Dipi76
New member
Kerajaan Romawi
Wilayah Kerajaan Romawi
Kerajaan Romawi (Latin: Regnum Romanum) adalah sebuah pemerintahan monarki di kota Roma dan wilayah kekuasaannya. Tidak banyak yang diketahui mengenai sejarah Kerajaan Romawi karena tidak ada sumber tertulis yang berasal dari zaman tersebut. Kebanyakan sumber ditulis selama masa Republik dan Kekaisaran berdasarkan pada legenda. Sejarah Kerajaan Romawi bermula sejak pendirian kota tersebut, sekitar tahun 753 SM dan berakhir setelah penggulingan kekuasaaan para raja dan pendirian Republik pada tahun 509 SM.
Awal kerajaan
Kerajaan Romawi bermula dari pemukiman di sekitar Bukit Palatine di sepanjang sungai Tiber di Italia Tengah. Wilayah itu subur dan bukit-bukitnya menyediakan perlindungan sehingga tempat itu mudah dipertahankan. Hal ini ikut berperan dalam kejayaan Roma kelak. Pada awalnya Romulus dan Remus berselisih mengenai tempat akan didirikannya kota. Ketika Romulus sedang membangun tembok kota, Remus mengejek dan mengganggu pekerjaannya. Puncaknya adalah ketika Remus melewati wilayah Romulus, Remus dibunuh oleh Romulus. Menurut sumber dari Livy, Plutarch, Dionysius dari Halicarnassus dan yang lainnya, kerajaaan Romawi dipimpin oleh tujuh raja dalam masa 243 tahun.
Ketika bangsa Galia menyerang Roma setelah Pertempuran Allia pada 390 SM, (menurut Polybius pertempuran tersebut terjadi pada 387/386 SM) mereka menghancurkan semua catatan sejarah, sehingga tidak ada catatan sejarah dari masa kerajaan.
Lembaga politik
Raja
Romawi awal adalah sebuah monarki yang dipimpin oleh seorang raja (Latin: rex). Semua raja Romawi dipilih oleh rakyat Roma kecuali Romulus yang menjadi raja karena dia yang mendirikan Roma.
Dengan asumsi bahwa raja berdaulat penuh dan memegang kekuasaan tertinggi negara, maka raja juga adalah sekaligus:
Romulus
Romulus adalah raja pertama sekaligus pendiri Roma. Romulus mendirikan Roma di atas bukit Palatine. Setelah mendirikan Roma, Romulus mengizinkan semua laki-laki, baik manusia bebas ataupun budak, untuk datang dan menjadi warga Roma. Untuk menyediakan istri bagi warganya, Romulus menculik wanita-wanita kaum Sabin sehingga kerajaan Sabin memerangi Roma. Setelah berperang dengan kaun Sabin, Romulus berbagi gelar dengan raja Sabin, Titus Tatius. Pada masa pemerintahannya, Roma juga berperang dengan kerajaan Fidenate dan Veii.
Romulus memilih 100 orang bangsawan untuk membentuk senat sebagai dewan penasihat bagi raja. Setelah penggabungan dengan Sabin, Romulus menambah lagi 100 sebagai senat. Romulus membagi rakyatnya menjadi tiga puluh curiae (golongan), dinamai berdasarkan tiga puluh wanita Sabin yang berperan dalam menghentikan perang antara Romulus dan Titus Tatius. Pewakilan tiap Curiae berkumpul membentuk Dewan Curiata.
Setelah kematiannya pada usia 54 tahun, Romulus dipuja sebagai Quirinus, dewa perang.
Numa Pompilius
Setelah kematian Romulus, terjadi masa interregnum selama satu tahun dimana 10 orang anggota senat terpilih memerintah sebagai interrex. Senat kemudian memilih Numa Pompilius, seorang Sabin, untuk menjadi raja berikutnya. Dia dipilih karena reputasinya sebagai orang yang adil dan beriman. Meskipun awalnya Numa tidak mau menerima jabatan kerajaan, ayahnya meyakinkannya untuk menerima posisi itu sebagai cara untuk melayani para dewa.
