31 Mei 2011 (Berita-Sejarah-Tanggal)

Takoyaki

New member
[h=1]Christine Hakim Luncurkan Film Autisme[/h]

14793d1306828807-christine-hakim-luncurkan-film-autisme-christine-hakim-jpg
[FOOTNOTE]Images : Republika[/FOOTNOTE]

Aktris senior Christine Hakim meluncurkan film dokumenter berkaitan dengan anak-anak penyandang autis, Love Me As I Am” (Buah Hati). Film berdurasi 45 menit ini disutradarai Ricky Avenzora, dosen rekreasi anak dan penyandang cacat Direktorat Diploma Institut Pertanian Bogor (IPB) itu. Film menampilkan anak penyandang autis dari kawasan Jabodetabek, keluarga, dan narasumber ahli penyakit syaraf, Andreas Harry.

Menurut Christine Hakim, pembuatan film dilakukan untuk menyambut dan memeringati Hari Autis Internasional pada 2 April 2011, dan untuk membangun kesadaran masyarakat tentang autisme. Kesadaran yang dimaksud adalah kesadaran stas karakteristik klinis dan autisme dan kesadaran empati sosial. Pula, kesadaran tentang adanya potensi kognitif yang sangat luar biasa pada setiap penderita autisme.

Kesadaran juga perlu dibangun dalam peningkatan profesionalitas dalam penanganan kasus autisme secara baik dan benar. ‘Sehingga mampu mengaktualkan potensi kognitif yang sangat luar biasa pada setiap autisme,” ujar duta muhibah Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Bidang Penididikan dan Kebudayaan (UNESCO) untuk kawasan Asia Tenggara itu.Aktris senior Christine Hakim meluncurkan film dokumenter berkaitan dengan anak-anak penyandang autis, Love Me As I Am” (Buah Hati). Film berdurasi 45 menit ini disutradarai Ricky Avenzora, dosen rekreasi anak dan penyandang cacat Direktorat Diploma Institut Pertanian Bogor (IPB) itu. Film menampilkan anak penyandang autis dari kawasan Jabodetabek, keluarga, dan narasumber ahli penyakit syaraf, Andreas Harry.

Menurut Christine Hakim, pembuatan film dilakukan untuk menyambut dan memeringati Hari Autis Internasional pada 2 April 2011, dan untuk membangun kesadaran masyarakat tentang autisme. Kesadaran yang dimaksud adalah kesadaran stas karakteristik klinis dan autisme dan kesadaran empati sosial. Pula, kesadaran tentang adanya potensi kognitif yang sangat luar biasa pada setiap penderita autisme.

Kesadaran juga perlu dibangun dalam peningkatan profesionalitas dalam penanganan kasus autisme secara baik dan benar. ‘Sehingga mampu mengaktualkan potensi kognitif yang sangat luar biasa pada setiap autisme,” ujar duta muhibah Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Bidang Penididikan dan Kebudayaan (UNESCO) untuk kawasan Asia Tenggara itu. [FOOTNOTE]Republika/antara, pnyantono oemar[/FOOTNOTE]

[h=1]Kisruh PSSI Perlu Wasit[/h]

Polemik PSSI terus berlanjut. Komite pemilihan pengurus PSSI yang gagal di Riau bakal dilanjutkan di Surabaya belum juga akan menemukan titik terang. Apalagi sikap pemerintah memutuskan untuk tidak mengakui kepengurusan PSSI di bawah kepemimpihan Nurdin Halid Cs. Meski demikian, Nurdin tak bergeming. Kepemimpinan PSSI yang dipimpinnya sah menurut statuta FIFA.

Kisruh sepak bola Indonesia bukan saja ada di tangan para sporter, melainkan juga melanda kepada pengelola PSSI. Agaknya kepemimpinan PSSI ini bermula dari ketidakbecusan mengelola prestasi persepakbolaan di Indonesia yang terus menurun. Sementara dana alokasi pembinaan dan kompetisi sepak bola Indonesia terus menguras dana APBD maupun APBN. Dana yang tinggi belum lagi ditambah dana dari sponsor yang tidak transparan pengelolaannya terhadap pembinaan prestasi persepakbolaan itu, menyulut iri pembinaan perkumpulan olahraga lainnya. Akibat hal itu, adanya ketimpangan dana dan turunnya prestasi sepak bola di Indonesia ditambah dengan dugaan korupsi dana di antara para petinggi PSSI. Belum lagi permamnan di balik layar kompetisi yang digelar untuk bisa menentukan siapa yang kalah dan menang. Sudah saatnya permainan drama persepakbolaan semacam ini dihentikan.

