xraith
New member
Pengguna komputer desktop Acer Predator di Tanah Air tak perlu khawatir kejadian panas berlebih (overheat) akan melanda mereka seperti yang terjadi di Amerika Serikat. Acer Indonesia mengaku sudah 'menjinakkan' Predator.
Dikatakan Helmy Anam, Head of Marketing Communication PT Acer Indonesia, ihwal kekhawatiran overheat yang melanda PC gaming jagoan Acer ini mulai diendus sejak Desember 2008. Saat itu kantor pusat Acer, memberi informasi kepada Acer Indonesia bahwa di dalam produk Predator terdapat suatu kabel yang berpotensi menyebabkan overheat.
"Tapi kemungkinannya kecil sekali, namun kita kan gak mau take a risk," ujarnya kepada detikINET, Rabu (25/3/2009).
Alhasil, lanjut Helmy, langkah cepat dan proaktif pun langsung diambil perusahaannya. Jalan yang ditempuh adalah dengan melakukan perbaikan terhadap produk yang sudah beredar di pasar dan kepada para pembeli produk high-end tersebut.
"Perbaikan dilakukan dengan menambahkan safety cable di LED Front Bezel yang dimulai pada bulan Desember 2008. Sehingga sampai sekarang ini seluruh konsumen yang telah menggunakan Predator tak ada yang melaporkan overheat," jelasnya.
Dengan harga yang dibanderol di kisaran US$ 5.000, Acer Predator tentunya masuk dalam jajaran PC kelas atas. Akibatnya, para penggunanya pun masih tersegmentasi alias hanya dari kalangan tertentu. "Acer Predator di Indonesia sekarang sudah aman," pungkas Helmy.
Sebelumnya, dua orang pemilik Acer Predator di Amerika Serikat melaporkan bahwa PC gaming milik mereka itu menjadi sangat panas dan casing-nya meleleh.
Menindaklanjuti laporan tersebut, pihak Acer AS pun segera menarik sekitar 215 unit Predator yang dijual pada bulan Mei-Desember 2008.
Source :
deikINET
Dikatakan Helmy Anam, Head of Marketing Communication PT Acer Indonesia, ihwal kekhawatiran overheat yang melanda PC gaming jagoan Acer ini mulai diendus sejak Desember 2008. Saat itu kantor pusat Acer, memberi informasi kepada Acer Indonesia bahwa di dalam produk Predator terdapat suatu kabel yang berpotensi menyebabkan overheat.
"Tapi kemungkinannya kecil sekali, namun kita kan gak mau take a risk," ujarnya kepada detikINET, Rabu (25/3/2009).
Alhasil, lanjut Helmy, langkah cepat dan proaktif pun langsung diambil perusahaannya. Jalan yang ditempuh adalah dengan melakukan perbaikan terhadap produk yang sudah beredar di pasar dan kepada para pembeli produk high-end tersebut.
"Perbaikan dilakukan dengan menambahkan safety cable di LED Front Bezel yang dimulai pada bulan Desember 2008. Sehingga sampai sekarang ini seluruh konsumen yang telah menggunakan Predator tak ada yang melaporkan overheat," jelasnya.
Dengan harga yang dibanderol di kisaran US$ 5.000, Acer Predator tentunya masuk dalam jajaran PC kelas atas. Akibatnya, para penggunanya pun masih tersegmentasi alias hanya dari kalangan tertentu. "Acer Predator di Indonesia sekarang sudah aman," pungkas Helmy.
Sebelumnya, dua orang pemilik Acer Predator di Amerika Serikat melaporkan bahwa PC gaming milik mereka itu menjadi sangat panas dan casing-nya meleleh.
Menindaklanjuti laporan tersebut, pihak Acer AS pun segera menarik sekitar 215 unit Predator yang dijual pada bulan Mei-Desember 2008.
Source :
deikINET