Tullus Hostilius
Tullus Hostilius adalah raja yang lebih suka berperang dibanding mengurusi masalah keagamaan. Pada masa pemerintahannya, Roma memusnahkan kerajaan Alba Longa dan mengambil seluruh penduduknya. Dia juga berperang dengan kerajaan Fidenae, Veii, dan Sabin. Dia membangun tempat baru untuk senat, Curia Hostilia, yang bertahan sampai 500 tahun setelah kematiannya.
Dalam suatu cerita, Tullus mengabaikan para dewa hingga akhirnya ia jatuh sakit. Tullus kemudian memanggil Jupiter dan memohon pertolongannya namun Jupiter membakar sang raja dengan petirnya. Tullus memerintah Roma selama 31 tahun.
Ancus Marcius
Setelah kematian Tullus Hostilius yang misterius, senat Romawi memilih cucu Numa Pompilius, Ancus Marcius, sebagai raja. Seperti kakeknya, Ancus Marcius lebih suka perdamaian dan hanya berperang jika dia diserang. Dia melakukan kesepakatan damai dengan kerajaan tetangga Roma dan membuat mereka bersekutu dengan Roma. Dia banyak membangun infrastruktur, seperti penjara pertama Roma, pelabuhan, dan pabrik garam. Dia juga membangun jembatan pertama yang melalui sungai Tiber. Setelah memimpin selama 25 tahun, Dia meninggal secara alami seperti kakeknya, menandai berakhirnya pemerintahan raja Latin-Sabin di Roma.
Tarquinius Priscus
Tarquinius Priscus (juga dikenal sebagai Tarquin I) adalah Raja kelima Kerajaan Romawi yang memerintah dari tahun 616 SM hingga 579 SM. Istrinya bernama Tanaquil.
Setelah kematian Ancus Marcius, Tarquinius Priscus berbicara pada Dewan Curiata dan meyakinkan mereka bahwa dialah yang harus dipilh sebagai raja berikutnya. Menurut Livy, Tarquinius meningkatkan jumlah Senat dengan penambahan 100 orang dari keluarga-keluarga terkemuka. Di antaranya dari keluarga Octavii.
Perang pertama yang dilakukan oleh Tarquinius adalah melawan kaum Latin. Dia berhasil merebut kota Apiolae dan mendapat harta rampasan perang yang banyak. Kemampuan militernya kemudian diuji dengan serangan dari kaum Sabin. Serangan itu pun berhasil dikalahkan melalui pertempuran jalanan yang mematikan di Roma. Dia kemudian menaklukkan lebih banyak lagi wilayah Etruska, kota Corniculum, Firulea, Cameria, Crustumerium, Americola, Medullia, dan Nomentum menjadi bagian dari Romawi. Dia membangun Forum Romawi dan kuil Jupiter di bukit Kapitoline. Dia juga menggandakan anggota Dewan Centuria menjadi 1800 orang.
Servius Tullius
Servius Tullius adalah raja keenam di Kerajaan Romawi dan raja kedua dalam dinasti Etruska. Dia memerintah dari 578 SM - 535 SM.
Setelah kampanye militer melawan kerajaan Veii dan Etruska, ia memperbaiki administrasi dan organisasi politik di Roma. Ia melakukan proyek-proyek pembangunan dan memperluas kota hingga mencakup Quirinal, Viminal dan perbukitan Esquiline. Dia membangun beberapa kuil untuk dewi Fortuna dan Diana. Dia juga membangun istananya sendiri di Esquiline.
Dia lebih memperhatikan memperhatikan kelompok miskin di Romawi sehingga dia tidak disukai oleh kaum bangsawan. Dia meninggal oleh suatu konspirasi yang direncanakan oleh putrinya (Tullia) dan menantunya (Tarquinius Superbus).
Lucius Tarquinius Superbus
Lucius Tarquinius Superbus adalah Raja ketujuh Roma, yang memerintah dari tahun 535 SM sampai terjadi pemberontakan pada tahun 509 SM yang mengarah pada pembentukan Republik Romawi. Dia lebih dikenal dengan nama Tarquinius Superbus dan merupakan bagian dari Dinasti Etruska. Dikatakan bahwa Superbus menjadi raja setelah membunuh raja sebelumnya, Servius Tullius.
Ayah Superbus, Lucius Tarquinius Priscus, adalah Raja kelima Roma yang memerintah dari tahun 616 SM sampai 579 SM. Kakeknya adalah Demaratus dari Korintus. Priscus berasal dari kota Tarquinii. Tidak puas dengan kehidupan di kota asalnya, Priscus pindah ke Roma bersama istrinya Tanaquil.
Menurut beberapa sumber, Superbus memerintah kerajaan dengan kejam. Dia lebih menyukai peperangan dan sering mencaplok kerajaan di sekitarnya. Pada tahun 509 SM, putranya memperkosa Lucretia, seorang wanita bangsawan, sehingga menimbulkan kemarahan rakyat. Pemberontakan yang terjadi kemudian berhasil menggulingkan kekuasaanya dan dia diasingkan dari Roma.
Senat
Romulus mendirikan Senat setelah dia mendirikan Roma. Dia memilih orang-orang dari kaum bangsawan (orang-orang yang memiliki kekayaan dan istri serta anak yang sah) untuk menjabat sebagai dewan kota. Dengan demikian, Senat adalah dewan penasihat raja. Senat terdiri dari 300 orang Senator, dimana 100 orang Senator mewakili tiga suku kuno di Roma: Ramnes (latin), Tities (Sabin), dan Lukeres (Etruska). Raja memiliki kekuasaan untuk mengangkat Senator namun harus disesuaikan dengan adat kebiasaan.
Dalam pemerintahan monarki, Senat hanya memiliki sedikit kekuasaan dan kewenangan karena sebagian besar kekuasaan dipegang oleh raja, selain itu raja dapat menjalankan semua kewenangannya tanpa persetujuan Senat. Fungsi utama Senat adalah melayani raja sebagai penasihat dan koordinator legislatif. Setelah undang-undang yang diusulkan oleh raja melewati Comitia Curiata, Senat bisa menolaknya atau menyetujuinya sebagai hukum. Raja bisa meminta pertimbangan pada Senat mengenai masalah tertentu namun pada akhirnya rajalah yang memutuskan. Raja memiliki kewenangan untuk mengadakan rapat Senat kecuali selama interregnum, dimana Senat bisa mengadakan rapatnya sendiri.
Pemilihan raja
Ketika seorang raja mati, Romawi memasuki masa interregnum. Kekuasaan tertinggi negara akan berpindah ke Senat, yang bertanggung jawab untuk mencari raja baru. Senat akan berkumpul dan menunjuk salah satu anggotanya sendiri (interrex) untuk bertugas selama lima hari dengan tujuan mengusulkan raja berikutnya. Setelah lima hari, seorang interrex akan menunjuk (dengan persetujuan Senat) Senator lain sebagai interrex. Proses ini akan terus berlanjut sampai raja yang baru terpilih. Setelah interrex menemukan calon yang cocok, ia akan mengusulkannya pada Senat dan Senat akan meninjau calon tersebut. Jika Senat menyetujuinya, interrex akan memanggil Majelis Curiate untuk mengadakan sidang.
Setelah diusulkan kepada Majelis Curiate, rakyat Romawi dapat menerima atau menolaknya. Jika diterima, raja terpilih tidak segera menjalankan tugas. Dia harus melalui dua proses lagi sebelum mendapatkan kekuasaan penuh. Pertama, raja harus menjalani upacara keagamaan yang dipimpin oleh seorang augur. Kedua, pemberian kewenangan dari Majelis Curiate kepada raja terpilih.
Akhir kerajaan
Raja ketujuh Romawi, Tarquinius Superbus, memerintah dengan kejam. Dia menggunakan kekerasan, pembunuhan, dan teror untuk mempertahankan kekuasaannya. Sang raja juga mencabut banyak konstitusi yang telah ditetapkan oleh pendahulunya. Puncaknya adalah peristiwa pemerkosaan Lucretia yang kemudian menyebabkan rakyat memberontak dan menggulingkan kekuasaan raja. Setelah itu, Romawi menjadi sebuah republik.
Sumber:
http://www.roman-colosseum.info/roman-empire/timeline-of-roman-kingdom.htm
-dipi-
Wilayah Kerajaan Romawi
Kerajaan Romawi (Latin: Regnum Romanum) adalah sebuah pemerintahan monarki di kota Roma dan wilayah kekuasaannya. Tidak banyak yang diketahui mengenai sejarah Kerajaan Romawi karena tidak ada sumber tertulis yang berasal dari zaman tersebut. Kebanyakan sumber ditulis selama masa Republik dan Kekaisaran berdasarkan pada legenda. Sejarah Kerajaan Romawi bermula sejak pendirian kota tersebut, sekitar tahun 753 SM dan berakhir setelah penggulingan kekuasaaan para raja dan pendirian Republik pada tahun 509 SM.
Awal kerajaan
Kerajaan Romawi bermula dari pemukiman di sekitar Bukit Palatine di sepanjang sungai Tiber di Italia Tengah. Wilayah itu subur dan bukit-bukitnya menyediakan perlindungan sehingga tempat itu mudah dipertahankan. Hal ini ikut berperan dalam kejayaan Roma kelak. Pada awalnya Romulus dan Remus berselisih mengenai tempat akan didirikannya kota. Ketika Romulus sedang membangun tembok kota, Remus mengejek dan mengganggu pekerjaannya. Puncaknya adalah ketika Remus melewati wilayah Romulus, Remus dibunuh oleh Romulus. Menurut sumber dari Livy, Plutarch, Dionysius dari Halicarnassus dan yang lainnya, kerajaaan Romawi dipimpin oleh tujuh raja dalam masa 243 tahun.
Ketika bangsa Galia menyerang Roma setelah Pertempuran Allia pada 390 SM, (menurut Polybius pertempuran tersebut terjadi pada 387/386 SM) mereka menghancurkan semua catatan sejarah, sehingga tidak ada catatan sejarah dari masa kerajaan.
Pertempuran Allia adalah pertempuran yang terjadi akibat invasi pertama bangsa Galia ke Italia. Pertempuran ini berlangsung di dekat Sungai Allia: kekalahan pasukan Romawi dalam pertempuran ini membuka rute bagi bangsa Galia untuk menyerang Roma. Pertempuran ini terjadi pada 390/387 SM.
Lembaga politik
Raja
Romawi awal adalah sebuah monarki yang dipimpin oleh seorang raja (Latin: rex). Semua raja Romawi dipilih oleh rakyat Roma kecuali Romulus yang menjadi raja karena dia yang mendirikan Roma.
Dengan asumsi bahwa raja berdaulat penuh dan memegang kekuasaan tertinggi negara, maka raja juga adalah sekaligus:
- Kepala pemerintahan - memiliki kekuasaan untuk menegakkan hukum, mengelola semua harta milik negara, dan mengawasi semua pekerjaan umum
- Kepala Negara - mengatur hubungan dengan kerajaan lain dan menerima duta besar.
- Pemimpin Legislatif - merumuskan dan mengajukan undang-undang.
- Panglima tertinggi - komandan militer Romawi dengan kekuasaan mengatur legiun, menunjuk pemimpin militer, dan menyatakan perang.
- Pemimpin keagamaan - mewakili Romawi dan rakyatnya di hadapan para dewa, memiliki kendali administratif atas agama Romawi.
- Hakim Agung - mengambil keputusan mengenai semua kasus pidana dan perdata.
Romulus
Romulus adalah raja pertama sekaligus pendiri Roma. Romulus mendirikan Roma di atas bukit Palatine. Setelah mendirikan Roma, Romulus mengizinkan semua laki-laki, baik manusia bebas ataupun budak, untuk datang dan menjadi warga Roma. Untuk menyediakan istri bagi warganya, Romulus menculik wanita-wanita kaum Sabin sehingga kerajaan Sabin memerangi Roma. Setelah berperang dengan kaun Sabin, Romulus berbagi gelar dengan raja Sabin, Titus Tatius. Pada masa pemerintahannya, Roma juga berperang dengan kerajaan Fidenate dan Veii.
