spirit
Mod
Jika mau dibuat buku, tebal buku ragam kuliner Indonesia itu mungkin akan melebihi ketebalan buku kamus!
Baru mengulik jenis makanan yang sering dijajakan di suatu daerah saja sudah banyak jenisnya. Apalagi kalau kita mencoba mencari lebih dalam lagi makanan yang sudah punah atau malah sudah tidak dibuat lagi karena kalah populer dengan sushi, udon dan pizza.
Sebelum makanan-makanan ini tinggal nama saja, alangkah baiknya kita sebagai generasi muda bisa mengenal lebih dekat beberapa nama makanan yang bisa dibilang jarang terdengar di kancah kuliner nusantara. Siapa tau, dengan lebih kenal akan membuat beberapa dari kita tergerak untuk melestarikan atau malah mempopulerkan lagi makanan-makanan tersebut.
1. Tempoyak
Populer di daerah Palembang, Bengkulu, Lampung dan Jambi, tempoyak adalah makanan yang berasal dari buah durian yang difermentasi. Biasa dikonsumsi sebagai lauk yang dimakan dengan nasi, citarasa dari tempoyak adalah asam akibat fermentasi bahan bakunya yaitu durian.
Tempoyak dibuat dengan menggunakan daging buah durian lokal yang masak atau yang sudah terlalu matang. Beri garam lalu simpan di wadah tertutup. Sebaiknya proses fermentasi daging durian ini dilakukan dalam suhu ruangan demi mempercepat prosesnya.
Tempoyak yang sudah berumur 3-5 hari sudah bisa diolah menjadi sambal tempoyak, dimasak dengan campuran daging ayam atau dibuat menjadi sambal goreng udang.
2. Mandai.
Mandai adalah sebutan untuk kulit cempedak yang sudah melalui proses fragmentasi dan dijadikan lauk pendamping nasi. Mandai sangat populer di kalangan masyarakat Kalimantan, terlebih bagi orang Banjar.
Untuk membuat Mandai yang enak, kulit cempedak yang digunakan harus berasal dari buah cempedak yang matang. Kulit yang digunakan dari buah cempedak adalah kulit bagian dalam yang terlihat seperti gabus. Potong-potong bagian dalam kulit cempedak, rendam dengan air garam selama tiga hari atau sebulan, paling lama. Tekstur Mandai akan tergantung dari seberapa lama proses perendaman ini.
Penyajian Mandai bisa disajikan dengan digoreng terlebih dahulu atau di oseng dengan bahan dan bumbu lain.
3. Panada.
Panada adalah kue berbentuk pastel dengan isian ikan cakalang dimasak panpis, dan merupakan kue khas dari Manado. Dimasak panpis maksudnya, ikan cakalang yang telah disuir-suir kecil dimasak dengan bawang merah, daun jeruk, kemangi, cabe merah dan daun bawang.
Rasa dan tekstur dari Panada berbeda dengan pastel meskipun secara penampilan. Kedua kue ini terlihat sama. Kulit dari Panada lebih tebal sehingga tidak akan menghasilkan suara kress saat kamu menggigitnya. Isian cakalangnya yang berasa pedas dan gurih cocok dengan kulit Panada yang lembut namun krispi pada pinggirannya.
4. Papeda/ Bubur Sagu.
Papeda atau Bubur Sagu adalah makanan yang populer di daerah Maluku, Papua juga di Sulawesi Selatan dengan nama Kapurung. Papeda atau bubur sagu disajikan dengan cara disiram dengan air panas lalu diaduk hingga mengembang. Lauk pendamping papeda biasanya adalah ikan tongkol atau mubara yang dibumbui dengan kunyit, ikan berkuah pedas atau sayur tagas-tagas yang terbuat dari campuran daun singkong, bunga pepaya, dan ubi jalar.
Papeda lebih baik jika disajikan panas-panas dan cara memakannya, bisa diseruput atau disedot langsung.
5. Gulai Siput/ Gulai Cipuik.
Di Riau, Gulai Siput menjadi makanan andalan terlebih di saat bulan Ramadan. Bahan baku utamanya, siput, mirip seperti keong namun ukurannya lebih kecil dan cangkangnya bergelung. Selain bahan baku utama yang berbeda. Proses memasak Gulai Siput sama dengan gulai pada umumnya, menggunakan bumbu berempah, kunyit dan santan untuk membuat rasa gulai gurih dan beraroma.
Dalam bahasa melayu dialek Kuantan Singingi, Gulai Siput disebut dengan “Gulai Cipuik”, sedang dalam bahasa melayu Rokan disebut dengan "Lengkitang."
6. Botok Tawon.
Perhatikan lubang-lubang dari sarang tawon diatas. "Telur-telur hitam" yang tampak di dalam lubang adalah lebah muda atau larva yang masih di dalam sarangnya (Tolo)! Bagi masyarakat di daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur, "tolo" dapat dimasak menjadi Botok Tawon yang nikmat dan menyehatkan.
Makanan ini semakin sulit dicari karena keberadaan bahan baku utamanya, sarang lebah muda sudah semakin jarang. Untuk mendapatkan sarang lebah muda, resto atau tempat makan yang masih menjual Botok Tawon biasanya memesan ke peternak lebah yang memproduksi madu.
7. Ampiang Dadiah.
Kuliner khas Sumatra Barat ini merupakan kudapan hasil kombinasi dari ampiang atau emping yang terbuat dari beras ketan, dan dadiah, kudapan lezat mirip dengan yoghurt, tapi diolah dengan cara tradisional khas Minangkabau.
Dadiah sendiri diolah dari susu kerbau yang disimpan dalam potongan bambu yang ditutup dengan daun pisang dan disimpan selama dua malam. Tekstur Dadiah ini sangat lembut dan mirip yoghurt sehingga disebut sebagai yoghurt tradisionalnya Indonesia.
Ampiang atau empingnya terbuat dari beras ketan. Saat Dadiah dan Ampiang dipertemukan dalam satu mangkuk, biasanya akan ditambahkan santan, kuah gula merah cair, serutan es dan serutan kelapa. Untuk rasa, Ampiang Dadah rasanya gurih dan berbau khas susu kerbau.
8. Pipis Kopyor (baca : Pipes Kopyor).
Kudapan ringan satu ini merupakan makanan ringan khas Jawa Tengah yang terbuat dari kelapa muda, roti tawar dan santan. Versi dan penampilan Pipis Kopyor sendiri berbeda-beda, tergantung dari daerahnya. Ada yang membuat Pipis Kopyor bertekstur padat ada juga yang berkuah santan cair. Ada yang sekadar memakai roti tawar dan kelapa muda, ada juga yang menambahkan isian lain seperti pisang, kismis atau sagu.
Rasa dari Pipis Kopyor, manis-gurih dan menyegarkan untuk yang berkuah santan. Tekstur lembut didapat dari penggunaan roti tawar. Meskipun rasanya yang sangat enak dan bahan-bahannya mudah ditemukan, kuliner yang satu ini sudah jarang ditemukan. Jika beruntung, kamu mungkin bisa menemukan Pipis Kopyor di tempat yang menjual kue atau kafe tertentu yang masih menjual makanan ini.
~idntimes.com
Last edited: