AMALAN AMALAN HATI

ISWANDA

New member
AMALAN AMALAN HATI

Allah menciptakan hati dan menjadikannya sebagai raja dan anggota badan sebagai bala tentaranya. Jika raja baik, maka bala tentara juga ikut baik. Nabi SAW bersabda : ''Sesungguhnya di dalam tubuh ada segumpal daging yang jika baik, akan baiklah seluruh tubuh dan sebaliknya jika rusak, akan rusaklah seluruh tubuh. Ketauhilah sepotong daging itu adalah hati'' (Muttafaq 'Alaihi).
Hati adalah tempat berteduhnya iman dan takwa atau kekufuran, nifak dan kesyirikan. Nabi SAW bersabda : ''Takwa berada disini ( beliau mengarahkan ke dadanya sebanyak tiga kali ). (H.R Muslim).
Iman adalah keyakinan, ucapan dan perbuatan. Keyakinan hati dan ucapan lisan. Serta amalan hati dan anggota badan. Hati mengimani dan membenarkan. Sehingga terucaplah kalimat syahadat dari lisan yang kemudian diamalkan oleh hati berupa mahabbah ( rasa cinta ), khauf ( rasa takut ),raja' (rasa harap). Lisan tergerak untuk berdzikir, membaca al-Qur'an. Anggota badan bersujud dan ruku' serta beramal sholeh untuk mendekatkan diri pada Allah SWT. Badan mengikuti hati sehingga tidak ada sesuatu keinginan kuat dalam hati melainkan akan tercermin dalam amalan lahiriah bagaimanapun bentuknya.
Yang dimaksud dengan amalan hati adalah segala amalan yang tempatnya adalah di dalam hati dan terkait dengannya. Yang paling agung adalah iman pada Allah SWT sikap membenarkan yang membuahkan ketundukan dan ikrar / pengakuan. Selain itu rasa cinta, takut ,harap, rasa kembali, tawakal, sabar, yakin, khusyu' dan lain sebagainya, dari seorang hamba pada Allah.
Sebagaimana hati memiliki tugas / amalan, ada pula lawan darinya yaitu penyakit hati. Lawan dari keikhlasan adalah riya'. Keyakinan lawannya adalah keraguan. Rasa cinta lawannya adalah kebencian... dan seterusnya. Jika kita lalai dari memperbaiki hati, maka dosa-dosa akan bertumpuk sehingga membinasakan hati. Nabi SAW bersabda : ''Jika seorang hamba melakukan sebuah kesalahan, maka akan dituliskan dalam hatinya satu noda hitam. Apabila ia berlepas diri darinya dengan beristighfar dan bertaubat, maka hati akan dibersihkan kembali. Bila ia melakukan kesalahan kembali, akan ditambah noda hitam dalam hatinya. Jika ia masih berbuat dosa lagi, maka akan ditambah lagi noda hitamnya, sehingga bertambah tinggi. Itulah ar-raan yang difirmankan Allah:''Sekali-kali tidak ( demikian ), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutup hati mareka''. ( Q.S al-Muthaffifin : 14 )
(H.R Tirmidzi) Beliau juga bersabda : ''Ujian dan cobaan itu senantiasa ditampakkan dalam hati seperti tikar sepotong demi sepotong. Hati mana saja yang menerimanya akan di tuliskan titik hitam dan sebaliknya bila hati menolaknya, akan dituliskan titik putih. Sehingga ada dua macam hati. Hati yang putih seperti batu licin. Tidak memudharatkannya cobaan / godaan selama ada langit dan bumi. Sedang hati satunya berwarna keruh, seperti sejenis cangkir jubung yang terbalik, tidak mengenal perkara yang makruf dan tidak pula mengingkari perkara yang mungkar. Ia hanya mengikuti hawa nafsunya.'' (H.R Muslim).
Mempelajari lebih mendalam tentang ibadah hati adalah lebih wajib dan lebih penting dari mempelajari amalan anggota badan. Karena hati adalah pangkal sedang anggota badan adalah cabang, penyempurna dan buahnya. Nabi SAW bersabda: ''Sesungguhnya Allah tidak memperhatikan rupa atau harta yang kalian miliki. Tetapi Allah melihat hati dan amalan kalian'' ( H.R Muslim ). Hati adalah tempat bernaungnya ilmu, tadabur dan tafakur. Olah karena itulah perbedaan di antara manusia di sisi Allah adalah bergantung sejauh mana keimanan, keyakinan dan keikhlasan dan lain-lain mengakar di dalam hati. Berkata al-Hasan al-Basri ra :''Demi Allah, Abu Bakar ra tidak mendahului mereka (dalam keutamaan -pent) dengan shalat atau puasa. Akan tetapi dengan keimanan yang terukir dalam hati beliau.''


AMALAN HATI LEBIH UTAMA DARI AMALAN ANGGOTA BADAN

DITINJAU DARI BEBERAPA SEGI

Penyimpangan ibadah hati bisa merusak ibadah yang dilakukan anggota badan seperti riya' dalam beramal.
Amalan hati adalah pokok. Lafadz atau gerakan yang dilakukan hati tanpa kesengajaan tidak terhitung sebagai dosa.
Amalan hati adalah salah satu faktor untuk meraih kedudukan yang tinggi di surga seperti zuhud.
Amalan hati adalah lebih berat dan sulit dari amalan anggota badan. Berkata Ibnul Munkadir:Aku berusaha sekuat tenaga untuk ( memperbaiki jiwaku ) selama empat puluh tahun sampai akhirnya menjadi lurus''.
Amalan hati buahnya adalah lebih indah seperti MAHABBAH / cinta pada Allah.
Amalan hati pahalanya lebih besar. Berkata Abu Darda' ra : ''Tafakur sesaat adalah lebih baik dari shalat semalam.''
Amalan hati adalah ibarat motor yang menggerakkan anggota tubuh.
Amalan hati dapat melipatgandakan, mengurangi atau bahkan menghilangkan pahala ibadah, seperti khusyu' dalam shalat.
Amalan hati dapat mengganti ibadah yang dilakukan oleh anggota badan, seperti niat untuk bersedekah padahal tidak memiliki harta.
Pahala amalan hati tiada batas, contohnya adalah sabar.
Pahala yang didapatkan dari amalan hati akan terus meski anggota badan sudah berhenti atau tidak mampu untuk beramal.
Amalan hati adalah sebelum dan di saat anggota badan melakukan amalan.

TAHAPAN / KEADAAN HATI SEBELUM ANGGOTA BADAN MELAKUKAN AMALAN

Hajis: Yaitu fikiran pertama yang terbenak di dalam hati.
Khatirah : Bila fikiran tadi menetap dalam hati.
Haditsun Nafs : Ragu-ragu, apakah melakukan atau tidak.
Hamm : Ia lebih condong untuk melakukan.
'Azm : Kuatnya keinginan untuk berbuat.


Tiga hal yang pertama tidak mendatangkan pahala dalam perkara kebaikan dan sebaliknya tidak mendatangkan dosa dalam hal maksiat. Adapun hamm, maka kebaikan akan mendatangkan pahala dan perkara maksiat tidak ditulis sebagai dosa. Tapi jika berubah menjadi 'azm, maka kebaikan akan mendatangkan pahala dan perkara maksiat terhitung sebagai dosa meski belum dilakukan. Karena keinginan yang diiringi kemampuan menjadi faktor dilakukannya suatu perbuatan.

Allah berfirman: Sesungguhnya orang-orang yang ingin agar (berita) perbuatan yang amat keji itu tersiar di kalangan orang-orang yang beriman, bagi mareka azab yang pedih'' ( An-Nuur : 19 ).

Rasulullah SAW juga bersabda : Jika dua orang Islam bertemu dan saling berbunuh-bunuhan, maka orang yang terbunuh dan yang dibunuh sama-sama masuk neraka. Beliau ditanya : ''Oleh Sahabat ''Wahai Rasulullah SAW orang yang membunuh ( wajar bila masuk neraka ), tapi mengapa orang yang terbunuh ( juga masuk ke dalam neraka?) Beliau menjawab : ''Sesungguhnya ia juga berhasrat ingin membunuh kawannya.'' (H.R Bukhari). cuma dia keduluan di bunuh.

