Ahmad Dhani Vs Global TV

Dipi76

New member
Ahmad Dhani Umbar Hujatan Sebelum Bertemu Dewan Pers
Rabu, 02 Maret 2011 | 15:53 WIB



TEMPO Interaktif, Jakarta - Ahmad Dhani memenuhi panggilan Dewan Pers terkait dugaan pengeroyokan terhadap dua pekerja infotainment milik Stasiun Global TV.

Bersama Syamsul Huda,pengacaranya, mantan suami Maia Estianty ini tiba di gedung Dewan Pers pukul 15.20 WIB.

Sebelum menghilang di balik lift menuju lantai 7 gedung, Dhani sempat mengungkapkan kekesalannya akibat wartawan dan pekerja infotainment berusaha mengambil gambar.

"Jangan diliput. Matikan," ungkap Dhani dengan suara menggelegar di Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Rabu (2/3).

Sejurus kemudian, Dhani juga mengangkat telunjuk menuding. "Itu masih ada yang nyala. Matikan. Kurang ajar," katanya dengan nada melemah.

Perseteruan Ahmad Dhani dengan Global TV bermula dari gosip Mulan melahirkan yang mencuat ke permukaan.

Senin malam (28/2) Dhani berang dan merebut kamera kameramen Fokus Selebritis yang berniat mengambil gambar dirinya turun dari mobil persis di depan rumah Mulan.

Namun, usaha merebut kamera itu gagal. Akibat perlakuan ini, oleh Global TV Dhani dilaporkan ke Polda Metro Jaya dengan tuduhan melakukan pengeroyokan.

==========================
Dewan Pers: Mediasi Global TV dan Ahmad Dhani Jumat
Rabu, 02 Maret 2011 | 18:13 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta - Perseturuan antara Global TV dan Ahmad Dhani menemui titik terang. Ketua Komisi dan Penegakan Kode Etik Dewan Pers Agung Sudibyo mengatakan kedua pihak yang saling berseteru ini menyepakati dua hal.

"Kedua belah pihak bersedia menyelesaikan di Dewan Pers dan kedua pihak sepakat tidak ada insiden pemukulan," kata Agus Sudibyo dalam jumpa pers yang digelar di gedung Dewan Pers, Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Rabu, (2/3). Hadir di acara tersebut Ahmad Dhani dan pengacarnya, Hermawanto.

Agus mengatakan mediasi yang mempertemukan pihak Global TV dan Ahmad Dhani akan dilakukan pada Jumat (4/3) mendatang di gedung Dewan Pers pukul 10.00.

Apabila terjadi kesepakatan, maka Dewan Pers akan mengirimi surat ke pihak kepolisian agar proses hukum dihentikan. "Karena kedua pihak berdamai," katanya.

Selanjutnya, Agus mengatakan, apabila dari kedua pihak ada kesalahan, maka harus ada pengakuan dan penyesalan. "Harus ada kesadaran tidak boleh mengulangi kesalahan yang sama," katanya.

Di tempat yang sama, Dhani membantah telah melakukan pemukulan terhadap kameramen Global TV, Noviandi Kurniawan. Ia menyesalkan pemberitaan di media-media yang menuliskan berita kisruh ini sepihak. "Apalagi tadi saya dengar dari Dewan Pers tidak ada pemukulan. Wartawannya mengaku tidak ada," kata Dhani.

Namun, Dhani mengaku lega. Terhadap kasus ini, Dhani mengatakan lebih memilih diam. "Karena saya sudah terlalu sering diberitakan tidak benar. Saya legowo-legowo aja. Saya menganggap ini sebuah pelajaran," katanya.

=====================

Inilah Kronologi Kasus Pengeroyokan yang Terkait Ahmad Dhani
Rabu, 02 Maret 2011 | 19:24 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta - Pentolan Band Dewa 19, Ahmad Dhani, membantah tuduhan telah melakukan tindak pengeroyokan terhadap dua pekerja infotainment Global TV yang terjadi di depan rumah Mulan Jameela, Jakarta Selatan, Senin (28/2) malam.

Saat menggelar siaran pers bersama Dewan Pers, Rabu (2/3), Dhani menyesalkan pemberitaan sejumlah media yang menurutnya masih sepihak.

"Tapi, saya sudah terbiasa dengan pemberitaan tidak benar. Saya legowo-legowo saja. Buat saya, ini sebuah pembelajaran," kata Dhani.

Berikut adalah kronologi perseturuan dengan Global TV versi Dhani.

