7 persen. “Kenapa hdta hams takut dengan deflsit? Malaysia saja memiliki defisit anggaran sebesar 6 persen,” ucap AburizaL

Ia mengingatkan bahwa Indonesia merupakan salah satu negara dengan defisit terendah “Defisit tidak apa-apa asal pemerintah bisa menjamin kesejahteraan masyarakat,” tutor Abunizalt [FOOTNOTE]KOMPAS, 27 September 2010, ATO[/FOOTNOTE]

[h=2]Example[/h]






[h=1]Industri Makanan Tambahan Stagnan[/h]

JAKARTA, KOMPAS — Indonesia banyak memilih sumber bahan makanan tambahan, baik untuk pengawet, pemanis, maupun pewarna. Namun, bahan baku untuk bahan-bahan makanan tambahan itu produksinya belum mampu memenuhi kebutuhan industri. Jika ada, daerah produksi bahan-bahan itu tersebar sehingga biaya transportasi tinggi dan nilai ekonominya rendah.

Demikian dikatakan Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia Adhi S Lukman di Jakarta, Senin (27/9). Banyak funsi bahan makanan tambahan yang belum digarap, seperti pengurang lemak, penguat rasa, penambah vitamin, pengemulsi untuk menstabilkan bahan yang tidak bisa bersatu, stabilisator, dan pengembang.

Ketua Perhimpunan Ahli Teknologi Pangan Indonesia dan Direktur Pusat Pengembangan Ilmu Teknologi Pertanian dan Pangan Asia Tenggara Institut Pertanian Bogor Purwiyatno Hàriyadi mengatakan, teknologi pembuatan bahan makanan tambahan bukan teknologi canggih dan sangat mudah dipelajari. Oleh karena itu, bahan makanan tambahan dapat didorong dari tanaman asli Indonesia.

“Ini bukan masalah teknologi, tetapi komitmen semua pihak, baik industri, pemerintah, maupun peneliti, guna menjadikan tanaman Indonesia sebagai sumber bahan makanan tambahan utama di negeri sendiri,” katanya. Para peneliti perlu konsisten dalam pengembangan produk-produk tertentu agar diperoleh bahan makanan tambahan yang terus berkembang mutu dan jenisnya. Yang terjadi, peneliti sering berubah-ubah obyek penelitiannya. Akibatnya, hasil penelitian tak pernah maksimal.

Adhi mengatakan, konsistensi ditunjukkan sejumlah peneliti di luar negeri, misalnya ahli perisa jeruk saja atau perusahaan kecil yang mengekstraksi akar-akanan untuk diambil aromanya. Hal itu membuat banyak ahli dan industri luar negeri sungguh mahir di bidang tertentu. [FOOTNOTE]KOMPAS, 27 September 2010, MZW[/FOOTNOTE]




[h=1]Rugikan Konsumen, Industri Farmasi Didenda Rp 145 Miliar[/h]

JAKARTA, KOMPAS — Komisi Pengawas Persaingan Usaha menjatuhkan hukuman denda total Pp 145 miliar terhadap industri farmasi karena dinilai berpotensi merugikan konsumen.

Keputusan Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) itu disampaikan oleh anggota majelis KPPU, Erwin Syahdal, di Jakarta, Senin (27/9, seusai mendamping pembacaan putusan “Industri Farmasi Kelas Terapi Amlodipine”. Pembacaan keputusan dilakukan ketua majelis Komisi, Ahmad Ramadhan Siregar, dan anggota majelis, H Tadjuddin Noer Said.

Semula, tuduhan KPPU menyangkut penetapan harga, prakik kartel dalam produksi dan pemasaran obat, serta peluang terjadi monopoli hanya terhadap PT Pfizer Indonesia dan PT Dexa Medica. Khusus Pfizer juga dikenai tuduhan penyalahgunaan posisi dominan. Namun, setelah pemeriksaan lanjutan, KPPU memutuskan menjatuhkan hukuman pada PT Pfizer Indonesia, Pfizer Overseas Inc, Pfizer Overseas LLC, Pfizer Global Trading, dan Pfizer Corporation Panama. Masing-masing didenda Rp 25 miliar. Sementara Dexa Medica didenda Rp 20 miliar.

Selain denda, KPPU juga menetapkan perjanjian pasokan antara Pfizer Overseas Inc dan PT Dexa Medica batal demi hukum. kartel dalam produksi dan pemasaran obat, serta peluang terjadi monopoli hanya terhadap PT Pfizer Indonesia dan PT Dexa Ivledica. Khusus Pfizer juga dikenai tuduhan penyalahgunaan posisi dominan. Namun, setelah pemeriksaan lanjutan, KPPU memutuskan menjatuhkan hukuman pada PT Pfizer Indonesia, Pfizer Overseas Inc, Pfizer Overseas LLC, Pfizer Global Trading, dan Pfizer Corporation Panama. Masing-masing didenda Rp 25 miliar. Sementara Dexa Medica didenda Rp 20 miliar.

Begitu pula dengan perjanjman distribusi antara PT Pfizer Indonesia dan PT nugrah Argon Medika batal demi hukum.

KPPU mengharuskan seluruh terlapor menghentikan komunikasi tentang informasi harga, jumlah produksi, dan rencana produksi kepada pesaing.

Selain itu, Pfizer diperintahkan menurunkan harga obat darah tinggi, Norvask, sebesan 65 persen dan harga apotek hingga keputusan KPPU ini berkekuatan hukum tetap.

Sementara Dexa Medica diminta menurunkan harga Tensivask, obat darah tinggi, sebesar 60 persen dari hanga apotek.

“KPPU juga memerintahkan PT Pfizer Indonesia tidak melibatkan dokter dalam program health care compliance. PT Pfizer Indonesia dan PT Dexa Medic’a diperintahkan menurunkan biaya promosi 60 persen dan membatasi kegiatan sponsorship kepada dokter,” ujar Ahmad.
Kuasa huktun PT Dexa Medica Rikrik Rizkiyana menegaskan, pihaknya siap mengajukan keberatan atas putusan itu. KPPU dinilai tidak menghargai keberadaan perusahaan nasional yang dipercaya menggunakan bahan baku dan perusahaan internasional. Menurut Riknik, patokan harga tidak bisa dilihat hanya dengan membandingkan antara harga ritel dan harga dan Organisasi Kesehatan Dunia serta harga asuransi kesehatan.

Sementara Direktur Public Affairs and Communications PT Pfizer Indonesia Chrisma A Albandjan membantah semua tuduhan KPPU. Dijelaskan, sejak dilaksanakan investigasi, Pfizer kooperatif memberikan semua data yang diminta. “KPPU tidak mempertimbangkan fakta utama dan masukan yang disampaikan Pfizer ataupun pendapat ahli,” kata Chrisma. Pfizer Indonesia, kata Chrisma, akan mengajukait keberatan. Keputusan KPPU membuat rencana investasi pengembangan industri farmasi di Indonesia terpaksa ditunda. [FOOTNOTE]KOMPAS, 27 september 2010, OSA[/FOOTNOTE]




[h=1]PENANAMAN MODAL Perusahaan Ban Korea Investasi 1,2 Miliar Dollar AS[/h]

SEOUL, KOMPAS — Sebuah perusahaan ban dari Korea Selatan berencana menanamkan modalnya di Indonesia dengan nilai investasi sebesar 1,2 iniliar dollar AS atau sekitar Rp 10,8 triliun.

Hal itu diungkapkan Kepala Kadan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Gita Wirjawan setelah melakukan serangkaian pertemuan dengan sejumlah investor Korea di Peacock Suite lantai 36 Hotel Lotte di Seoul, Senin (27/9). Gita meininta agar nama perusahaan itu tidak diungkapkan dulu karena merupakan perusahaan publik di bursa saham Korea.

“Yang jelas, perusahaan ini sekarang sedang melakukan peinilihan lokasi untuk pembangunan pabrik ban,” ujar Gita Wirjawan.

Saat ini, ujar Gita, perusahaan asal Korea Selatan ini mampu memproduksi sebanyak 15 juta ban setahun. Sementara produksi ban dunia saat ini mencapai 80 juta ban per tahun. Rencana investasi perusahaan ban tersebut paralel dengan aksi korporasi yang dilakukan perusahaan baja dari Korea, Posco.

Setelah dibuat kesepakatan kerja sama dengan perusahaan BUMN, PT Krakatau Steel, Posco akan melakukan peletakan batu pertama perluasan pabrik baja di Cilegon pada 27 Oktober 2010.
“Posco sudah berkoinitmen untuk menyelesaikan pabrik baja di Cilegon pada bulan November tahun 2013,” ujar Gita Wirjawan.

Dalam kunjungan kerjanya ke “Negeri Ginseng” itu, Kepala BKPM Gita Wirjawan melakukan pertemuan setu per satu dengan berbagai pimpinan grup perusahaan besar di Korea Selatan.

Perusahaan besar itu di antaranya Hankook Tire Co Ltd, Posco, dan Samsung. Pertemuan bisnis juga dilakukan dengan para pimpinan instansi terkait dengan kerjasama penanaman modal, seperti Kamar dagang dan Industri Korea (KCCI-Korea Chamber of Commerce and Industry) serta Badan Peningkatan Investasi Perdagangan Korea (Kontra-Korea Trade Investment Promotion Agency).

Bagi Indonesia, Korea Selatan merupakan salah satu calon investor potensial.
Berdasarkan catatan BKPM, nilai realisasi investasi Korsel di

Indonesia pada tahun 2009 mencapai 624,58 juta dollar AS atau sekitar Rp 5,6 triliun. Nllai ini melonjak 107,4 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang berkisar pada angka 301,09 juta dollar AS atau sekitar Hp 2,8 triliun.

Terdapat lebih dari 1.000 proyek penanaman modal Korsel di Indonesia yang meliputi berbagai sektor, di antaranya mesin dan elektronika, makanan, konstruksi, bahan kiinia, serta jasa perdagangan.

Group perusahaan besar Korsel yang telah berinvestasi di Indonesia antara lain Samsung, Hyundai, LG, Daewoo, dan KIA Motor. [FOOTNOTE]Kompas, 27 September 2010, TJAHJA GUNAWAN DIREDJA dari Seoul, Korea[/FOOTNOTE]



[h=1]KEKERASAN TNI Warga Perbatasan Desak Tindak Pelaku Kekerasan[/h]

KUPANG, KOMPAS — Warga perbatasan Republik Indonesia-Timor Leste mendesak TNI di Nusa Tenggara Timur segera melakukan pemulihan terhadap korban penganiayaan, Pastor Beatus Ninu Pr, yang dilakukan tiga oknum anggota TNI di perbatasan Oepoli (RI)-Oecussi (Timor Leste). Penganiayaan itu merusak institusi keagamaan dan pimpinan agama yang selama ini bertugas melayani masyarakat di perbatasan.

Sekitar 6.000 warga perbatasan yang berada di bawah naungan paroki Santa Maria Mater Dei Oepoli di Oepoli, Kecamatan Amfoang Timur, Kabupaten Kupang, Senin (27/9), mendesak TNI meininta maaf kepada korban dan lembaga keagamaan, yakni gereja dan Keuskupan Agung Kupang.
Gregor Tunbaba (49), salali satu tokoh masyarakat Oepoli di Kupang, Senin, mengatakan pemukulan terhadap Pastor Beatus Ninu Pr atau dipanggil Bento, Kainis lalu, oleh anggota TNI di hadapan warga setempat sangat memalukan. Saat itu ribuan warga sedang siap menunggu kedatangan pastor baru.

“Ada anggota TNI yang sedang mabuk berat melakukan keributan. Mereka berteriak-teriak tak jelas sasarannya, kemudian mendapat teguran dari pastor. Beberapa saat kemudian tiga oknum TNI datang dari arah belakang dan langsung memukul pastor,” katanya.

Tunbaba mengatakan, pascapenganiayaan itu warga takut keluar rumah. Mereka tidak pergi ke ladang atau sawah untuk bekerja karena takut terhadap keberingasan anggota TNI.

Persatuan Pastor Projo Keuskupan Agung Kupang menyatakan penyesalan atas kejadian itu. Mereka mendesak pimpinan TNI di NTT segera bertindak tegas terhadap pelaku penganiayaan itu.

Komandan Korem 161/Wirasakti Kupang Kolonel (Art) I Dewa Ketut Siangan berjanji tetap memproses pelaku penganiayaan itu. Ia mengatakan, TNI tidak pernah bertindak melindungi anggota yang terbukti melanggar peraturan, apalagi melukai rakyat. TNI selalu bertindak sesuai dengan prosedur. [FOOTNOTE]Kompas, Kupang 27 September 2010, KOR[/FOOTNOTE]



[h=1]Anggrek Endemik Spesies Baru[/h]

14460d1305806529-anggrek-endemik-spesies-baru-dendrobium-flos-wanua-jpg


14461d1305806529-anggrek-endemik-spesies-baru-dendrobium-dianae-jpg


Anggrek Dendrobium flos-wanua dan Dendrobium dianae ditemukan peneliti Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia (LIPI) bersama peneliti-peneliti asing sejak dua tahun lalu. Hingga sekarang berhasil diidentifikasi sebagai spesies baru yang dimuat di jurnal iliniah internasional Malesian Orchid Journal, September 2010.