ORANG MENINGGALKAN MAKSIAT SETELAH 'AZM, MAKA ADA EMPAT KEADAAN

Jika ia meninggalkan maksiat karena takut pada Allah, maka ia beroleh pahala.
Meninggalkan maksiat karena takut pada manusia, maka ia berdosa, karena meninggalkan maksiat adalah ibadah, dan harus dilakukan karena Allah.
Jika ia meninggalkan maksiat karena ketidak mampuan tanpa ada usaha untuk melakukan faktor-faktor terjadinya kemaksiatan, maka ia juga berdosa karena keinginan kuatnya tadi.
Meninggalkan maksiat karena tidak mampu padahal ia sudah berusaha melakukan faktor-faktor terjadinya kemaksiatan, maka ia mendapatkan dosa penuh seperti orang yang benar-benar melakukannya, karena keinginan kuat di tambah dengan usaha untuk sampai pada maksiat menjadikan pelakunya seperti orang yang bermaksiat.


Sebagaimana tersebut pada hadist di atas : Amalan bila disertai dengan hamm, maka akan mendapat hukuman/dosa, baik perbuatan tersebut dilakukan ataupun ditunda. Maka orang yang mengerjakan perbuatan yang haram lalu ia ber'azam untuk mengulanginya kembali kapan saja ia mampu, berarti ia terus berada dalam kemaksiatan dan ia berdosa dengan sebab niat tadi walaupun ia belum melakukan maksiat kembali.

BEBERAPA AMALAN HATI

NIAT : Satu makna dengan keinginan dan maksud. Tidak sah dan tidak diterima suatu amalan tanpa disertai niat. Nabi SAW bersabda : ''Sesungguhnya tiap-tiap amalan itu tergantung pada niatnya dan seseorang hanya akan mendapatkan apa yang ia niatkan.'' ( Muttafaq 'Alaihi ).
''Berkata Ibnul Mubarak ra : ''Bisa jadi amalan kecil menjadi besar dengan sebab niat, dan sebaliknya bisa jadi amalan besar menjadi kecil dengan sebab niat.''
''Berkata al-Fudhail ra : ''Allah hanya menginginkan darimu niat dan keinginanmu. Jika suatu amalan dilakukan karena Allah, maka dinamakan ikhlas, artinya amalan tersebut tidak ada bagian untuk selain Allah. Tapi jika amalan tersebut untuk selain Allah maka dinamakan riya', nifak atau lainnya.

INI UNTUK DI AMALKAN : Seluruh manusia akan binasa kecuali orang-orang yang mengetahui. Orang yang mengetahui juga akan binasa kecuali orang-orang yang beramal. Orang yang beramal juga banyak yang tertipu kecuali orang-orang yang ikhlas. Orang yang ikhlas juga binasa kecuali mereka yang matinya selamat Imannya.
Maka tugas/langkah pertama bagi seorang hamba yang ingin taat pada Allah, hendaklah mempelajari niat lalu memperbaikinya dengan amal setelah memahami hakekat kejujuran dan keikhlasan. Amal tanpa niat hanya menyebabkan keletihan. Niat tanpa ikhlas berarti riya'. Ikhlas tanpa iman ibarat debu.

AMALAN NIAT ITU ADA TIGA

KEMAKSIATAN : Niat yang baik untuk melakukan maksiat tidak akan merubahnya menjadi ketaatan, bahkan jika diiringi dengan maksud yang jahat akan melipatgandakan dosanya.
MUBAH / PERKARA YANG DIBOLEHKAN : Segala aktivitas yang sifatnya mubah jika diiringi dengan niat ( yang baik ) bisa berubah menjadi amalan kebaikan.
KETAATAN : Sah / diterimanya suatu ketaatan sangat terkait erat dengan niat, begitupula pelipatgandaan pahalanya.


Jika ia berniat riya' akan berbalik menjadi maksiat dan syirik kecil bahkan bisa menjadi syirik besar.

