99 Persen Penyidik Tak Mengerti Kasus Ekonomi

Dipi76

New member
99 Persen Penyidik Tak Mengerti Kasus Ekonomi
Sandro Gatra | Heru Margianto | Jumat, 30 September 2011 | 15:51 WIB


JAKARTA, KOMPAS.com — Bambang Widjojanto, salah satu calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), menilai, kualitas para penyidik di semua lembaga penegak hukum tidak memiliki kemampuan untuk mengusut kasus-kasus korupsi di sektor ekonomi yang paling besar menggerogoti keuangan negara.

Penilaian Bambang itu berdasarkan pelatihan yang dia berikan kepada para penegak hukum, baik dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Kepolisian, maupun Kejaksaan, untuk membangun manajemen yang baik. Setidaknya, sudah ada 2.000 orang yang ikut dalam pelatihan tersebut.

"Saya tanya, siapa yang paham pasar modal, financial enginering, reksa dana? Sebanyak 99 persen tidak tahu. Kalau Anda tidak tahu, sementara jenis korupsi sebagian besar ada di sana, maka siapa yang mau ditangkap sebenarnya?" kata Bambang saat diskusi di Fraksi PPP di Komplek DPR, Jumat (30/9/2011).

Mendengar pertanyaan itu, Ahmad Yani yang merupakan politisi PPP menjawab, "(Anggota) DPR." Puluhan tamu langsung tertawa.

Bambang mengatakan, modus korupsi saat ini sudah berkembang melebihi kemampuan penegak hukum. Untuk itu, kata dia, para penyidik perlu diberikan pelatihan yang dilakukan oleh para ahli dari luar negeri.

Menurutnya, selama ini fokus utama pemberantasan korupsi hanya pada penindakan. Langkah itu dia nilai tidak efektif mengingat korupsi sudah dilakukan secara sistemik dan masif di segala sektor.

Dia membandingkan, uang negara yang berhasil dikembalikan dari penindakan yang dilakukan KPK hanya Rp 6 triliun. Angka itu jauh dari anggaran pendapatan belanja negara (APBN) yang di atas Rp 1.200 triliun.

"Ini fakta konkret yang harus dihadapi. Sekarang pendekatan menangkap orang per orang diletakkan dalam perspektif berkelahi dengan orang, tetapi tidak mempersoalkan sistem yang memproduksi kejahatan itu," ucapnya.

Untuk itu, lanjut dia, perlu dilakukan perbaikan sistem hingga orang tidak bisa melakukan korupsi. Saat ini, kata dia, masyarakat hanya dibuat untuk takut melakukan korupsi.


Kompas




-dipi-
 
Pantes korupsi merajalela.. lah penegak hukumnya gak ngerti ekonomi yang merupakan ladang empuk buat korupsi,.,
 
Back
Top