31 Januari 2011 (Berita-Sejarah-Tanggal)

Tomoyo

New member
[h=1]Pemekaran Telkomsel Rampung Pertengahan Tahun[/h]

JAKARTA —PT Telkomsel, perusahaan operator seluler terbesar di Indonesia akan merampungkan pemekaran organisasi pada semester I 2011. Struktur onganisasi yang membesar ini akan menyebabkan penambahan direksi dari lima menjadi delapan orang.

Direktur Utama PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) Rinaldi Firmansyah mengungkapkan, pemekaran direksi. Telkomsel untuk menjawab perkembangan perusahaan.

“Ada rencana pemekaran organisasi Telkomsel dari lima menjadi delapan pos direksi.
Nantinya, itu kita akan menambahkan direksi SDM (sumber daya manusia),” kata Rinaldi di Jakarta, Senin (31/1). Saat ini perseroan yang masih menguasai separuh pangsa pasar seluler Tanah Air tersebut sedang dalam proses persiapan menuju pemekaran organisasi.

Rinaldi membantah jika tengah terjadi perombakan dalam struktUr organisasi Telkomsel, disebabkan kinerja perseroan yang mengalami penurunan. “Tidak ada pergantian Telkomsel, tapi ada penambahan beberapa posisi,” tuturnya.

Dalam melakukan langkah reorganisasi, Telkom sebagai pemegang saham mayoritas akan melibatkan Singtel, operator asal Singapura sebagai pemegang 35 persen saham Telkomsel. Rinaldi mengutarakan, nantinya Telkom masih akan menjadi mayoritas dalam penempatan direksi. Namun, belum bisa dipastikan berapa banyak jatah direksi yang akan ditempatkan oleh Telkom.

Sebelumnya, Menteri BUMN Mustafa Abubakar meminta agar PT Telkom membenahi anak usahanya termasuk Telkomsel. Mustafa menilai, organisasi yang ada saat ini sudah tidak layak dengan perkembangan yang terjadi.

Menteri BUMN mengaku tidak akan campur tangan terhadap detail perombakan yang dilakukan PT Telkom. Untuk melakukan pemekaran Telkomsel, Mustafa menyerahkan sepenuhnya kepada PT Telkom sebagai induk usaha.

Untuk ekspansi perusahaan di luar negeri, Rinaldi mengaku masih dalam proses akuisisi perusahaan telekomunikasi di Kamboja. “Masih berjalan, kita masih berkompetisi dengan tiga kompetitor yang merupakan perusahaan top telekomunikasi dunia,” ujarnya.

Terkait rumor Telkom tengah merapat dengan StarOne, anak usaha PT Indosat Tbk, Rinaldi, enggan berbicara banyak. Dia mengatakan, belum pernah ada pembicaraan apa pun dengan Indosat terkait StarOne. Kalaupun ada, tegas Rinaldi, itu terjadi sekitar 1,5 tahun yang lalu.

“Kita sudah lama tak bicara dengan Indosat. Tapi, kalau Indosat mau spin off StarOne, ya kita tertarik,” ungkapnya.

Untuk tahun ini, perusahaan telekomunikasi pelat merah ini menganggarkan belanja modal sebesar 1,6 miliar dolar AS. Nantinya, sebesar 65 persen akan dialokasikan untuk Telkomsel. Adapun belanja modal tersebut sebanyak 80 persen berasal dari kas internal dan sisanya 20 person dari kas eksternal berupa pinjaman perbankan. [FOOTNOTE]Republika, 31 januari 2011, Citra Listya Rini/wulan tunjung palupi[/FOOTNOTE]

[h=1]WOM Targetkan Pembiayaan Tumbuh 15 Persen[/h]

JAKARTA — Perusahaan yang bergerak di bidang pembiayaan kredit sepeda motor, PT Wahana Otomitra Muittartha Tbk (WOM Finance), menargetkan pertumbuhan usaha sebesar 14-15 person pada tahun ini.

Presiden Direktur WOM Finance, Suwandi Wiratno, mengatakan bahwa WOM Finance mengucurkan Rp 7,3 triliun untuk mendanai kredit bagi 620 ribu unit sepeda motor pada

tahun lalu. Artinya, tahun ini WOM Finance membutuhkan dana sekitar Rp 10,9 triliun. Dana tersebut akan digunakan untuk membiayai kredit sekitar 720 ribu unit kendaraan roda dua.
Dia menjelaskan, sebanyak 10 persen dari dana yang mereka gelontorkan ke pasar kredit berasal dari kas perseroan, sementara 60-70 persen bersumber dari PT Bank Internasional Indonesia Tbk. “Sisanya dari obligasi dan bank lain,” katanya kepada wartawan dalam penawaran Umum Obligasi V WOMF 2011, Senin (31/1).

Karena itu, kata Suwandi, WOM Finance akan menerbitkan surat utang untuk melakukan diversifikasi sumber pendanaan. Obligasi V ditawarkan dalam empat seri dan 370 hari hingga empat tahun dan dijamin dengan jaminan fidusta atas piutang pembiayaan konsumen dengan kategori lancar, Jumlahnya sekurang-kurangnya 60 persen dari nilai pokok obligasi.

Perseroan menunjuk PT Danareksa Sekuritas, PT DBS Securities Indonesia, PT NISP Sekuritas, dan PT OSK Nusadana Securities Indonesia sebagai penjamin emisi, sementara PT Bank Permata Tbk ditunjuk sebagai wali amanat. “Masa pembentukan harga obligasi ini akan berlangsung 31 Januari hingga 14 Februari 2011,” ucapnya.

Sementara itu, kata Suwandi, perusahaan yang fokus pada otornotif ini akan memperluas jaringan usahanya ke luar daerah, seperti Sulawesi

dan Kalimantan. Saat ini, sekitar 60 persen kantor cabang WOM Finance berpusat di Jawa. Total terdapat 197 kantor cabang. “Tahun depan kami menargetkan jumlah kantor cabang akan bertambah menjadi 235 buah,” katanya.

Untuk pembangunan satu kantor cabang, dia menjelaskan, membutuhkan dana Rp 200-300 juta. Untuk itu, perseroan memerlukan belanja modal setidaknya Rp 7,6 milar untuk ekspansi usaha. [FOOTNOTE]Republika, 31 januari 2011, Shally Pristine/wulan tunjung palupi[/FOOTNOTE]

[h=1]Bandara Lombok Siap Juli 2011[/h]

DENPASAR — Nusa Tenggara Barat (NTB) akan segera memiliki bandara internasional yang bisa didarati pesawat Boeing 747. Peresmian bandara dengan panjang 2.800 meter dijadwalkan pada Juli mendatang.

“Semuanya sudah siap dioperasikan, tinggal menunggu peresmiannya saja,” kata Dirjen Perhubungan Udara, Herry Bekti S Gumay, di Denpasar, Bali, Senin (31/1).

Menurut Herry untuk tahap awal, penerbangan ke Bandara Internasional Lombok akan dilakukan oleh pesawat yang biasa mendarat di Bandara Rembiga Mataram. Setelah Bandara Rembiga ditutup semua penerbangan ke Lombok akan diarahkan ke bandara internasional yang nantinya akan dijadikan embarkasi jamaah haji asal NTB.

Sedangkan untuk penerbangan internasional, Herry meyakini akan diminati oleh maskapai asing. Namun, hingga saat ini baru maskapai asal salah satu negara di Timur Tengah yang telah menyampaikan keinginannya untuk mendarat di Lombok. “Tapi, itu baru keinginan mereka yang disampaikan secara lisan,” kata Herry

Bandara di bawah kendali PT Angkasa Pura I ini telah menjalani uji pendaratan. Peluncuran bandara ini pun sebelumnya direncanakan pada pertengahan 2010. Namun, kendala pembangunan dan persiapan infrastruktur lainnya membuat peluncuran bandara ini menjadi tertunda. Bandara ini menelan biaya lebih dari Rp 790 millar, yang dibiayai bersama oleh PT Angkasa Pura I Rp 640 miliar, Pemerintah Provinsi NTB Rp 110 miliar, dan Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah Rp 40 miliar. [FOOTNOTE]Republika, Senin 31 Januari 2011 Ahmad Baraas/wulan tunjung palupi[/FOOTNOTE]









[h=1]Reference & Resources[/h]
[REFLIST]1[/REFLIST]
 
Back
Top