Administrator
Administrator
Yukio Hatoyama hanya mampu bertahan kurang dari 8 bulan sejak dilantik pada 16 September 2009 sebagai perdana menteri Jepapg. Perdana menteri asal Partai Demokrat (DPJ) ini mengumumkan pengunduran diri karena tak mampu memenuhi janji memindahkan pangkalan militer Amenika Serikat (AS) dari Okinawa.
Ironis memang. Sekitar 10 bulan lalu,Hatoyama merupakan primadona. Publik menganggapnya sebagai salah satu sosok penggebrak. Dia adalah pelepas dahaga perubahan yang telah dinantikan rakyat Jepang yang sudah jengah dengan pemerintahan gaya Partai Demokratik Liberal (LDP) yang saat itu dipimpin Taro Aso.
Dengan janji pemindahan pangkalan militer AS di Okinawa atau lebih dikenal sebagai Futenma, Hatoyama memang tampak meyakinkan publik bahwa dia adalah pilihan yang tepat,
Sebelumnya, belum pernah ada perdana menteri ,Jepang yang berani berjanji memindahkan pangkalan itu, Mereka beralasan, pemindahan itu berarti membuat hubungan manis Jepang—AS terancam pecah.
Sayangnya,dalam 8 bulan masa pemerintahannya, Hatoyama tak bisa memenuhi janjinya. Tekanan pun terus berdatangan, dan perdana menteri yang dulunya sering disebut alien oleh awak media Jepang itu pun memilih mundur. Pengunduran diri itu membuat Hatoyama menjadi perdana menten dengan masa jabatan tercepat di Negeri Sakura itu selama empat tahun terakhir atau selepas Junichine Koizumi mengundurkan diri pada 2006 silam.
Koizumi merupakan satu-satunya perdana menteri yang mampu bertahan lebih dari lima tahun (April 2001—September 2006) sejaktahun 1972. Dia mundur setelah masa jabatannya di parlemen habis. Pria yang bergaya bak bintang rock itu adalah pemimpin negara pascaperang ketiga dengan masa jabatan terlama. Setelah mengundurkan diri dan jabatannya,Shinzo Abe diangkat LDP sebagai ganti Koizumi.
Nah, pascamundurnya Koizumi inilah, Jepang lalu mengalami krisis politik yang juga dibarengi dengan krisis ekonomi. Pascalengser penggemar Elvis Presley itu, Negeri Sakura tercatat telah memiliki empat perdana menteri.
Setelah menggantikan Kozumi, Abe, yang kemudian menjadi perdana menteri termuda dalam sejarah pascaperang Jepang itu, awalnya sangat terkenal di antara para pemilih dengan wajahnya yang segar. Abe, yang dilantik pada September 2006 itu lalu mundur setahun setelah dilantik, September 2007, atas alasan kesehatan.
Berharap bisa menstabilkan situasi politik pascamundurnya Abe, LDP lalu menunjuk Yasuo Fukuda untuk menggantikannya sebagai Perdana Menteri. Namun, pria yang berkuasa sejak September 2007 ini memilih mengundurkan diri pada September2008, atau setahun setelah dilantik.
Pascalengsernya Fukuda, Taso Asoja ditumpuan LDP untuk tetap berkuasa di Jepang. Namun, pria penggila manga itu hanya setahun memegang jabatannya itu. Aso mundur setelah LDP kalah dalam pemilu. Kekalahan ini dan mengakhiri pemerintahan LDP yang telah berkuasa lebih dari 50 tahun di Jepang tanpa tertandingi. Empat perdana menteri dalam empat tahun tentu bukan hal yang bagus bagi perpolitikan Jepang.
Kekuatan ekonomi terbesar di Asia itu membutuhkan kondisi politik yang stabil untuk mendukung pertumbuhannya. Seringnya pergantian pemimpin ini telah membuat banyak orang Jepang, terutama kalangan mudanya, pesimistis dengan masa depan politik negaranya sendiri. Tentu saja, ini sangat berbahaya bagi masa depan salah stu macan Asia ini.
Sumber : Sindo
Ironis memang. Sekitar 10 bulan lalu,Hatoyama merupakan primadona. Publik menganggapnya sebagai salah satu sosok penggebrak. Dia adalah pelepas dahaga perubahan yang telah dinantikan rakyat Jepang yang sudah jengah dengan pemerintahan gaya Partai Demokratik Liberal (LDP) yang saat itu dipimpin Taro Aso.
Dengan janji pemindahan pangkalan militer AS di Okinawa atau lebih dikenal sebagai Futenma, Hatoyama memang tampak meyakinkan publik bahwa dia adalah pilihan yang tepat,
Sebelumnya, belum pernah ada perdana menteri ,Jepang yang berani berjanji memindahkan pangkalan itu, Mereka beralasan, pemindahan itu berarti membuat hubungan manis Jepang—AS terancam pecah.
Sayangnya,dalam 8 bulan masa pemerintahannya, Hatoyama tak bisa memenuhi janjinya. Tekanan pun terus berdatangan, dan perdana menteri yang dulunya sering disebut alien oleh awak media Jepang itu pun memilih mundur. Pengunduran diri itu membuat Hatoyama menjadi perdana menten dengan masa jabatan tercepat di Negeri Sakura itu selama empat tahun terakhir atau selepas Junichine Koizumi mengundurkan diri pada 2006 silam.
Koizumi merupakan satu-satunya perdana menteri yang mampu bertahan lebih dari lima tahun (April 2001—September 2006) sejaktahun 1972. Dia mundur setelah masa jabatannya di parlemen habis. Pria yang bergaya bak bintang rock itu adalah pemimpin negara pascaperang ketiga dengan masa jabatan terlama. Setelah mengundurkan diri dan jabatannya,Shinzo Abe diangkat LDP sebagai ganti Koizumi.
Nah, pascamundurnya Koizumi inilah, Jepang lalu mengalami krisis politik yang juga dibarengi dengan krisis ekonomi. Pascalengser penggemar Elvis Presley itu, Negeri Sakura tercatat telah memiliki empat perdana menteri.
Setelah menggantikan Kozumi, Abe, yang kemudian menjadi perdana menteri termuda dalam sejarah pascaperang Jepang itu, awalnya sangat terkenal di antara para pemilih dengan wajahnya yang segar. Abe, yang dilantik pada September 2006 itu lalu mundur setahun setelah dilantik, September 2007, atas alasan kesehatan.
Berharap bisa menstabilkan situasi politik pascamundurnya Abe, LDP lalu menunjuk Yasuo Fukuda untuk menggantikannya sebagai Perdana Menteri. Namun, pria yang berkuasa sejak September 2007 ini memilih mengundurkan diri pada September2008, atau setahun setelah dilantik.
Pascalengsernya Fukuda, Taso Asoja ditumpuan LDP untuk tetap berkuasa di Jepang. Namun, pria penggila manga itu hanya setahun memegang jabatannya itu. Aso mundur setelah LDP kalah dalam pemilu. Kekalahan ini dan mengakhiri pemerintahan LDP yang telah berkuasa lebih dari 50 tahun di Jepang tanpa tertandingi. Empat perdana menteri dalam empat tahun tentu bukan hal yang bagus bagi perpolitikan Jepang.
Kekuatan ekonomi terbesar di Asia itu membutuhkan kondisi politik yang stabil untuk mendukung pertumbuhannya. Seringnya pergantian pemimpin ini telah membuat banyak orang Jepang, terutama kalangan mudanya, pesimistis dengan masa depan politik negaranya sendiri. Tentu saja, ini sangat berbahaya bagi masa depan salah stu macan Asia ini.
Sumber : Sindo