spirit
Mod
Al Azhar Kairo: Dari Masjid Jadi Universitas
Salah satu universitas tertua di dunia ini awalnya adalah masjid. Di dalamnya sering berlangsung kajian-kajian tentang Islam. Pada perkembangannya, masjid yang mengawali kehidupan intelektual masyarakat Islam di Mesir ini perlahan bertransformasi menjadi universitas Islam bergengsi di dunia.
Universitas Al-Azhar merupakan sekolah tinggi yang sangat diperhitungkan keberadaannya di dunia Islam. Universitas bergengsi ini merupakan sekolah tinggi tertua kedua di dunia setelah University of Al-Karaouine di Maroko. Dibangun dua tahun sebelum dibukanya pada tahun 972 oleh Jahwar El-Sequili, seorang komandan dari pasukan yang dikirim Khalifah Fatimid untuk menaklukkan Mesir.
Nama Al-Azhar dapat diartikan sebagai 'yang paling berkembang', konon karena daerah ini saat itu sedang mengalami perkembangan yang amat pesat. Namun risalah lain mengatakan bahwa Al-Azhar berawal dari nama putri kesayangan Nabi Saw, yaitu Fatimah Az-Zahra, untuk menghormati beliau. Selain itu ada yang percaya bahwa nama itu untuk menggambarkan pesatnya perkembangan ilmu yang terjadi di dalamnya. Kisah lain adalah munculnya planet Venus atau yang dikenal dengan sebutan Zuhrah saat dibangunnya masjid tersebut.
Pada mulanya, bangunan yang didirikan hanya berbentuk masjid. Tiga setengah tahun kemudian mulailah terbentuk kelompok kajian yang dimulai oleh Abu El-Hassan Ali ibn Al-Nu’man El-Kairawany, yang kemudian diikuti dengan berbagai kajian berikutnya sehingga menjadikan masjid ini sebagai pusat perkembangan kehidupan intelektual di masa periode Fatimid (909-1171). Di era modern, secara legal formal, Universitas Al-Azhar didirikan tahun 1930.
Kemudian Al-Azhar dibagi menjadi tiga fakultas inti: Ushuluddin, Syari'ah, dan Lughah. Sejak tahun 1961 dilakukan penambahan fakultas-fakultas baru di Universitas Al-Azhar, seperti Fakultas Kedokteran, Teknik, Humaniora, dan sebagainya sehingga kini berjumlah 62 fakultas. Hal ini menjadikan Al-Azhar memiliki dua bagian ilmu, yaitu kuliah Adabiyah (Studi Keagamaan) dan kuliah Ilmiah (Studi Sosial dan Eksakta).
Kini masjid dan kampus dibedakan fungsinya, namun tetap berada di satu area. Yang terlihat di gambar adalah foto Masjid Al-Azhar, sedangkan Kampus Al-Azhar terdapat pada beberapa gedung di seberang bagunan masjid. Luas bangunan Masjid Al-Azhar 6,5 acre, berbentuk empat persegi panjang yang dindingnya terbuat dari batu tatah berwarna terakota sehingga tampak kuat dan kokoh.
Pada gerbang masuk dihiasi ukiran zaman Mamluk, yang juga tergambar pada keseluruhan desain bangunan. Di sebelah kanan pintu masuk terdapat Lembaga Fatwa Azhar yang melayani berbagai konsultasi keagamaan, sedangkan pada sebelah kirinya dahulu terdapat perpustakaan yang menampung sekitar 99.062 buku yang terdiri dari 595.668 volume dari manuskrip Islam klasik. Kini perpustakaan menempati satu gedung tersendiri di luar kompleks kampus.
Di belakang Lembaga Fatwa terdapat kamar-kamar yang dulu difungsikan sebagai ruwaq atau penginapan mahasiswa. Di tengah-tengah gedung terdapat shahn atau ruang terbuka yang biasa digunakan untuk tempat shalat ketika tempat shalat di ruang tertutup penuh.
Ruang shalatnya berbentuk memanjang, langit-langitnya terbuat dari kayu dengan tiang-tiang yang terbuat dari marmer putih menghiasi ruang yang luas ini. Konon dahulu pada tiap sela-sela tiang inilah para profesor mengajar mahasiswanya sebelum ada ruang-ruang kuliah.
Ruangan diterangi dengan puluhan lampu qindil berbentuk bulat serta cahaya yang masuk dari kaca patri berwarna-warni di leher kubah dekat mihrab. Di area depan terdapat beberapa mihrab yang dibuat untuk mewakili masing-masing mazhab yang ada, sedangkan dekat mihrab utama terdapat mimbar yang terbuat dari ukiran kayu bertatah gading gajah yang indah. (esthi)
Kuliah Gratis di Al-Azhar
Universitas Al-Azhar adalah sekolah tinggi yang memberikan beasiswa pada seluruh mahasiswa di dalamnya. Keseluruhan mahasiswa Al-Azhar berjumlah 397.351 orang (data tahun 2006-2007), terdiri dari 254.160 mahasiswa dan 143.201 mahasiswi.
Mereka dibimbing oleh 11.000 dosen. Selain di Kairo, Universitas Al-Azhar juga terdapat di beberapa wilayah Mesir lainnya seperti Zaqaziq, Manshurah, Thantha, Asyut, dan lain sebagainya. Bahkan Al-Azhar telah membuka cabangnya di luar negeri, khususnya negara-negara Islam, di antaranya Malaysia dan Indonesia.
detiknews
Salah satu universitas tertua di dunia ini awalnya adalah masjid. Di dalamnya sering berlangsung kajian-kajian tentang Islam. Pada perkembangannya, masjid yang mengawali kehidupan intelektual masyarakat Islam di Mesir ini perlahan bertransformasi menjadi universitas Islam bergengsi di dunia.
Universitas Al-Azhar merupakan sekolah tinggi yang sangat diperhitungkan keberadaannya di dunia Islam. Universitas bergengsi ini merupakan sekolah tinggi tertua kedua di dunia setelah University of Al-Karaouine di Maroko. Dibangun dua tahun sebelum dibukanya pada tahun 972 oleh Jahwar El-Sequili, seorang komandan dari pasukan yang dikirim Khalifah Fatimid untuk menaklukkan Mesir.
Nama Al-Azhar dapat diartikan sebagai 'yang paling berkembang', konon karena daerah ini saat itu sedang mengalami perkembangan yang amat pesat. Namun risalah lain mengatakan bahwa Al-Azhar berawal dari nama putri kesayangan Nabi Saw, yaitu Fatimah Az-Zahra, untuk menghormati beliau. Selain itu ada yang percaya bahwa nama itu untuk menggambarkan pesatnya perkembangan ilmu yang terjadi di dalamnya. Kisah lain adalah munculnya planet Venus atau yang dikenal dengan sebutan Zuhrah saat dibangunnya masjid tersebut.
Pada mulanya, bangunan yang didirikan hanya berbentuk masjid. Tiga setengah tahun kemudian mulailah terbentuk kelompok kajian yang dimulai oleh Abu El-Hassan Ali ibn Al-Nu’man El-Kairawany, yang kemudian diikuti dengan berbagai kajian berikutnya sehingga menjadikan masjid ini sebagai pusat perkembangan kehidupan intelektual di masa periode Fatimid (909-1171). Di era modern, secara legal formal, Universitas Al-Azhar didirikan tahun 1930.
Kemudian Al-Azhar dibagi menjadi tiga fakultas inti: Ushuluddin, Syari'ah, dan Lughah. Sejak tahun 1961 dilakukan penambahan fakultas-fakultas baru di Universitas Al-Azhar, seperti Fakultas Kedokteran, Teknik, Humaniora, dan sebagainya sehingga kini berjumlah 62 fakultas. Hal ini menjadikan Al-Azhar memiliki dua bagian ilmu, yaitu kuliah Adabiyah (Studi Keagamaan) dan kuliah Ilmiah (Studi Sosial dan Eksakta).
Kini masjid dan kampus dibedakan fungsinya, namun tetap berada di satu area. Yang terlihat di gambar adalah foto Masjid Al-Azhar, sedangkan Kampus Al-Azhar terdapat pada beberapa gedung di seberang bagunan masjid. Luas bangunan Masjid Al-Azhar 6,5 acre, berbentuk empat persegi panjang yang dindingnya terbuat dari batu tatah berwarna terakota sehingga tampak kuat dan kokoh.
Pada gerbang masuk dihiasi ukiran zaman Mamluk, yang juga tergambar pada keseluruhan desain bangunan. Di sebelah kanan pintu masuk terdapat Lembaga Fatwa Azhar yang melayani berbagai konsultasi keagamaan, sedangkan pada sebelah kirinya dahulu terdapat perpustakaan yang menampung sekitar 99.062 buku yang terdiri dari 595.668 volume dari manuskrip Islam klasik. Kini perpustakaan menempati satu gedung tersendiri di luar kompleks kampus.
Di belakang Lembaga Fatwa terdapat kamar-kamar yang dulu difungsikan sebagai ruwaq atau penginapan mahasiswa. Di tengah-tengah gedung terdapat shahn atau ruang terbuka yang biasa digunakan untuk tempat shalat ketika tempat shalat di ruang tertutup penuh.
Ruang shalatnya berbentuk memanjang, langit-langitnya terbuat dari kayu dengan tiang-tiang yang terbuat dari marmer putih menghiasi ruang yang luas ini. Konon dahulu pada tiap sela-sela tiang inilah para profesor mengajar mahasiswanya sebelum ada ruang-ruang kuliah.
Ruangan diterangi dengan puluhan lampu qindil berbentuk bulat serta cahaya yang masuk dari kaca patri berwarna-warni di leher kubah dekat mihrab. Di area depan terdapat beberapa mihrab yang dibuat untuk mewakili masing-masing mazhab yang ada, sedangkan dekat mihrab utama terdapat mimbar yang terbuat dari ukiran kayu bertatah gading gajah yang indah. (esthi)
Kuliah Gratis di Al-Azhar
Universitas Al-Azhar adalah sekolah tinggi yang memberikan beasiswa pada seluruh mahasiswa di dalamnya. Keseluruhan mahasiswa Al-Azhar berjumlah 397.351 orang (data tahun 2006-2007), terdiri dari 254.160 mahasiswa dan 143.201 mahasiswi.
Mereka dibimbing oleh 11.000 dosen. Selain di Kairo, Universitas Al-Azhar juga terdapat di beberapa wilayah Mesir lainnya seperti Zaqaziq, Manshurah, Thantha, Asyut, dan lain sebagainya. Bahkan Al-Azhar telah membuka cabangnya di luar negeri, khususnya negara-negara Islam, di antaranya Malaysia dan Indonesia.
detiknews