Romulus memilih 100 orang bangsawan untuk membentuk senat sebagai dewan penasihat bagi raja. Setelah penggabungan dengan Sabin, Romulus menambah lagi 100 sebagai senat. Romulus membagi rakyatnya menjadi tiga puluh curiae (golongan), dinamai berdasarkan tiga puluh wanita Sabin yang berperan dalam menghentikan perang antara Romulus dan Titus Tatius. Pewakilan tiap Curiae berkumpul membentuk Dewan Curiata.
Setelah kematiannya pada usia 54 tahun, Romulus dipuja sebagai Quirinus, dewa perang.
Numa Pompilius
Setelah kematian Romulus, terjadi masa interregnum selama satu tahun dimana 10 orang anggota senat terpilih memerintah sebagai interrex. Senat kemudian memilih Numa Pompilius, seorang Sabin, untuk menjadi raja berikutnya. Dia dipilih karena reputasinya sebagai orang yang adil dan beriman. Meskipun awalnya Numa tidak mau menerima jabatan kerajaan, ayahnya meyakinkannya untuk menerima posisi itu sebagai cara untuk melayani para dewa.
Interregnum adalah suatu periode diskontinuitas dalam pemerintahan atau organisasi. Periode ini adalah suatu masa di antara satu pemerintahan dan pemerintahan berikutnya. Dengan demkian interregnum adalah jeda dalam suatu pemerintahan. Pada masa Romawi kuno, interregnum adalah masa setelah seorang raja mati dan sebelum raja baru terpilih. Contoh lainnya yaitu periode di antara monarki, di antara Paus, di antara kaisar (pada masa Kekaisaran Romawi Suci), di antara konsul (Republik Romawi).
Masa pemerintahan Numa ditandai dengan perdamaian dan reformasi keagamaan. Numa membangun kuil Janus dan melakukan kesepakatan damai dengan kerajaan tetangga Roma. Numa kemudian menutup pintu kuil tersebut untuk menunjukkan keadaan damai. Numa juga banyak menetapkan dan mendirikan jabatan keagamaan di Roma, contohnya perawan vesta, Pontifex Maximus, Salii, flamine. Numa mereformasi kalender Romawi dengan menambahkan bulan Januari dan Februari sehingga totalnya menjadi 12 bulan. Numa mengatur wilayah Roma menjadi distrik-distrik untuk menciptakan aministrasi yang lebih baik, membagi-bagi tanah kepada para penduduk, dan membentuk serikat dagang. Tradisi mengatakan bahwa pada masa pemerintahan Numa perisai Jupiter jatuh dari langit, dengan masa depan Roma tertulis di atasnya. Numa memerintahkan untuk membuat sebelas salinannya, yang kemudian dipuja sebagai benda suci oleh orang Romawi. Numa memerintah selama 43 tahun dan meninggal secara alami.Interrex adalah pemimpin jangka pendek pada masa Kerajaan Romawi dan Republik Romawi. Jabatan interrex dibentuk setelah kematian raja pertama Roma, Romulus. Senat Romawi awalnya tidak mampu memilih raja baru. Agar pemerintahan tetap berjalan, senat, yang terdiri dari seratus anggota, dibagi menjadi sepuluh decuriae (kelompok yang terdiri dari sepuluh orang), dan masing-masing decuriae mengirimkan satu orang senator sebagai decurio. Masing-masing dari sepuluh decurio melakukan tugas raja selama lima hari sebagai interrex; dan jika raja baru belum terpilih, pergantian terus berjalan setiap lima hari sampai akhirnya terpilih raja baru. Periode di mana mereka menjalankan kekuasaan disebut sebagai interregnum.
Tullus Hostilius
Tullus Hostilius adalah raja yang lebih suka berperang dibanding mengurusi masalah keagamaan. Pada masa pemerintahannya, Roma memusnahkan kerajaan Alba Longa dan mengambil seluruh penduduknya. Dia juga berperang dengan kerajaan Fidenae, Veii, dan Sabin. Dia membangun tempat baru untuk senat, Curia Hostilia, yang bertahan sampai 500 tahun setelah kematiannya.
Dalam suatu cerita, Tullus mengabaikan para dewa hingga akhirnya ia jatuh sakit. Tullus kemudian memanggil Jupiter dan memohon pertolongannya namun Jupiter membakar sang raja dengan petirnya. Tullus memerintah Roma selama 31 tahun.
Ancus Marcius
Setelah kematian Tullus Hostilius yang misterius, senat Romawi memilih cucu Numa Pompilius, Ancus Marcius, sebagai raja. Seperti kakeknya, Ancus Marcius lebih suka perdamaian dan hanya berperang jika dia diserang. Dia melakukan kesepakatan damai dengan kerajaan tetangga Roma dan membuat mereka bersekutu dengan Roma. Dia banyak membangun infrastruktur, seperti penjara pertama Roma, pelabuhan, dan pabrik garam. Dia juga membangun jembatan pertama yang melalui sungai Tiber. Setelah memimpin selama 25 tahun, Dia meninggal secara alami seperti kakeknya, menandai berakhirnya pemerintahan raja Latin-Sabin di Roma.
Tarquinius Priscus
Tarquinius Priscus (juga dikenal sebagai Tarquin I) adalah Raja kelima Kerajaan Romawi yang memerintah dari tahun 616 SM hingga 579 SM. Istrinya bernama Tanaquil.
Setelah kematian Ancus Marcius, Tarquinius Priscus berbicara pada Dewan Curiata dan meyakinkan mereka bahwa dialah yang harus dipilh sebagai raja berikutnya. Menurut Livy, Tarquinius meningkatkan jumlah Senat dengan penambahan 100 orang dari keluarga-keluarga terkemuka. Di antaranya dari keluarga Octavii.
Perang pertama yang dilakukan oleh Tarquinius adalah melawan kaum Latin. Dia berhasil merebut kota Apiolae dan mendapat harta rampasan perang yang banyak. Kemampuan militernya kemudian diuji dengan serangan dari kaum Sabin. Serangan itu pun berhasil dikalahkan melalui pertempuran jalanan yang mematikan di Roma. Dia kemudian menaklukkan lebih banyak lagi wilayah Etruska, kota Corniculum, Firulea, Cameria, Crustumerium, Americola, Medullia, dan Nomentum menjadi bagian dari Romawi. Dia membangun Forum Romawi dan kuil Jupiter di bukit Kapitoline. Dia juga menggandakan anggota Dewan Centuria menjadi 1800 orang.
Servius Tullius
Servius Tullius adalah raja keenam di Kerajaan Romawi dan raja kedua dalam dinasti Etruska. Dia memerintah dari 578 SM - 535 SM.
Setelah kampanye militer melawan kerajaan Veii dan Etruska, ia memperbaiki administrasi dan organisasi politik di Roma. Ia melakukan proyek-proyek pembangunan dan memperluas kota hingga mencakup Quirinal, Viminal dan perbukitan Esquiline. Dia membangun beberapa kuil untuk dewi Fortuna dan Diana. Dia juga membangun istananya sendiri di Esquiline.
Dia lebih memperhatikan memperhatikan kelompok miskin di Romawi sehingga dia tidak disukai oleh kaum bangsawan. Dia meninggal oleh suatu konspirasi yang direncanakan oleh putrinya (Tullia) dan menantunya (Tarquinius Superbus).
Lucius Tarquinius Superbus
Lucius Tarquinius Superbus adalah Raja ketujuh Roma, yang memerintah dari tahun 535 SM sampai terjadi pemberontakan pada tahun 509 SM yang mengarah pada pembentukan Republik Romawi. Dia lebih dikenal dengan nama Tarquinius Superbus dan merupakan bagian dari Dinasti Etruska. Dikatakan bahwa Superbus menjadi raja setelah membunuh raja sebelumnya, Servius Tullius.
Ayah Superbus, Lucius Tarquinius Priscus, adalah Raja kelima Roma yang memerintah dari tahun 616 SM sampai 579 SM. Kakeknya adalah Demaratus dari Korintus. Priscus berasal dari kota Tarquinii. Tidak puas dengan kehidupan di kota asalnya, Priscus pindah ke Roma bersama istrinya Tanaquil.
Menurut beberapa sumber, Superbus memerintah kerajaan dengan kejam. Dia lebih menyukai peperangan dan sering mencaplok kerajaan di sekitarnya. Pada tahun 509 SM, putranya memperkosa Lucretia, seorang wanita bangsawan, sehingga menimbulkan kemarahan rakyat. Pemberontakan yang terjadi kemudian berhasil menggulingkan kekuasaanya dan dia diasingkan dari Roma.
Senat
Romulus mendirikan Senat setelah dia mendirikan Roma. Dia memilih orang-orang dari kaum bangsawan (orang-orang yang memiliki kekayaan dan istri serta anak yang sah) untuk menjabat sebagai dewan kota. Dengan demikian, Senat adalah dewan penasihat raja. Senat terdiri dari 300 orang Senator, dimana 100 orang Senator mewakili tiga suku kuno di Roma: Ramnes (latin), Tities (Sabin), dan Lukeres (Etruska). Raja memiliki kekuasaan untuk mengangkat Senator namun harus disesuaikan dengan adat kebiasaan.
Dalam pemerintahan monarki, Senat hanya memiliki sedikit kekuasaan dan kewenangan karena sebagian besar kekuasaan dipegang oleh raja, selain itu raja dapat menjalankan semua kewenangannya tanpa persetujuan Senat. Fungsi utama Senat adalah melayani raja sebagai penasihat dan koordinator legislatif. Setelah undang-undang yang diusulkan oleh raja melewati Comitia Curiata, Senat bisa menolaknya atau menyetujuinya sebagai hukum. Raja bisa meminta pertimbangan pada Senat mengenai masalah tertentu namun pada akhirnya rajalah yang memutuskan. Raja memiliki kewenangan untuk mengadakan rapat Senat kecuali selama interregnum, dimana Senat bisa mengadakan rapatnya sendiri.
Pemilihan raja
Ketika seorang raja mati, Romawi memasuki masa interregnum. Kekuasaan tertinggi negara akan berpindah ke Senat, yang bertanggung jawab untuk mencari raja baru. Senat akan berkumpul dan menunjuk salah satu anggotanya sendiri (interrex) untuk bertugas selama lima hari dengan tujuan mengusulkan raja berikutnya. Setelah lima hari, seorang interrex akan menunjuk (dengan persetujuan Senat) Senator lain sebagai interrex. Proses ini akan terus berlanjut sampai raja yang baru terpilih. Setelah interrex menemukan calon yang cocok, ia akan mengusulkannya pada Senat dan Senat akan meninjau calon tersebut. Jika Senat menyetujuinya, interrex akan memanggil Majelis Curiate untuk mengadakan sidang.
Setelah diusulkan kepada Majelis Curiate, rakyat Romawi dapat menerima atau menolaknya. Jika diterima, raja terpilih tidak segera menjalankan tugas. Dia harus melalui dua proses lagi sebelum mendapatkan kekuasaan penuh. Pertama, raja harus menjalani upacara keagamaan yang dipimpin oleh seorang augur. Kedua, pemberian kewenangan dari Majelis Curiate kepada raja terpilih.
Akhir kerajaan
Raja ketujuh Romawi, Tarquinius Superbus, memerintah dengan kejam. Dia menggunakan kekerasan, pembunuhan, dan teror untuk mempertahankan kekuasaannya. Sang raja juga mencabut banyak konstitusi yang telah ditetapkan oleh pendahulunya. Puncaknya adalah peristiwa pemerkosaan Lucretia yang kemudian menyebabkan rakyat memberontak dan menggulingkan kekuasaan raja. Setelah itu, Romawi menjadi sebuah republik.
Sumber:
http://www.roman-colosseum.info/roman-empire/timeline-of-roman-kingdom.htm
-dipi-