Dari hasil identifikasi peneliti botani Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia dan sejumlah peneliti asing, dua anggrek endeinik Kalimantan dinyatakan sebagai spesies baru. Hal ini tertuang di dalam jurnal iliniah internasional Malesian Orchid Journal yang terbit akhir September 2010.

“Spesimen kedua jenis anggrek ini telah kaini ambil sejak dua tahun lalu, Kemudian kaini mengerjakan sketsa morfologi taksonoininya. Sekarang, melalui sebuah jurnal iliniah internasional, itu dinyatakan sebagai spesies baru,” kata peneliti botani Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPO, Destario Metusala, dari Unit Pelaksana Teknis Kebun Raya Purwodadi, Pasuruan, Jawa Timur, Senin (27/9).

Kedua spesies baru itu diberi nama Dendrobium flos-wanua dan Dendrobium dianae. Dinyatakan sebanyak tiga penemunya, yaitu Destanio Metusala, Peter O’Byrne (praktisi anggrek di Singapura), dan JJ Wood (peneliti dari Herbarium Kew Botanical Garden, Inggris).
“Sebaran keduajenis ini sangat terbatas sehingga membutuhkan perhatian khusus untuk mengonservasinya,” kata Destario.

Dendrobium flos-wanua ditemukan di hutan yang berada di Kalimantan Timur, sedangkan Dendrobium dianae di Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan. Menurut Destario, dengan diumumkannya sebagai spesies baru, kedua jenis anggrek tersebut sekarang menjadi rentan diburu.

Untuk menghindari kelangkaan yang bisa menuju kepunahannya di alam liar, LIPI saat ini mempersiapkan perbanyakan bibitnya di Kebun Raya Purwodadi dan Kebun Raya Bogor.

Kedua spesies baru ini juga siap disilangkan untuk mendapatkan jenis-jenis anggrek hibrida yang lebih bernilai ekonoinis. Kedua jenis anggrek tersebut
cukup adaptif dengan kemampuan hidup pada ketinggian 300-900 meter di atas permukaan laut. Dendrobium flos-wanua mampu berbunga pada April, Juni, dan November. Adapun Dendrohium dianae berbunga Sepanjang tahun.

“Penemuan spesies barn ini membuktikan, Indonesia sebagai megabiodiversitas belum tergali secara maksimal,” ungkap Destario. Menurut dia, saat ini jenis anggrek dendrobium di dunia ada lebih dari 1.000 spesies dan jenis ml tergolong paling ekonoinis. [FOOTNOTE]Kompas, Jakarta 27 September 2010, NAW[/FOOTNOTE]



[h=1]Masih Ada Museum yang Tidak Punya Toilet[/h]

Sampai sekarang masih ada museum di Indonesia yang tidak punya lasilitas toilet umum. Kalaupun ada, kondisinya masih
belum sesuai dengan standar yang diharapkan. Kenyataan itu diungkapkan Direktur Jenderal Pengembangan Destinasi pariwisata Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Firmansyah rahim, Senin (27/9) di Jakarta.

Peringkat lima terbaik musium swasta yang memperoleh Penghargaan Sapta Pesona adalah Museum Satwa, Malang, Museum Rahmat Internasional Wild Life, Medan; Museum Rudana, Ubud, Bali; Musium rumah Budaya Tembi, Yogyakarta; dan Museum Ullen Setitalu, Sleman, Yogyakarta.

Untuk kategori museum peinoi-inLih, peringkat 1-10 berturut-turut di antaranya Museum Gunung Api Batur, Kintamani, Bali; Museum Seni Rupa Kerainik, DKI Jakarta; Museum Negeri La Galigo, Sulsel; dan Museum Perangko Indonesia, Jakarta. [FOOTNOTE]Kompas, Jakarta 27 September 2010, NAL[/FOOTNOTE]



[h=1]Kunjungan Wisatawan Jepang Berkurang Jepang Terimbas Krisis Ekonoini Global[/h]

JAKARTA, KOMPAS — Jumlah wisatawan Jepang ke Indonesia pada Januari-Juli 2010 merosot 12,7 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2009. Keikutsertaan Indonesia dalam Japan Association of Travel Agents World Tourism Congress & Travel Fair diharapkan bisa memulihkan kondisi ini.

Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik menyatakan, kunjungan wisatawan Jepang ke Indonesia merosot karena Jepang terimbas krisis ekonoini global. “Untuk Jepang, data terakhir masih lebih sedikit dibandingkan tahun lalu. Akan tetapi, kita masih mempunyai waktu sampai akhir tahun dan kaini optiinistis jumlah wisatawan Jepang akan terpenuhi,” kata Jero seusai menghadiri pembukaan Japan Association of Travel Agents (JATA) World Tourism Congress & Travel Fair di Tokyo, akhir pekan lalu.

Jumlah kunjungan wisatawan Jepang ke Indonesia pada Januari-Juli baru mencapai 227.254 orang, menurun dibandingkan periode Januari-Juli 2009 yang mencapai 266.762 orang. Jika tren penurunan ininus 12,72 persen (perbandingan setiap bulan yang sama) terus berlangsung, kunjungan wisatawan Jepang ke Indonesia hanya akan mencapai 415.621 orang. Sementara Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata mematok target kunjungan wisatawan Jepang pada 2010 sebanyak 480.000-525.000 orang.

Berdasarkan data Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, wisatawan Jepang yang melancong ke luar negeri pada Januari-Juni mencapai 7,9 juta orang. Jumlah itu naik 11 persen dibandingkan periode sama pada 2009. Terjadi lonjakan jumlah wisatawan asal Jepang di China (26 persen); Hawaii, Amerika Serikat daratan, Guam (masing-masing 11 persen); Taiwan (7 persen); dan Thailand (6 persen).

Presiden Direktur PT Hotel Indonesia Natour Hery Angligan menyatakan, wisatawan Jepang selalu penting bagi industri pariwisata Indonesia. “Turis Jepang berdaya beli tinggi dan merekalah yang menginap di hotel herbintang dan menikmati paket wisata yang mahal. Mereka royal dan banyak berbelanja,” kata Hery

Area Manager Garuda Indonesia wilayah Jepang, Korea, China, dan AS Faik Fahini menyatakan, rute penerbangan Garuda Indonesia dan Jepang ke Indonesia masth memadai untuk mengantisipasi penutupan rute Japan Airlines.

“Setiap hari ada satu penerbangan dan Narita ke Jakarta dan satu penerbangan ke Denpasar. Dan Osaka ada penerbangan menuju Denpasar,” ujarnya. [FOOTNOTE]Kompas, Jakarta 27 September 2010, ROW[/FOOTNOTE]



[h=1]Perang Melawan Terorisme[/h]

Masyarakat Indonesia, bahkan dunia, kembali dikejutkan oleh ulah teroris yang menyerang Markas Kepolisian Sektor Hamparan Perak, Sumatera Utara. Betapa tidak, selain menggunakan pola baru, yaitu menyerang dengan senjata (bukan bom), kelompok itu seolah-olah juga menunjukkan kekuatan dan kemampuan aktual mereka.

Seberapa kuat dan setinggi apakah kemampuan mereka? Tanpa bermaksud membesar-besarkan masalah, apalagi menakut-nakuti, tulisan ini justru diharapkan dapat menjadi panggilan untuk membangunkan (wake up call) bagi masyarakat luas, terutama pemerintah, DPR, lembaga yudikati termasuk aparat keamanan.

Analisis postur
Ditilik dari aspek kekuatan, keterangan resini Polri mengatakan, teroris menggunakan enam sepeda motor dan satu mobil Kijang Innova. Dari jumlah kendaraan yang digunakan, dapat diperkirakan personel teroris yang terlibat langsung di tempat kejadian perkara (TKP) kira-kira 15 orang. Namun, di luar TKP tentu dikerahkan juga kelompok lain yang berfungsi sebagai pos tinjau serta penutup. Dengan begitu, cukup rasional jika diperkirakan yang terlibat sedikitnya 25 orang.

Kekuatan sejata yang digunakan biasanya di bawah kekuatan personel, tetapi tak akan jauh dari jumlah itu. Jenis selongsong peluru yang didapat di TKP menunjukkan mereka menggunakan senjata laras panjang dari jenis AK-47, M-16, SS-1, dan pistol FN. Di luar kekuatan yang terlibat langsung, pasti masih tersimpan pula kekuatan lainnya, dalam dunia iniliter biasanya dikalkulasi berjumlah tiga kali lipat.

Mengukur kemampuan teknis iniliternya dapat diihat dari basil rekaman CCTV saat perampokan Bank CIMB. Di
sini jelas terlihat ketangkasan gerakan perseorangan mereka yang terlatih dengan baik. Secara taktis iniliter pun tampak terorganisasi dengan rapi, baik dalam aksi perampokan bank maupun penyergapan (raid.) Mapolsek Hamparan Perak. Dalam aksi di kedua tempat terlihat jelas ada kelompok penyergap, pengaman, dan penutup sesuai standar taktis iniiter profesional.

Beberapa pengamat menyimpulkan bahwa penyergapan di Hamparan Perak merupakan aksi balas dendam atas gebrakan Densus 88 dua hari sebelumnya yang berhasil menewaskan tiga teroris serta menangkap 20 orang lainnya.

Kalau kesimpulan ini benar, berarti mereka mengembangkan rencana penyergapan hanya dalam dua hari. Padahal, proses perencanaan seperti itu setidaknya dilakukan melalui beberapa tahap: pengintaian, pengorganisasian, penentuan cara bertindak, penentuan rate berangkat dan rate pengunduran, penentuan teknis komando dan perhubungan, penentuan teknis menghilangkan jejak, serta rencana logistik. Dengan deinikian, mereka juga telah menunjukkan kelasnya dalam mengembangkan perencanaan taktis.

Hal lain yang biasanya diperhitungkan adalah faktor ketokohan peinimpin. Polri menjelaskan, aksi teroris di Sumut dan Aceh dikendalikan Abu Tholut alias Mustofa. Pria kelahiran Semarang tahun 1961 dan dibesarkan di Medan ini pernah masuk Akadeini Militer Mujahidin di Afganistan pada t987, lalu menjadi instruktur di sana. Pada tahun 1999 dia bertugas mengajar teknik dan taktik muliter di Kamp Hudaibiyah, Moro, Filipina. Dia juga koordinator kerusuhan Poso pada tahun 2000 dan pelaku bom Atrium Senen, Jakarta.

Pernah divonis delapan tahun penjara, tetapi bebas cepat karena mendapat reinisi empat tahun. Riwayat singkat ini mengindikasikan bahwa dia teroris kawakan dan dari lamanya bertugas di berbagai tempat diduga dia meiniliki sejumlah kader yang berhasil direkrutnya. Penggelaran kekuatan teronis di Aceh dan Sumut pasti meiniliki tujuan strategis tertentu serta patut diduga telah tenjadi link up dengan kelompok radical di Thailand selatan, Malaysia, dan Afganistan, yang letaknya berdekatan dengan daerah ini. Sementara gelar kekuatannya secara nasional dapat dilihat dari catatan kronologi aksi teroris di beberapa daerah di Indonesia Mereka juga pasti punya jaring klandestin tergelar luas di Tanah Air.

Rekomendasi
Terorisme di Indonesia telah sampai pada tingkat yang mencemaskan dan tidak munglin dapat diatasi hanya dengan pendekatan hukum semata, tetapi harus melalui pendekatan multiaspek dengan melibatkan semua porensi bangsa, termasuk masyarakat. Untuk itu, pemerintah perlu mengambil langkah.

Pertama, segera merealisasi pembentukan Badan Antiteronisme Nasional yang bersifat lintas institusi dengan otoritas dan anggaran memadai. Lembaga ini bentugas merancang, mengoordinasi, dan melaksanakan langkah-langkah preventif ataupun koersif-nepresif terhadap terorisme.

Kedua, menyatukan unit-unit kontrateror yang diiniliki TNI/Polri di bawah satu komando, berkedudukan di bawah Badan Antitenonisme Nasional sehingga akan terjadi efektivitas dalam penggunaan serta efisiensi dalam pembinaannya.

Ketiga, perlu ditinjau kembali pentingnya Indonesia meiniliki Undang-Undang Keamanan Internal semacam ISA di Malaysia atau Patriot Act di AS. Ketakutan bahwa undang-undang ini akan membuka akses bagi pelanggaran HAM sudah tak lagi relevan, mengingat terorisme merupakan kejahatan kemanusiaan yang memakan korban masal bahkan merusak peradaban, serta secara aktual sudah mengancam kehidupan nasional.

