fangs
New member
Indonesia memiliki banyak peluang untuk industri e-commerce. Negara ini memiliki 74,6 juta pengguna internet sejauh ini, dan volume transaksi online terus tumbuh dari tahun ke tahun. Sejak tahun lalu, layanan pembuat website e-commerce telah banyak bermunculan di pasar e-commerce di Indonesia, mencoba untuk membantu UKM menjual barang-barang mereka secara online. Startup-startup tersebut menawarkan cara mudah bagi mereka yang tidak memiliki latar belakang pemrograman untuk membangun sebuah toko online menggunakan template, tema, fitur, layanan, dan banyak lagi. Berikut adalah lima pembuat website yang bersaing untuk menarik lebih banyak UKM di Indonesia untuk membuat website profesional untuk toko online mereka.
1. Pixtem
Diluncurkan pada bulan Januari tahun lalu, Pixtem memungkinkan pelanggannya membangun website pribadi dan e-commerce. Lebih dari 1.000 website dan toko online telah menggunakan Pixtem sebagai provider mereka. Pengguna Pixtem bisa memilih 10 template untuk website pribadi dan lima template untuk website e-commerce yang tersedia. Pengguna baru dapat mulai membangun sebuah website e-commerce dalam tiga langkah sederhana mulai dari mendaftar, memilih template, dan kemudian menentukan nama domain website. Setelah percobaan gratis selama 14 hari, pengguna dapat memilih satu dari empat paket harga yang tersedia. Paket harga Pixtem berkisar antara Rp 500.000 hingga Rp 5 juta per tahun.
2. Jejualan
E-commerce pembuat website yang berbasis di Yogyakarta ini diluncurkan pada awal tahun lalu. Lebih dari 30.000 merchant telah terdaftar sebagai anggota Jejualan dan lebih dari 3.000 diantaranya telah berlangganan dan melakukan pembayaran bulanan. Jejualan menyediakan percobaan gratis selama 15 hari sebelum pengguna harus beralih ke paket harga bulanan. Startup ini menyediakan dua tingkatan harga: Gold untuk harga Rp 60.000 per bulan dan Platinum dengan harga Rp 200.000 per bulan. Pengguna bisa memilih 24 template yang tersedia untuk mempercantik toko online mereka. Untuk lebih menonjol dari para pesaingnya, Jejualan mengklaim memiliki lebih banyak fitur daripada website e-commerce lainnya seperti laporan transaksi SMS, teknologi SEO , layanan konsultasi langsung dengan analis e-commerce, alat pemasaran, dan banyak lagi.
3. Sirclo
Startup yang berbasis di Indonesia dan Singapura ini didirikan pada September 2013 dan saat ini memiliki lebih dari 200 pelanggan yang membayar. Startup ini baru saja mengumumkan bahwa mereka telah menerima pendanaan awal dalam jumlah yang tidak diungkapkan dari East Ventures (East Ventures berinvestasi di Sirclo dan Tech in Asia.
Biaya mendirikan sebuah toko online berkisar antara Rp 99.000 hingga Rp 1,75 juta per bulan. Paket harga terendah Sirclo sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan beberapa pesaingnya, tapi semua paket tersebut bisa dicoba secara gratis selama 30 hari. Sirclo menyediakan 10 template dimana empat di antaranya adalah premium. Mendirikan toko dapat dilakukan dalam beberapa langkah sederhana: mendaftar, memilih nama, memilih tema, dan mengkonfirmasi pembuatan toko.
4. Jarvis Store
Jarvis Store diluncurkan pada bulan Agustus lalu dan telah memiliki lebih dari 1.500 pengguna terdaftar. Startup ini menetapkan paket harga antara Rp 99.000 hingga Rp 499.000 per bulan. Berbeda dari pesaingnya, Jarvis Store menyediakan paket harga gratis dengan upload produk terbatas hingga 20 produk. Paket ini ditujukan untuk pedagang yang ingin mencoba menjual secara online dengan jumlah produk terbatas. Pengguna dapat meng-upgrade paket tersebut setelah jumlah produk melebihi batas maksimal. Startup e-commerce yang berbasis di Bali ini baru merilis versi beta dari aplikasi mobile Android-nya. Aplikasi ini memungkinkan pengguna untuk mengelola toko mereka di mana saja dan kapan saja.
