Menurut Prof. Raden Roro Dyah Perwitasari, Guru Besar IPB University, primata asli (native) dapat ditemukan di hampir semua wilayah geografis di Indonesia, kecuali Papua. Primata paling endemik ada di Sulawesi dan Kepulauan Mentawai, Sumatra.
Mirisnya, 70 persen primata Indonesia berada di ambang kepunahan karena hilangnya habitat dan perburuan liar (untuk diperdagangkan di pasar gelap). Kebanyakan diburu ketika masih muda karena terlihat menggemaskan dan mirip seperti bayi manusia. Tetapi, banyak yang ditelantarkan atau dibunuh ketika beranjak dewasa.
1. Lutung Budeng
Primata ini memiliki nama lain lutung Jawa dan nama ilmiah Trachypitecus auratus. Spesies endemik ini menghuni pulau Jawa serta pulau-pulau kecil di Bali, Lombok, Sempu, dan Nusa Barung.
Menurut Pusat Studi Satwa Primata IPB, T. auratus memiliki dua subspesies, yaitu Trachypithecus auratus mauritius dan Trachypithecus auratus auratus. Secara umum, lutung budeng memiliki panjang tubuh 46-75 cm dengan panjang ekor 61-82 cm dan berat sekitar 7 kilogram.
Bayinya dilahirkan dengan bulu berwarna jingga dan akan menggelap seiring bertambahnya usia. Makanan utamanya adalah daun dan bunga, tetapi kadang memakan buah matang dan mentah serta larva serangga.
2. Monyet Ekor Panjang
Monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) tersebar luas di Sumatra, Jawa, Bali, dan Kalimantan. Warnanya bervariasi dari abu-abu hingga cokelat dengan bagian bawah yang lebih terang. Tetapi, saat lahir bulunya berwarna hitam.
Ketika dewasa, panjang tubuhnya sekitar 38-55 cm (belum termasuk ekor). Berat badannya 5-9 kilogram untuk pejantan dan 3-6 kilogram untuk betina. Mereka tinggal di pesisir, rawa, mangrove, dan hutan di tepian sungai hingga ketinggian 2.000 meter di atas permukaan laut (mdpl).
Makanan utamanya adalah buah-buahan. Sisanya adalah daun, kuncup, serangga, katak, dan kepiting. Sayangnya, spesies ini sering dieksploitasi manusia untuk atraksi topeng monyet.
3. Simpai
Menurut Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem, simpai (Presbytis melalophos) adalah salah satu primata endemik di pulau Sumatra yang bisa dijumpai di kawasan hutan Taman Nasional (TN) Batang Gadis.
Di Lampung Timur, primata ini disebut "monyet putih" karena warna bulunya dominan putih dengan wajah hitam. Mengutip Uni Konservasi Fauna (UKF) IPB, simpai memiliki ciri khas berupa jambul pada kepala serta ekor yang 1,5 kali panjang tubuhnya. Bobot tubuhnya sekitar 5-8 kilogram.
Seperti beberapa primata lainnya, simpai tinggal dalam kawanan kecil. Mereka memiliki suara khas yang melengking untuk berkomunikasi dan merespons ancaman. Makanan pokoknya ialah pucuk daun, buah-buahan, bunga, dan biji.
Mirisnya, 70 persen primata Indonesia berada di ambang kepunahan karena hilangnya habitat dan perburuan liar (untuk diperdagangkan di pasar gelap). Kebanyakan diburu ketika masih muda karena terlihat menggemaskan dan mirip seperti bayi manusia. Tetapi, banyak yang ditelantarkan atau dibunuh ketika beranjak dewasa.
1. Lutung Budeng
Primata ini memiliki nama lain lutung Jawa dan nama ilmiah Trachypitecus auratus. Spesies endemik ini menghuni pulau Jawa serta pulau-pulau kecil di Bali, Lombok, Sempu, dan Nusa Barung.
Menurut Pusat Studi Satwa Primata IPB, T. auratus memiliki dua subspesies, yaitu Trachypithecus auratus mauritius dan Trachypithecus auratus auratus. Secara umum, lutung budeng memiliki panjang tubuh 46-75 cm dengan panjang ekor 61-82 cm dan berat sekitar 7 kilogram.
Bayinya dilahirkan dengan bulu berwarna jingga dan akan menggelap seiring bertambahnya usia. Makanan utamanya adalah daun dan bunga, tetapi kadang memakan buah matang dan mentah serta larva serangga.
2. Monyet Ekor Panjang
Monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) tersebar luas di Sumatra, Jawa, Bali, dan Kalimantan. Warnanya bervariasi dari abu-abu hingga cokelat dengan bagian bawah yang lebih terang. Tetapi, saat lahir bulunya berwarna hitam.
Ketika dewasa, panjang tubuhnya sekitar 38-55 cm (belum termasuk ekor). Berat badannya 5-9 kilogram untuk pejantan dan 3-6 kilogram untuk betina. Mereka tinggal di pesisir, rawa, mangrove, dan hutan di tepian sungai hingga ketinggian 2.000 meter di atas permukaan laut (mdpl).
Makanan utamanya adalah buah-buahan. Sisanya adalah daun, kuncup, serangga, katak, dan kepiting. Sayangnya, spesies ini sering dieksploitasi manusia untuk atraksi topeng monyet.
3. Simpai
Menurut Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem, simpai (Presbytis melalophos) adalah salah satu primata endemik di pulau Sumatra yang bisa dijumpai di kawasan hutan Taman Nasional (TN) Batang Gadis.
Di Lampung Timur, primata ini disebut "monyet putih" karena warna bulunya dominan putih dengan wajah hitam. Mengutip Uni Konservasi Fauna (UKF) IPB, simpai memiliki ciri khas berupa jambul pada kepala serta ekor yang 1,5 kali panjang tubuhnya. Bobot tubuhnya sekitar 5-8 kilogram.
Seperti beberapa primata lainnya, simpai tinggal dalam kawanan kecil. Mereka memiliki suara khas yang melengking untuk berkomunikasi dan merespons ancaman. Makanan pokoknya ialah pucuk daun, buah-buahan, bunga, dan biji.