Pukul 20.00, Senin, 28 Februari

Ahmad Dhani mendatangi rumah Mulan Jameela mengantarkan Eva, reporter Was-was yang berniat menjajakan dagangan. Dhani datang dengan Alphard B 1 RCR. Saat berhenti, mendadak kameramen Global TV keluar halaman rumah Mulan Jameela dan berdiri persis di depan garasi rumah Mulan Jameela.

Ia langsung menyorot kamera ke mobil, sebelum Ahmad Dhani turun. Dhani keberatan dengan perlakuan ini dan merasa privasinya dilanggar. Kemudian suami Maia Estianty ini menyuruh anak buahnya mengambil kaset kamera. Kameramen Global TV malah lari dan sembunyi ke dalam mobil.

Melalui seorang pengacara yang semobil, Dhani meminta kaset itu ke reporter. Sempat terjadi adu mulut antara reporter dan pengacara soal batas ruang privat dan publik.

Reporter kemudian bersedia menyerahkan dan memperlihatkan kaset. Tapi mereka ingin buru-buru pergi. Sopir sudah menyalakan mobil. Dhani keberatan dan mengambil kunci mobil mereka.

Di lain pihak, kaset yang diperlihatkan ke Dhani ternyata kosong. Selanjutnya terjadi rebutan kamera antara kameramen Global TV dan orang-orang yang mengerubungi mobil. Tidak ada pemukulan di situ, yang ada tarik-menarik kamera dengan kameramen.

Polisi dari Polsek Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, kemudian mendatangi tempat kejadian dan meminta masalah diselesaikan di kantor Polsek.

Pukul 21. 30

Ahmad Dhani dan wartawan Global TV berangkat menuju kantor Polsek Kebayoran Lama.

Pukul 22.18

Beredar kabar pemukulan di grup BBM wartawan infotainment, termasuk keberatan yang disampaikan oleh pemimpin redaksi Global TV. Dhani mengaku langsung melakukan klarifikasi tidak ada pemukulan dan penganiayaan.

Pukul 23.18

Dhani mengadakan pertemuan dengan pemimpin redaksi Global TV, Siane Indriani, di Polsek Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Global TV bersedia mencabut laporan apabila Dhani melakukan permintaan maaf secara terbuka di media.

Dhani keberatan dengan syarat tersebut. Dhani minta masalah ini diselesaikan ke Dewan Pers

Pukul 07.18, Selasa, 1 Maret

Menurut Dhani, di grup BBM, D' Barokokok Journalist, beredar klarifikasi Yani, reporter Global TV, yang disebarkan Aal, reporter Rakyat Merdeka, pada pukul 07.18, yang berisi tidak ada pemukulan dan pengeroyokan.



Sumber: Tempo



-dipi-
 
Dewan Pers: Artis Bukan Figur Publik
Rabu, 02 Maret 2011 | 21:55 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta - Perseteruan terkait dugaan pengeroyokan Ahmad Dhani terhadap reporter dan kameramen infotainmen Global TV menyisakan satu pertanyaan. Sejauh apa seorang wartawan diperbolehkan meliput publik figur sebagai sumber berita?

Ketua Komisi dan Penegakan Kode Etik Dewan Pers, Agus Sudibyo, mengatakan yang dimaksud publik figur berdasarkan Undang-Undang Pers adalah pejabat publik di instansi-instansi pemerintah.

"Ini tidak berlaku bagi orang biasa atau artis," kata Agus dalam jumpa pers bersama Ahmad Dhani di gedung Dewan Pers, Jakarta Pusat, Rabu (2/3).

Berkaitan dengan polemik peliputan dugaan pengeroyokan oleh Ahmad Dhani, Agus menegaskan seorang wartawan dilarang mengambil berita sebelum ada izin dari yang bersangkutan. Agus mengatakan orang biasa atau artis memiliki ruang privasi yang berlaku di semua tempat.

"Privasi bisa juga dilihat dari konten berita. Dalam jurnalistik, berita yang disampaikan harus mempunyai nilai-nilai ruang publik," katanya.

Di tempat yang sama, anggota Dewan Pers Bekti Nugroho menambahkan, wartawan profesional dilarang mengganggu ruang privasi terutama yang bukan pejabat publik. "Karena mereka tidak makan duit rakyat," tuturnya.


Sumber: Tempo



-dipi-
 
media massa global tv juga salah

bang ahmad itu punya privasi

masak di kejar kejar terus sampai di intai segala

bang dhani jangan berdamai sama global tv
 
kan menurut versinya global, mereka cuma nyenter bagian depan rumah (itu bukan area privasi) jelas aja kasetnya kososng wong belum rekam apa2 udah keburu di tegur dhani. kalo mereka emang niat jahat, waktu dhani and the gank nyerbu pasti mereka taping, tapi kan enggak tuh.
 
Back
Top