Semestinya, pemerintah segera mengambil alih kepemimpinan PSSI itu untuk disesuaikan dengan statuta FIFA agar pembinaan atlet dan perkumpulan sepak bola Indonesia tegak kembali. Pemerintah tidak boleh kalah dengan kepemimpinan Nurdin Khalid cs yang lihai bernegosisasi dengan FIFA. Pemerintah pun harus tegas soal penyelesaian kasus PSSI seperti tegasnya wasit sepak bola memberikan sanksi kepada pemain yang berlaku curang. [FOOTNOTE]Republika, Akbar Muzakki, JI Flamboyan III B No 8 Kureksani-Waru Sidoarjo[/FOOTNOTE]

[h=1]PSSI Bukan Milik Nurdin[/h]

14792d1306828026-opini-pssi-milik-nurdin-nurdin-halid-jpg
[FOOTNOTE]Images : Republika[/FOOTNOTE]

Keputusan pemerintah membekukan PSSI sudah tepat. Kepernimpinan Nurdin sudah banyak thtolak masyarakat sepak bola nasional. Ketika dia enggan melepaskan jabatan, pemerintah perlu mengintervensi. Jika dibiarkan, Nurdin akan melahirkan aib bagi sepak bola Indonesia.

sepak bola nasional tentu menginginkan PSSI bersih. Mereka merindukan timnas mencatat prestasi besar yang membanggakan. Sayang, Nurdin gagal memberikan itu. Selama dirinya memimpin, masyarakat disibukkan kasus hukum yang menjeratnya. Lebih repot ketika AFF Cup, pemain timnas sibuk diajak ikut acara tidak jelas sehingga berdampak psikologis dan kegagalan merebut AFF Cup.

Sudah banyak dosa dirinya bagi sepak bola Indonesia. Untuk itu, masyarakat mendukung sikap pemerintah. Jangan sampai Citra sepak bola Indonesia semakin rusak. FIFA sudah memberi sanksi tegas menolak kepemimpinan Nurdin. Tinggal sekarang menunggu niat baik Nurdin mengundurkan diri. Jika tetap memaksa, pemerintah harus menjatuhkan sanksi lebih keras. [FOOTNOTE]Republika, Inggar Saputra Jalan Cipinang Pulomaja Kelurahan Cipinang Besar Utara, Jakarta Timur[/FOOTNOTE]

[h=1]PSSI Memang Ahli ‘Menyepak’[/h]

Kita bisa mengacu pada kiprah dan prestasi perbulutangkisan Indonesia. Walau ahli “menangkis” sampai tingkat dunia, pebulu tangkis (pengurus dan pemain) tetap terbuka pada berbagai ragam masukan. Justru hal ini yang menjadikan PBSI bisa masuk bursa champion. PBSI bisa krisis pemain, tapi pembibitan dan pembinaan diam-diam tetap ada, luput dari peliputan media maSa.

PSSI memang ahli “menyepak” sehingga kalau sehari tidak ada yang disepak, kaki gatal. Dalam pasal “menyepak”, pengurus PSSI tidak kenal mana lawan, mana kawan. Asal kaki engah bisa jadi sasaran. Di bawah Ketum NH, bukan salah NH saja, melainkan kualitas SDM pengurus PSSI tidak bisa diajak lari kencang, zigzag, mengecoh lawan, memberi umpan ke kawan.
Ketum main sendiri (yang ngekor cuma

sekjen), pengurus yang lain main sendiri. Ketika jelang tanding, PSSI baru sibuk susun timnas. Menang syukur, kalah disyukurin. Belum dampak tanding yang melibatkan suporter. Krisis pemain PSSI diatasi dengan buka keran impor pemain asing, pemain bayaran, blasteran, naturalisasi.

Banyak pesepak bola kelas kampung yang dilirik pencari bakat dan akhirnya masuk timnas. Ironis, pengurus PSSI lebih menyukai ketum dari kalangan bukan kampung. Atau karena Bung NH memang ahil menyepak”, minimal ahli menangkap peluang dan uang?

Intervensi pemerintah melalui Menpora, bisa diatasi jika PSSI dijadikan semacam badan otoritas di negeri sendiri. Wallahu a’Iam bish shawab. [FOOTNOTE]Republika, Herwin Nur, TMI, Pd Aren, Tangsel, Banten 15224[/FOOTNOTE]

[h=1]SIKAP AL JAZAIR[/h]

Salah satu negara yang sempat meletup dalam rangkaian unjuk rasa Afrika Utara dan Timur Tengah adalah Aljazair, Membahas perkembangan terakhir. beberapa waktu lalu Perdana Menteri Aijazair Ahmed Ouyahia menjalin perbincangan lewat telepon dengan Sekretaris Jenderal PBB, Ban Kimoon. Berikut petikan sikap Aljazair yang disampaikan lewat Kedutaan Besar Aljazair di Jakarta.

1. Tujuan perlindungan warga sipil di Libya seperti ter tuang dalam Resolusi Dewan Keamanan PBB Nomor 1973 telah tercapai, bahkan berlebihan. Karenanya, Aljazair menyarankan gencatan senjata.
2. Aljazair bersedia ikut serta dalam upaya penyelesaian damai dalam krisis Libya.
3, Dewa Keamanan dan Perdamaian Uni Afrika telah menugaskan komisi khusus untuk mediasi pihak bertikai di Libya. Namun, Aljazair menyayangkan komisi ini tidak dapat pergi ke Libya untuk menemui kedua pihak tersebut.
4. Aljazair berharap PBB, Uni Eropa (UE), Liga Arab, dan Organisasi Konferensi Islam (OKI) hadir dalam pertemuan Uni Afrika (UA), untuk mendorong penyelesaian politik dan gencatan senjata. [FOOTNOTE]Images : blogspot.com[/FOOTNOTE]



















[h=1]Reference & Resources[/h]
[REFLIST]1[/REFLIST]
 
Back
Top