5. Klakat
Klakat merupakan startup pembuat website lainnya yang berbasis di Bali. Startup ini diluncurkan tahun lalu untuk membantu UKM membuat toko online profesional dengan cepat dan mudah. Ada tiga paket harga yang tersedia: Starter, Bisnis, dan Profesional. Harga yang ditawarkan relatif terjangkau yakni mulai dari yang termurah Rp 50.000 per bulan hingga Rp 2 juta per tahun. Klakat menyediakan percobaan gratis selama 30 hari dimana pengguna bisa merasakan proses membangun toko online. Meskipun pasar e-commerce tampaknya menjanjikan dan semakin banyak UKM tertarik membangun toko online sendiri, selain bersaing dengan website serupa, startup yang berfokus pada e-commerce ini masih menghadapi persaingan dari pemain besar di ranah markeptlace B2C dan C2C seperti Tokopedia, OLX (sebelumnya Tokobagus), dan Kaskus.
sumber dari http://id.techinasia.com/5-startup-indonesia-ini-bisa-membantu-anda-membuat-toko-online-sendiri/
1. Pixtem
Diluncurkan pada bulan Januari tahun lalu, Pixtem memungkinkan pelanggannya membangun website pribadi dan e-commerce. Lebih dari 1.000 website dan toko online telah menggunakan Pixtem sebagai provider mereka. Pengguna Pixtem bisa memilih 10 template untuk website pribadi dan lima template untuk website e-commerce yang tersedia. Pengguna baru dapat mulai membangun sebuah website e-commerce dalam tiga langkah sederhana mulai dari mendaftar, memilih template, dan kemudian menentukan nama domain website. Setelah percobaan gratis selama 14 hari, pengguna dapat memilih satu dari empat paket harga yang tersedia. Paket harga Pixtem berkisar antara Rp 500.000 hingga Rp 5 juta per tahun.
2. Jejualan
E-commerce pembuat website yang berbasis di Yogyakarta ini diluncurkan pada awal tahun lalu. Lebih dari 30.000 merchant telah terdaftar sebagai anggota Jejualan dan lebih dari 3.000 diantaranya telah berlangganan dan melakukan pembayaran bulanan. Jejualan menyediakan percobaan gratis selama 15 hari sebelum pengguna harus beralih ke paket harga bulanan. Startup ini menyediakan dua tingkatan harga: Gold untuk harga Rp 60.000 per bulan dan Platinum dengan harga Rp 200.000 per bulan. Pengguna bisa memilih 24 template yang tersedia untuk mempercantik toko online mereka. Untuk lebih menonjol dari para pesaingnya, Jejualan mengklaim memiliki lebih banyak fitur daripada website e-commerce lainnya seperti laporan transaksi SMS, teknologi SEO , layanan konsultasi langsung dengan analis e-commerce, alat pemasaran, dan banyak lagi.
3. Sirclo
Startup yang berbasis di Indonesia dan Singapura ini didirikan pada September 2013 dan saat ini memiliki lebih dari 200 pelanggan yang membayar. Startup ini baru saja mengumumkan bahwa mereka telah menerima pendanaan awal dalam jumlah yang tidak diungkapkan dari East Ventures (East Ventures berinvestasi di Sirclo dan Tech in Asia.
Biaya mendirikan sebuah toko online berkisar antara Rp 99.000 hingga Rp 1,75 juta per bulan. Paket harga terendah Sirclo sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan beberapa pesaingnya, tapi semua paket tersebut bisa dicoba secara gratis selama 30 hari. Sirclo menyediakan 10 template dimana empat di antaranya adalah premium. Mendirikan toko dapat dilakukan dalam beberapa langkah sederhana: mendaftar, memilih nama, memilih tema, dan mengkonfirmasi pembuatan toko.
4. Jarvis Store
Jarvis Store diluncurkan pada bulan Agustus lalu dan telah memiliki lebih dari 1.500 pengguna terdaftar. Startup ini menetapkan paket harga antara Rp 99.000 hingga Rp 499.000 per bulan. Berbeda dari pesaingnya, Jarvis Store menyediakan paket harga gratis dengan upload produk terbatas hingga 20 produk. Paket ini ditujukan untuk pedagang yang ingin mencoba menjual secara online dengan jumlah produk terbatas. Pengguna dapat meng-upgrade paket tersebut setelah jumlah produk melebihi batas maksimal. Startup e-commerce yang berbasis di Bali ini baru merilis versi beta dari aplikasi mobile Android-nya. Aplikasi ini memungkinkan pengguna untuk mengelola toko mereka di mana saja dan kapan saja.
5. Klakat
Klakat merupakan startup pembuat website lainnya yang berbasis di Bali. Startup ini diluncurkan tahun lalu untuk membantu UKM membuat toko online profesional dengan cepat dan mudah. Ada tiga paket harga yang tersedia: Starter, Bisnis, dan Profesional. Harga yang ditawarkan relatif terjangkau yakni mulai dari yang termurah Rp 50.000 per bulan hingga Rp 2 juta per tahun. Klakat menyediakan percobaan gratis selama 30 hari dimana pengguna bisa merasakan proses membangun toko online. Meskipun pasar e-commerce tampaknya menjanjikan dan semakin banyak UKM tertarik membangun toko online sendiri, selain bersaing dengan website serupa, startup yang berfokus pada e-commerce ini masih menghadapi persaingan dari pemain besar di ranah markeptlace B2C dan C2C seperti Tokopedia, OLX (sebelumnya Tokobagus), dan Kaskus.
sumber dari http://id.techinasia.com/5-startup-indonesia-ini-bisa-membantu-anda-membuat-toko-online-sendiri/
Last edited: