KAIRO, RABU - Organisasi Al Qaeda di Semenanjung Arab mengajak semua kelompok perlawanan menyerang fasilitas produksi minyak bumi di Venezuela, Kanada, dan Meksiko yang selama ini menjadi pemasok minyak utama ke AS. Ancaman itu disebarluaskan melalui situs internet majalah elektronik, Sawt al-Jihad, Rabu (14/2).
Dalam majalah elektronik atau e-magazine yang terbit setiap satu bulan sekali itu disebutkan, dengan menutup atau setidaknya mengganggu jalur minyak dari berbagai negara produsen minyak, AS diharapkan akan segera mengakhiri pendudukannya di Irak dan Afganistan.
"Seluruh negara yang memasok minyak bumi ke AS harus diserang. Bukan hanya produsen yang ada di Timur Tengah karena dalam jangka panjang AS bisa saja mengurangi ketergantungannya pada minyak Timur Tengah," sebut majalah elektronik itu.
Selain fasilitas pengilangan minyak, sayap Al Qaeda untuk Arab Saudi itu juga mengajak menyerang sumur, pipa, dan tank-tank yang mendistribusikan produksi minyak ke AS dan negara-negara lain di dunia.
Ancaman kelompok ini mengkhawatirkan berbagai pihak karena kelompok yang sama pernah menyerang pengilangan minyak Abqaiq di Arab Saudi yang termasuk pengilangan minyak terbesar di dunia, Februari 2006. Selain di Abqaiq, kelompok itu juga mengaku pernah menyerang dua instalasi minyak Yaman, November lalu.
Atas perintah pemimpin Al Qaeda Osama bin Laden, kelompok tersebut juga telah menyerang tanker minyak Perancis tahun 2002 di Teluk Aden. Ketika itu tujuan penyerangan untuk "menghentikan upaya negara-negara Barat yang menjarah kekayaan Muslim". Berbagai serangan itu bertujuan menghancurkan perekonomian negara-negara Barat.
Ancaman dari kelompok Al Qaeda itu tidak membuat Kanada, Venezuela, dan Meksiko meningkatkan status keamanan.
Tinjau pengamanan
Menteri Keamanan Publik Kanada Stockwell Day mengakui fasilitas minyak di negaranya tidak bebas terorisme. Apalagi mengingat posisi Kanada saat ini sebagai salah satu eksportir terbesar minyak mentah dan gas ke AS. Kanada mengirim separuh dari produksi setiap harinya?sekitar 2,5 juta barrel?melalui pipa-pipa minyak.
Saat ini stok minyak Kanada berada di urutan kedua setelah Arab Saudi dengan jumlah 179 miliar barrel. Wakil Presiden Direktur Asosiasi Produsen Minyak di Kanada, Greg Stringham, mengatakan, perusahaan-perusahaan minyak Kanada menganggap ancaman itu "sangat serius". "Itu bukan hal baru, tetapi kami tetap menganggapnya serius. Kami juga telah siap-siap meningkatkan kewaspadaan," ujarnya.
Dua perusahaan minyak besar Kanada, The Alberta Energy and Utilities Board dan National Energy Board, mengaku belum ada ancaman yang mengarah secara langsung ke fasilitas mereka. Pakar manajemen keamanan National Energy Board Leo Jansen mengatakan, belum ada pipa minyak dari Kanada ke AS yang mendapat ancaman serangan.
Pipa-pipa besar ekspor Kanada berada di bawah tanah dan tersebar di sepanjang daerah pedesaan. Karena itu, posisi di mana pipa berada, kata Jansen, tidak akan mudah ditemukan dan diserang. Pengamanan jalur-jalur pipa industri minyak di Kanada diperbaiki dan ditingkatkan sejak serangan teroris 11 September 2001 terjadi di AS.
Selain Kanada, Meksiko menyatakan, hingga kini instalasi minyak mentahnya aman dan tidak ada rencana untuk meningkatkan keamanan dan pengamanan lingkungan fasilitas instalasi. Hingga kini Meksiko mengekspor sekitar 1,4 juta barrel minyak mentah per hari ke AS. Seorang juru bicara perusahaan minyak milik pemerintah, Pemex, menyebutkan, peningkatan keamanan fasilitas pengeboran minyak Teluk Meksiko pernah dilakukan tahun 2005.
Untuk mengamankan fasilitas pengeboran minyak lepas pantai setelah 11 September 2001, Meksiko mengerahkan kapal perang, pesawat jet, dan helikopter untuk patroli keliling. Pengeboran lepas pantai itu merupakan sumber 80 persen dari seluruh produksi minyak mentah Meksiko.
Sedangkan Pemerintah Venezuela mengaku tengah menyelidiki ancaman itu. Mendagri Venezuela Pedro Carreno menjamin perlindungan untuk seluruh instalasi industri minyak yang ada di Venezuela. "Kami mempunyai unit intelijen yang telah siap menjamin keamanan seluruh sumber minyak yang strategis," ujarnya.
Dalam majalah elektronik atau e-magazine yang terbit setiap satu bulan sekali itu disebutkan, dengan menutup atau setidaknya mengganggu jalur minyak dari berbagai negara produsen minyak, AS diharapkan akan segera mengakhiri pendudukannya di Irak dan Afganistan.
"Seluruh negara yang memasok minyak bumi ke AS harus diserang. Bukan hanya produsen yang ada di Timur Tengah karena dalam jangka panjang AS bisa saja mengurangi ketergantungannya pada minyak Timur Tengah," sebut majalah elektronik itu.
Selain fasilitas pengilangan minyak, sayap Al Qaeda untuk Arab Saudi itu juga mengajak menyerang sumur, pipa, dan tank-tank yang mendistribusikan produksi minyak ke AS dan negara-negara lain di dunia.
Ancaman kelompok ini mengkhawatirkan berbagai pihak karena kelompok yang sama pernah menyerang pengilangan minyak Abqaiq di Arab Saudi yang termasuk pengilangan minyak terbesar di dunia, Februari 2006. Selain di Abqaiq, kelompok itu juga mengaku pernah menyerang dua instalasi minyak Yaman, November lalu.
Atas perintah pemimpin Al Qaeda Osama bin Laden, kelompok tersebut juga telah menyerang tanker minyak Perancis tahun 2002 di Teluk Aden. Ketika itu tujuan penyerangan untuk "menghentikan upaya negara-negara Barat yang menjarah kekayaan Muslim". Berbagai serangan itu bertujuan menghancurkan perekonomian negara-negara Barat.
Ancaman dari kelompok Al Qaeda itu tidak membuat Kanada, Venezuela, dan Meksiko meningkatkan status keamanan.
Tinjau pengamanan
Menteri Keamanan Publik Kanada Stockwell Day mengakui fasilitas minyak di negaranya tidak bebas terorisme. Apalagi mengingat posisi Kanada saat ini sebagai salah satu eksportir terbesar minyak mentah dan gas ke AS. Kanada mengirim separuh dari produksi setiap harinya?sekitar 2,5 juta barrel?melalui pipa-pipa minyak.
Saat ini stok minyak Kanada berada di urutan kedua setelah Arab Saudi dengan jumlah 179 miliar barrel. Wakil Presiden Direktur Asosiasi Produsen Minyak di Kanada, Greg Stringham, mengatakan, perusahaan-perusahaan minyak Kanada menganggap ancaman itu "sangat serius". "Itu bukan hal baru, tetapi kami tetap menganggapnya serius. Kami juga telah siap-siap meningkatkan kewaspadaan," ujarnya.
Dua perusahaan minyak besar Kanada, The Alberta Energy and Utilities Board dan National Energy Board, mengaku belum ada ancaman yang mengarah secara langsung ke fasilitas mereka. Pakar manajemen keamanan National Energy Board Leo Jansen mengatakan, belum ada pipa minyak dari Kanada ke AS yang mendapat ancaman serangan.
Pipa-pipa besar ekspor Kanada berada di bawah tanah dan tersebar di sepanjang daerah pedesaan. Karena itu, posisi di mana pipa berada, kata Jansen, tidak akan mudah ditemukan dan diserang. Pengamanan jalur-jalur pipa industri minyak di Kanada diperbaiki dan ditingkatkan sejak serangan teroris 11 September 2001 terjadi di AS.
Selain Kanada, Meksiko menyatakan, hingga kini instalasi minyak mentahnya aman dan tidak ada rencana untuk meningkatkan keamanan dan pengamanan lingkungan fasilitas instalasi. Hingga kini Meksiko mengekspor sekitar 1,4 juta barrel minyak mentah per hari ke AS. Seorang juru bicara perusahaan minyak milik pemerintah, Pemex, menyebutkan, peningkatan keamanan fasilitas pengeboran minyak Teluk Meksiko pernah dilakukan tahun 2005.
Untuk mengamankan fasilitas pengeboran minyak lepas pantai setelah 11 September 2001, Meksiko mengerahkan kapal perang, pesawat jet, dan helikopter untuk patroli keliling. Pengeboran lepas pantai itu merupakan sumber 80 persen dari seluruh produksi minyak mentah Meksiko.
Sedangkan Pemerintah Venezuela mengaku tengah menyelidiki ancaman itu. Mendagri Venezuela Pedro Carreno menjamin perlindungan untuk seluruh instalasi industri minyak yang ada di Venezuela. "Kami mempunyai unit intelijen yang telah siap menjamin keamanan seluruh sumber minyak yang strategis," ujarnya.