Dengan deinikian, Badan Antiteronisme Nasional atau Polri punya kewenangan melakukan pemeriksaan, penggeledahan, penahanan sementara, dan sebagainya yang sangat diperlukan dalam upaya pencegahan meski bukti permulaan belum cukup. Membiarkan benih terorisme berkeimbang biak sama dengan menumbuhkan “kultur kematian”. Kini saatnya berusaha membangun kesadaran serta kewaspadaan, mari rawe-rawe rantas, malang-malang putung berantas terorisme. [FOOTNOTE]Kompas, Jakarta 27 September 2010, KIKI SYAHNAKRI, Ketua Bidang Pengkajian Persatuan Purnawirawan Angkatan Darat[/FOOTNOTE]

[h=1]PENANAMAN MODAL Perusahaan Ban Korea Investasi 1,2 Miliar Dollar AS[/h]

SEOUL, KOMPAS — Sebuah perusahaan ban dari Korea Selatan berencana menanamkan modalnya di Indonesia dengan nilai investasi sebesar 1,2 iniliar dollar AS atau sekitar Rp 10,8 triliun.

Hal itu diungkapkan Kepala Kadan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Gita Wirjawan setelah melakukan serangkaian pertemuan dengan sejumlah investor Korea di Peacock Suite lantai 36 Hotel Lotte di Seoul, Senin (27/9). Gita meininta agar nama perusahaan itu tidak diungkapkan dulu karena merupakan perusahaan publik di bursa saham Korea.

“Yang jelas, perusahaan ini sekarang sedang melakukan peinilihan lokasi untuk pembangunan pabrik ban,” ujar Gita Wirjawan.

Saat ini, ujar Gita, perusahaan asal Korea Selatan ini mampu memproduksi sebanyak 15 juta ban setahun. Sementara produksi ban dunia saat ini mencapai 80 juta ban per tahun. Rencana investasi perusahaan ban tersebut paralel dengan aksi korporasi yang dilakukan perusahaan baja dari Korea, Posco.

Setelah dibuat kesepakatan kerja sama dengan perusahaan BUMN, PT Krakatau Steel, Posco akan melakukan peletakan batu pertama perluasan pabrik baja di Cilegon pada 27 Oktober 2010.
“Posco sudah berkoinitmen untuk menyelesaikan pabrik baja di Cilegon pada bulan November tahun 2013,” ujar Gita Wirjawan.

Dalam kunjungan kerjanya ke “Negeri Ginseng” itu, Kepala BKPM Gita Wirjawan melakukan pertemuan setu per satu dengan berbagai pimpinan grup perusahaan besar di Korea Selatan.

Perusahaan besar itu di antaranya Hankook Tire Co Ltd, Posco, dan Samsung. Pertemuan bisnis juga dilakukan dengan para pimpinan instansi terkait dengan kerjasama penanaman modal, seperti Kamar dagang dan Industri Korea (KCCI-Korea Chamber of Commerce and Industry) serta Badan Peningkatan Investasi Perdagangan Korea (Kontra-Korea Trade Investment Promotion Agency).

Bagi Indonesia, Korea Selatan merupakan salah satu calon investor potensial.
Berdasarkan catatan BKPM, nilai realisasi investasi Korsel di

Indonesia pada tahun 2009 mencapai 624,58 juta dollar AS atau sekitar Rp 5,6 triliun. Nllai ini melonjak 107,4 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang berkisar pada angka 301,09 juta dollar AS atau sekitar Hp 2,8 triliun.

Terdapat lebih dari 1.000 proyek penanaman modal Korsel di Indonesia yang meliputi berbagai sektor, di antaranya mesin dan elektronika, makanan, konstruksi, bahan kiinia, serta jasa perdagangan.

Group perusahaan besar Korsel yang telah berinvestasi di Indonesia antara lain Samsung, Hyundai, LG, Daewoo, dan KIA Motor. [FOOTNOTE]Kompas, 27 September 2010, TJAHJA GUNAWAN DIREDJA dari Seoul, Korea[/FOOTNOTE]




[h=1]Reference & Resources[/h]
[REFLIST]1[/REFLIST]
 
Back
Top