Ahli sunnah wal jama,ah

edyhazz

New member
Latar belakang Ahli sunnah Waljamaah


Title Ahli Sunah Waljama’ah rupanya begitu menarik .begitu banyak pihak yang mengklaimnya bahwa merekalah yang pantas disebut sebagai Ahli Sunah Waljama’ah.sebagai pewaris tunggal Rasulallah saw dan para sahabatnya.lantas siapa sebenarnya mereka itu ?.. sejak dini Rasulallah saw telah mensinyalir eksistensi mereka ketika turunnya sebuah ayat Alqur’an”Maka kelak Allah swt akan mendatangkan suatu kaum yang Allah swt mencintai mereka dan merekapun mencintainya” ( Qs.Almaidah : 54 ) bersamaan dengan turunnya ayat tersebut,Rasulallah saw memberi isyarat dengan menunjukan jarinya kepada Abu Musa Al asy’ari dan bersabda : “Wahai Abu Musa Al Asy’ari,kaum itulah pada hakikatnya adalah pengikut -pengikutmu.” ( HR.Alhakim ).

Ahli sunnah berarti ialah penganut sunnah Nabi ,waljama’ah berarti yang menganut itiqod jamaah para sahabat Nabi saw.

Siapa Abu Musa Al Asy’ari

Abu Musa Al Asy’ari Radiallahu anhu adalah salah seorang sahabat Rasulallah saw yang utama.Nama lengkap Beliau adalah Abdullah bin Qais bin sulaim bin Hadhar bin harb bin Aamir nasabnya sampai kepada Asy’ari bin Adad.Nabi memanggilnya dengan Abdullah bin Qais.Seperti dalam hadis yang di riwayatkan oleh Abu Musa Ra,bahwa Rasulallah mengatakan kepadanya :” ya Abdulah bin Qais inginkah kamu aku ajarkan satu kalimat perbendaharaan surga ? yaitu ( La haula ala quwata ila billah ) .Julukan “Abu musa”di ambil dari nama salah satu anaknya.ia juga salah satu pakar fiqih yang cukup di segani di kalangan para sahabat Nabi.Ahli seni dalam membaca Alqur’an.Dasar itulah yang membuat Rasulallah saw begitu dekat dengan beliau ( Abu musa Al Asy’ari ) begitu juga dengan pengikut-pengikutnya yang bersikap loyal di kemudian hari.

Ia masuk Islam diawal masa kenabian dan termasuk dalam golongan “Assabiquuna ila-l-Islam”,.Abu Musa dalam masa hidup setelah Islamnya memiliki sifat-sifat mulia. Ia adalah seorang pejuang yang gagah berani dan pemanah yang tangguh bila dihadapkan pada hal-hal yang darurat. Dan ia juga seorang faqih bijaksana yang memiliki otak jenius yang mampu dalam memecahkan beberapa macam problema serta memberikan cahaya penerang dalam masalah fatwa-fatwa dan pengadilan, sehingga ia disebut sebagai salah satu dari empat hakim ummat, sebagaimana yang dikatakan oleh Imam As-Sya’biy,” Qodhotu hazihi al-ummah arba’atun : Umar, Ali, Zaid bin Tsabit wa Abu Musa”.

Beliau amat terkenal dengan kedalamannya terhadap ilmu agama, seorang ahli ibadah yang wara, memiliki sifat pemalu, ahli zuhud di dunia, kuat dalam pendirian dan sifat-sifat mulia yang lain yang disandangnya. Az-Zahabiy mengatakan, ”Abu Musa adalah seorang qori yang memiliki suara yang indah dan seorang terkemuka di Bashrah didalam membaca dan memahami Al-Quran.”

Rasulallah menyebut kaum yang di pimpin Abu Musa ini dengan nama Al Asy’ariyin.Waktu berjalan.Realita menunjukan bahwa kaum dan anak cucu Abu Musa Al Asy’ari hingga kini cenderung berfokus pada kegiatan persoalan-persoalan sosial kemasyarakatan.Rata-rata mereka mencurahkan intelektualitas pada ormas-ormas yang bergerak demi kemaslahatan umat.Yang kemudian menjadi panutan di wilayahnya masing masing.Ketika terjadi peperangan siffin,dalam suatu perundingan Beliau “Abu Musa Ra” menjadi perwakilan dari pihak sayidina Ali dan Amru bin Ash menjadi perwakilan di pihak Sayidina Muawiyah bin Abi sufyan.Semoga mereka mendapat Ridhonya Allah swt atas ijtihadnya Masing-masing.

Para ulama berbeda pendapat terhadap tahun wafatnya Abu musa Ra. Kebanyakan dari perkataan mereka, tidak lebih dari tahun empat puluhan dari tahun hijrah, diantaranya pendapat Ibnu Al-Atsir mengatakan, ”Abu Musa meninggal di Kufah, dan dikatakan di Mekkah pada tahun 42 hijrah, dan dikatakan pada tahun 44 hijrah, pada waktu itu beliau berumur 63 tahun.” Sebagaimana Az-Zahaby juga membenarkan bahwa beliau wafat pada bulan Dzulhijjah tahun 44 hijrah, Wallahu A’lam.


Syehk Abu hasan Al asy’ari


Nama lengkap beliau adalah Abul Hasan Ali bin Isma’il bin Ishaq bin Salim bin Isma’il bin Abdillah bin Musa bin Bilal bin Abi Burdah bin Abu Musa Al-Asy’ari. Datuknya, Abu Musa Al-Asy’ari merupakan salah satu sahabat Nabi terkemuka. Menurut beberapa riwayat, Abu Hasan Al-Asy’ari lahir di Bashrah pada tahun 260 H / 875 M. Ketika berusia lebih dari 40 tahun, ia hijrah ke kota Baghdad dan wafat di sana pada tahun 324 H / 935 M. Menurut ibnu Asakir, ayah Al-Asy’ari adalah seorang yang berfaham Ahlussunnah dan merupakan ahli hadits. Ia wafat ketika Al-Asy’ari masih kecil.

Sepeninggal Isma’il bin Ishaq, ibunda Ali bin Isma’il menikah dengan syekh Abu Ali Muhammad bin Abdul Wahab Al-Jubba’i( wafat 303 H) seorang tokoh Mu’tazilah terkemuka..Pada masa ( Abad 3 H ) itu banyak ulama mutazilah mengajar di Basrah,kuffah dan Baghdad.Ada 3 orang Kalifah Abasiyah yaitu Ma’mun bin Harun Al Rasyid ( 198-227 H ),Al mu’tashim ( 218-227 H ),Al Watsiq ( 227-232 H ) adalah kalifah-kalifah penganut faham mutazilah atau setidaknya adalah penyokong faham ini pada zamannya.Dalam sejarah dinyatakan bahwa pada zaman itu terjadilah apa yang di namakan “fitnah Qur’an makhluk”yang mengorbankan banyak ulama yang tidak sefaham dengan kaum mutazilah.Ahmad bin hambal,imam buwaithi adalah di antara korbannya..Pada masa Al asy’ari muda,ulama-ulama mutazilah sangat banyak di Basrah kuffah dan Baghdad.Masa itu masa ke emasan bagi faham mutazilah karena fahamnya di sokong oleh pemerintahan.

Beliau pada mulanya adalah murid dari bapak tirinya Aljuba’i tokoh mutazilah.Setelah sekian lama mempelajari faham mutazilah ,Al asy’ari melihat bahwa dalam faham ini banyak terdapat kesalahan besar.Banyak yang bertentangan dengan itiqod dan kepercayaan Rasulallah saw,para sahabat,qur,an dan hadist.Pada usia 40 tahun, Al-Asy’ari bermimpi bertemu dengan Rasulullah saw pada malam ke-10, ke-20, dan ke-30 bulan Ramadhan. Dalam tiga mimpinya itu, beliau diperingatkan Rasulullah saw agar meninggalkan faham Mu’tazilah .Menurut beberapa Sumber yang saya temui Bahwa menikahnya ibunda Al asy’ari dengan Aljuba’i dan belajarnya Al asy’ari muda kepada Aljuba’i adalah dalam rangka mempelajari ajaran ini sebagai bekal untuk melawannya di kemudian hari.Terbukti di kemudian hari Al asy’ari berhasil menghujjah dan mengkanvaskan Aljubai dalam perdebatan yang masyhur.

