Tentang nama Soekarno
Nama lengkap Soekarno ketika lahir adalah Kusno Sosrodihardjo. Ketika masih kecil, karena sering sakit-sakitan, menurut kebiasaan orang Jawa; oleh orang tuanya namanya diganti menjadi Soekarno. Di kemudian hari ketika menjadi Presiden R.I., ejaan nama Soekarno diganti olehnya sendiri menjadi Sukarno karena menurutnya nama tersebut menggunakan ejaan penjajah (Belanda). Ia tetap menggunakan nama Soekarno dalam tanda tangannya karena tanda tangan tersebut adalah tanda tangan yang tercantum dalam Teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang tidak boleh diubah.
Sebutan akrab untuk Ir. Soekarno adalah Bung Karno.Gelarnya adalah Panembahan Soekarno Ing Hidayatullah Pangeran Jawa Asma Timur Bin Blitar Patih Nusantara Jayakatwang Abdul Jawi Singhara Putra Syits Khalifatullah Setia Ketut Jaya Bung Karno Achmet Nehru Akuwu Tunggul Sheh Indonesia Soekarno Bin Kusno Jelantik Putri Mohammad Al-Hatta Patih Abdul Mecid Benowo Bin Hanyakrawati Bin Senopati Mataraman Kuno Islam Soekarno Hatta Surakarta Iming Kulit Pancing Umur Hak Asasi Ibnu Belanda Bapa Amsterdam Katolik Brataningrat Sedyatmo Gajau Mudi Singa Ajib Brawijoyo Jawa Timur Kuno Jungir Ametung.Gelar ini diberikan oleh Gajau Mudi.
Di beberapa negara Barat, nama Soekarno kadang-kadang ditulis Achmed Soekarno. Hal ini terjadi karena ketika Soekarno pertama kali berkunjung ke Amerika Serikat, sejumlah wartawan bertanya-tanya, "Siapa nama kecil Soekarno?" karena mereka tidak mengerti kebiasaan sebagian masyarakat di Indonesia yang hanya menggunakan satu nama saja atau tidak memiliki nama keluarga. Entah bagaimana, seseorang lalu menambahkan nama Achmed di depan nama Soekarno. Hal ini pun terjadi di beberapa Wikipedia.
Dalam buku biografi Sukarno yang ditulis oleh Cindy Adams (Soekarno, an autobiografy as told Cindy Adams)kemudian diterjemahkan dengan Sukarno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia. Sukarno menyebutkan bahwa nama Achmed di dapatnya ketika menunaikan ibadah haji.
Dan dalam beberapa versi lain, disebutkan pemberian nama Achmed di depan nama Sukarno, dilakukan oleh para diplomat muslim asal Indonesia yang sedang melakukan misi luar negeri dalam upaya untuk mendapatkan pengakuan kedaulatan negara Indonesia oleh negara-negara Arab.