Makna dan Pengertian dari Kata Agama
oleh: Wahyu Awaludin, Jurusan: Sastra Indonesia UI 2008
I. Pendahuluan
Para ahli tampaknya kesulitan untuk mendefinisikan agama. Walaupun J.H Leuba dalam A Psychological Study of Religion telah mengutip 48 definisi agama yang berasal dari para tokoh, tetap saja ia tak puas. Walter Houston Clark dengan tegas mengakui bahwa tidak ada yang lebih sulit daripada mencari kata-kata untuk mendefinisikan agama (Jalaluddin, 1996: 12)
Namun, kesulitan itu bukan berarti agama tak bisa didefinisikan. Walau mungkin tak disetujui semua pihak, kita dapat menyimpulkan bahwa pengertian agama dapat dikaji melalui dua cara. Pertama, dari segi etimologis, yakni melalui asal-usul bahasa dan tinjauan sejarah. Kedua, melalui segi terminologis, yakni melalui berbagai definisi yang memberikan batasan-batasan terhadap pengertian agama itu sendiri (Sukardji, 1993: 26)
II. Isi
Makna Etimologis
Ada dua pendapat mengenai asal-usul kata “agama”. Pertama, berasal dari bahasa Indo-German, yaitu “gam”, identik dengan “go” dalam bahasa Inggris yang berarti “jalan, cara berjalan, cara-cara sampai pada keridhaan Tuhan”. Namun, menurut Sukardji, orang yang mengatakan bahwa kata “agama” berasal dari bahasa Indo-German berarti belum mengetahui bahasa Sansekerta. Kedua, berasal dari bahasa Sansekerta. Dalam kitab Upadeca tentang “Ajaran-ajaran Agama Hindu”, disebutkan bahwa “agama” tersusun dari kata “a” yang berarti “tidak” dan “gam” yang berarti “jalan”. Dalam bentuk harfiah, “agama” berarti “tetap di tempat, langgeng, abadi, diwariskan secara terus-menerus dari generasi ke generasi” (Sukardji, 1993: 26-27). Ada pula pendapat lain, yaitu “agama” berasal dari kata “a” yang berarti “tidak”, dan “gama” yang berarti “kacau”. Maksudnya, orang-orang yang memeluk suatu agama dan mengamalkan ajaran-ajarannya, hidupnya tidak akan kacau.
Makna Terminologis
Sampai saat ini belum ditemukan definisi agama yang benar-benar mencakup keseluruhan dari segi-segi agama. Kebanyakan definisi hanya menangkap satu segi agama saja. Definisi yang agak lengkap tentang agama mungkin diungkapkan oleh Sukardji, penulis buku Agama-Agama yang Berkembang di Dunia dan Pemeluknya, yakni “Suatu tata aturan Tuhan yang berfungsi dan berperan, mendorong, memberi arah, bimbingan, dan isi serta warna perilaku orang yang berakal dalam mengembangkan potensi-potensi dasar yang dimiliki dan melaksanakan tugas-tugas hidupnya yang seimbang antara lahiriah dan batiniah dalam usahanya untuk memperoleh kesejahteraan hidup di dunia dan bekal kebahagiaan hidup di akhirat kelak” (Sukardji, 1993: 37-38)
Kamus-kamus pun mencantumkan definisi agama yang bermacam-macam. Misalnya, di Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), “agama” diartikan sebagai “ajaran, sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Mahakuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta lingkungannya” (KBBI, 2005: 12)
Kata “Agama” dalam Berbagai Bahasa dan Maknanya
Kata “agama” mempunyai translate (terjemahan) dalam beberapa bahasa. Saya akan membahas dalam dua bahasa saja, yakni Inggris dan Arab.
Pertama, bahasa Inggris
Dalam bahasa Inggris, kata “agama” diterjemahkan menjadi “religion”. Untuk mengkaji kata “religion”, kami menggunakan metode yang sama dengan di atas, yakni melalui metode etimologis dan metode terminologis.
Makna Etimologis
Kata “religion” berasal dari bahasa Latin, yakni “re” yang berarti “kembali” dan “ligere” yang berarti “terkait, terikat”. Kemudian perkataan itu tersebar ke seluruh Eropa dengan lafal yang bervariasi, seperti religie (Belanda), religion (Inggris), dan lainnya. Sedangkan relegere berarti “mengumpulkan dan membaca”. Kemudian religare berarti “mengikat”.
Makna Terminologis
Definisi yang diberikan para ahli sangat banyak. Saya sendiri menyimpan kira-kira 12 definisi. Namun, definisi-definisi itu hanya menampilkan salah satu segi agama saja. Saya hanya akan memberikan beberapa definisi saja yang menurut saya paling lengkap.
Webster New 20th Century Dictionary mengungkapkan bahwa definisi “religion” adalah “the system of rules of conduct and law of action based upon the recognition of belief in, and reverence for human power of supreme authority”. Batasan itu menggambarkan bahwa “religion” adalah suatu sistem peraturan-peraturan dari kegiatan yang semuanya itu didasarkan pada adanya kepercayaan dan pegangan pada kekuatan yang Mahakuasa dan norma perilaku manusia yang didasarkan pada ketentuan-ketentuan yang ditetapkan Tuhan (Sukardji, 1993: 33)
Kedua, bahasa Arab
Makna Etimologis
Kata “agama” dalam bahasa Arab diterjemahkan menjadi “ad-dien”. Munjied mengatakan bahwa arti harfiah dari “ad-dien” cukup banyak, misalnya “pahala, ketentuan, kekuasaan, peraturan, dan perhitungan”. Fairuzabadi dalam kamusnya, Al-Muhieth, mengatakan bahwa arti harfiah “ad-dien” adalah “kekuasaan, kemenangan, kerajaan, kerendahan, kemuliaan, perjalanan, peribadatan, dan paksaan” (Sukardji, 1993: 28). Sedangkan menurut Harun Nasution, “ad-dien” mengandung arti “menguasai, menundukkan, patuh, utang, balasan, kebiasaan” (Jalaluddin, 1996: 12).
Makna Terminologis
Sukardji memberikan definisi “ad-dien” sebagai “undang-undang kebutuhan yang mendorong dan menjiwai orang berakal dengan usahanya untuk sejahtera hidup di dunia dan kebahagiaan hidup di akhirat” (Sukardji, 1993: 34-35)
III. Penutup
Kata “agama” ternyata sangat sulit didefinisikan. Sebabnya adalah mungkin karena agama berbentuk keyakinan (Jalaluddin, 1996: 11). Namun, dengan melakukan metode etimologis dan terminologis, kita paling tidak dapat membayangkan makna dari kata “agama”. Selain itu, ternyata “agama” mempunyai hasil translate ke beberapa bahasa lain yang kesemuanya itu dapat “membongkar” makna dan pengertian dari kata “agama”.
source