Pada suatu hari beliau naik kemimbar di masjid bashrah dan berpidato di antara pidato beliau :

“saudara-saudara kaum muislimin yang terhormat! Siapa yang sudah mengetahui saya baiklah, tetapi bagi yang belum”saya adalah Abu hasan Ali Al asy’ari anak dari ismail bin abi basyar.dulu saya berpendapat bahwa qur’an itu makhluk,Allah tidak bisa di lihat dengan mata kepala di akhirat dan manusia bisa menciptakan perbuatannya sendiri serupa dengan kaum mutazilah.Sekarang saya katakan saya telah taubat dari faham mutazilah dan saya lemparkan itiqod mutazilah itu sebagai mana saya lemparkan baju saya ini ( ketika itu di bukanya bajunya dan di lemparkan ).


Sejak itu Al asy ‘ari berjuang melawan kaum mutazilah dengan lisan dan tulisan,berdebat dan bertanding dengan kaum mutazilah dimana-mana.merumuskan dan membuat kitab-kitab itiqod kaum Ahlu sunah wal jamaah.menurut imam Muhammad bin Muhammad alhusni az zabidi pengarang kitab ihtihaf sadatul mutaqin syarahnya ihya ulumudin” Al asy ari mengarang sekitar 200 kitab.Di dalam kitab itu pula imam zabidi menyatakan “Apabila dsebut kaum ahlu sunnah wal jamaah,maka maksudnya adalah orang orang yang mengikuti rumusan faham Asy ari dan faham abu mansyur almaturidi”.
Tentang Almaturriddi ada dalam artikel berikutnya.

Beberapa kitab Al asy a’ri :

1.maqolatul islamiyyin wa ikhtilaf almusholin (sebelum keluar dari mutazilah berisi berbagaimacam firqah dalam agama islam dan permasalahan ilmu kalam.
2.al ibanah ‘an ushul ad diyanah ( pokok pokok pikiran ahli sunnah dan bantahan terhadap mutazilah.
3. Al ‘Luma ( pokok-pokok pikiran ahli sunah,ilmu kalam dan beberapa bantahan lawan)

Para pengikut /penerus dari pada syekh abu hasan al asy ‘ari adalah :

1.imam abu bakar alqoffal ( wafat 365 H )
2.imam Abu ishaq Al asfaraini ( wafat 411)
3.imam Alhafizh Al baihaqi (wafat 458 )
4.imam Abul ma’ali bin abdil juwaini/imam haromaen ( wafat 460 )
5.imam alqosim al qusyairi ( wafat 465 )
6.imam Albaqilani ( wafat 403 )
7.Hujatul islam imam ghozali (wafat 505 ).
8.imam fakhrudin ar razi ( wafat 606 )
9.imam izzudin bin abdi salam ( wafat 660 )
10. masih banyak lagi yang belum saya tuliskan dan ini adalah sebagian kecil saja.

Daftar pustaka.

51 Ijma’Serat-serat Aqidah Ahlussunnah waljama‘ah : M.Dawam Sukardi-Humavie
Itiqod Ahli sunnah Wal jama’ah : KH.Sirajudin Abbas
Pengantar Ilmu Tauhid : Drs.H.M Yusran Asmuni
Ustadz saya di Majlis ta’lim NAAM ( Nur Attauhid Asy’ariah Maturidiyah )

lebih lengkap tentang ahli sunnah wal jamaah ada di :

http://invasi.blogspot.com/2009/03/ahli-sunnah-waljamaah-title-ahli-sunah.html
 
Last edited:
Back
Top