Aku Ingin Kembali

andy_baex

New member
Hari berjalan, bulan bergeser, tahun berganti. Berapa malam yang telah kita lalui, berapa siang yang telah kita jalani. Waktu berlalu tak pernah kembali. Berapa prasasti dosa yang telah kita bangun dalam hidup ini. Berapa banyak pula nikmat yang telah diingkari dalam perjalanan di dunia ini.
Cermin hati telah penuh karat dosa yang telah dihembuskan hawa nafsu. Mata memandang yang haram, kaki berjalan tak tentu arah dan hati sibuk dengan melambungkan segala angan dan khayalan tinggi. Tapi kita hanya tertawa, terbahak, bahkan tertidur dengan bahagia. Air mata berhenti mengalir seiring dengan membatunya noda-noda di dada. Tapi , masih saja syari?at ini kita langgar dengan senyuman di bibir. Hati ini makin berat dan diri ini makin tersiksa. Namun, apalah daya? diri ini sering hanya bisa berkata? ?Aku ingin kembali??

?Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.? (An-Nur:31)

?Dan sesungguhnya Aku Maha Pengampun bagi orang-orang yang bertaubat, beriman, dan beramal shalih kemudian tetap di jalan yang benar.? (Thoha:82)

Tulisan ini merupakan bagian pertama dari pembahasan taubat yang Insya Allah akan dilanjutkan mengenai tata cara taubat dan penghalangnya. Sebelumnya, kami akan menukilkan sebuah syair dalam bagian pertama ini, diambil dari kitab ?Kaifa Atuub? teruntuk Saudariku yang berkeinginan kembali kepada Allah Rabbul Izzati?
Jika kamu memiliki cita
Nyanyian kerinduan telah menarikmu
Maka perpendeklah jarak tempuh
Kepada pemanggil cinta dan kerinduan mereka tatkala berseru
Katakanlah : ?Aku penuhi panggilanmu!? seribu kali jumlahnya
Jangan perhatikan puing-puing yang menghalangi mereka
Sebab jika kamu perhatikan,
Puing-puing itu kembali menjadi penghalang
Jangan menunggu untuk pergi
Kesertaan orang yang bermalas-malasan
Tinggalkan saja
Sebab kerinduan cukuplah mengantarkanmu
Ambillah dari mereka perbekalan
Dan berjalanlah pada jalan hidayah dan kebutuhan
Maka kamu akan sampai
Hilanglah darimu segala duka cita
Jika letih tulang kakimu
Maka peringatan itu mengemblikan semangatmu
Jika kamu takut keletihan
Maka katakan padanya
Di depanmu terdapat mata air
Carilah mata air itu
Ambillah berkas cahaya mereka
Kemudian berjalanlah dengannya
Maka cahaya mereka pasti menerangimu
Marilah bersegera menuju surga ?Adn berdekatan dengan mereka
Persinggahan-persinggahanmu pertama padanya kamu singgah
Tetapi orang-orang yang menyimpan permusuhan menahanmu
Oleh karena itu kamu berdiri
Di atas puing-puing menangisi persinggahan-persinggahan
Biarkanlah itu menjadi puing-puing
Sebab itu bukan tempat pemberhentian
Lampauilah dia
Karena dia bukan persinggahan-persinggahan
Katakanlah wahai jiwa, bersabarlah sesaat
Saat perjumpaan nanti kepenatan itu akan hilang
Tidaklah dunia ini kecuali sesaat saja
Kemudian lenyap dan orang yang dulunya bersedih menjadi gembira

Mengapa kita Harus Bertaubat?

Saat kita sadar bahwa kita harus kembali maka hendaknya kita tanyakan pada diri ini? Kenapa kita harus kembali pada-Nya? karena semua orang mencemooh kita, atau karena teman-teman sudah pergi meninggalkan kita akibat dosa dan maksiat kita, atau mungkin karena orang yang kita cintai menyuruh kita kembali, atau karena sebab yang lain?
Ya Ukhti, kita ini adalah milik-Nya. Kalau kita kembali pada-Nya pun haruslah karena-Nya. Karena hanya Dialah yang bisa menyelamatkan diri ini dari neraka-Nya. Mari luruskan niat benahi motivasi untuk kembali. Lantas, apa pula motivasi yang tepat untuk bertaubat kembali kepada Sang Rabbul Izzati?
1. Agar dengan taubat itu kita bisa kembali kepada jalan yang lurus, menjalani hidup ini semata hanya untuk beribadah pada-Nya
?Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia kecuali supaya mereka menyembah-Ku.?
(QS. Adz-Dzariyat :56)
Mari kembali pada tujuan penciptaan kita semula hanya untuk menyembah-Nya
2. Untuk mentaati perintah Allah
?Hai orang-orang yang beriman bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang semurni-murninya.? (QS. At-tahrim: 8)
Oleh karena itu, marilah kembali mentaatinya bukan hanya karena mentaati orang yang menyuruh kita untuk kembali
3. Menyingkir dari kezhaliman menuju keberuntungan
?Barangsiapa yang tidak bertaubat maka mereka itu adalah orang-orang yang zhalim.? (QS. Al-Hujurat:11)
?Ketahuilah, Saudariku fillah, bahwa seluruh kezhaliman itu bermuara pada berpalingnya kita dari taubat, dalam perjalanan kita dimana kita menyalahi Rabb kita, dan kita masih meneruskan perbuatan yang dulu mengikuti hawa nafsu kita? Padahal itu berarti kebinasaan yang berarti pula kita telah menzhalimi diri kita sendiri.
4. Untuk meraih kebahagiaan
Jika ada yang mengatakan memakan kotoran itu lebih lezat daripada manisan tentunya orang itu sedang sakit pikiran. Nah, begitu juga jika ada yang mengatakan bahagia dalam kemaksiatan. Tentunya ia telah sakit hatinya.
Wahai Ukhti, maksiat itu membuat sakit?menyiksa?bahkan mendera jiwa?
Oleh karena itu, mengapa kita harus menyiksa diri dengan terus menerus bergumul dalam maksiat?kenapa kita tidak memilih menjadi hamba yang bahagia, hamba yang dicintai Rabb-Nya. Karena sesungguhnya Allah cinta dan gembira dengan taubat hamba-hamba-Nya melebihi gembiranya seorang laki-laki yang telah putus asa kehilangan kendaraan dan perbekalannya tapi kemudian muncul tiba-tiba dihadapannya kendaraan dan perbekalan miliknya (baca kisahnya di Riyadhu Shalihin)
5. Menyingkir dari azab Allah
?Maka segeralah kembali kepada Allah? (QS. Adz-Dzariyat:50)
Dengan taubat berarti kita bersegera menuju Allah, meninggalkan hawa nafsu, meninggalkan hawa nafsu, meninggalkan setan, meninggalkan syahwat dan maksiat. Jika Dia melihat ada kebaikan untuk memberikan semua itu kepadamu, Dia akan memberikannya. Dan jika Dia melihat kebaikan untuk menghalanginya darimu maka Dia akan menghalanginya. Semoga kita termasuk golongan orang-orang yang Allah kehendaki atas kita kebaikan.
(Bersambung, Insya Allah?)
 
Back
Top