RINCIANNYA ADA TIGA JENIS

Faktor pendorong untuk melakukan ibadah tersebut adalah semata-mata riya' pada manusia pada asalnya, maka yang seperti ini adalah bentuk kesyirikan dan ibadahnya menjadi rusak.
Amalan tersebut pada awalnya karena Allah, lalu dicampuri oleh riya'. Maka jika ibadah tersebut tidak ada kaitannya antara yang terakhir dan yang pertama seperti sedekah, maka yang pertama sah dan yang terakhir tidak. Sebaliknya jika yang terakhir terkait dengan yang pertama seperti shalat, maka dalam hal ini ada dua keadaan yang ( A ) Bila ia berusaha menyingkirkan riya'. Maka riya' tersebut tidak membahayakan amalannya. ( B ) Ia tetap melanjutkan riya', maka ibadahnya tersebut menjadi batal semuanya.
Riya' terjadi setelah amal dilakukan. Maka ini adalah rasa was-was yang tidak berpengaruh terhadap amalan maupun pelakunya. Selain itu ada pula pintu-pintu riya' yang halus, wajib bagi kita untuk mengetahui dan berhati-hati darinya.

Adapun jika tujuannya melakukan amal sholeh adalah dunia, maka pahala dan niatnya bergantung pada niatnya.

ADA TIGA KEADAAN DALAM HAL INI

Faktor pendorong untuk beramal sholeh adalah semata-mata dunia semata. Seperti orang yang menjadi imam ( masjid ) hanya untuk mendapatkan gaji, maka ia mendapatkan dosa. Nabi SAW bersabda : ''Barang siapa mempelajari ilmu yang semestinya diniatkan ikhlas untuk Allah SWT namun ia tidak mempelajarinya melainkan hanya untuk mendapatkan bagian dunia, maka ia tidak akan mencium bau sorga kelak di hari Kiamat'' (H.R Abu Dawud).
Ia beramal untuk mendapatkan keridhaan Allah dan juga karena dunia. Maka berarti iman dan ikhlasnya kurang sebagaimana orang yang menunaikan haji untuk berdagang dan sekaligus haji. Maka pahalanya sesuai dengan kadar keikhlasannya.
Ia beramal ikhlas karena Allah, tetapi ia mengambil upah untuk membantunya dalam melanjutkan amalan. Maka pahalanya sempurna, tidak berkurang karena upahnya tersebut. Nabi SAW bersabda :''Sesungguhnya yang paling berhak untuk kalian ambil upahnya adalah Kitabullah.'' (H.R Bukhari).


Ketauhilah Bahwa Mereka Yang Beramal Dan Ikhlas Ada Beberapa Tingkatan

Tingkatan Pertama ( awam ) : yaitu orang yang melakukan ketaatan karena mengharapkan pahala atau takut dari siksa.
Tingkatan Pertengahan ( khawas ) : Orang yang melakukan ketaatan sebagai rasa syukur dan memenuhi perintah Allah.
Tingkatan Tertinggi ( khawas si khawas ) : yaitu orang yang melakukan amalan ketaatan karena rasa cinta dan pengagungan pada Allah. Ini adalah tingkatan para shiddiqin.


TAUBAH : Wajib untuk selalu dilakukan. Terjatuh dalam lumpur dosa adalah hal yang wajar pada diri manusia. Nabi SAW bersabda : ''Setiap anak Adam adalah bersalah, dan sebaik-baik yang bersalah adalah yang suka bertaubat.'' (H.R Tirmidzi).
Beliau juga bersabda : ''Seandainya kalian tidak berbuat dosa, tentulah Allah akan mengganti kalian dengan satu kaum yang berbuat dosa lalu mereka memohon ampun, kemudian Allah mengampuni dosa mereka.'' (H.R Muslim).
Mengakhirkan taubat dan terus menerus berada dalam dosa adalah keliru.

Setan ingin memperdaya manusia dengan salah satu dari tujuh rintangan. Jika setan gagal pada satu rintangan, maka ia berpindah pada rintangan berikutnya.

TUJUH RINTANGAN TERSEBUT ADALAH

Syirik dan kekufuran.
Bid'ah dalam perkara akidah dan tidak mencontoh Nabi SAW dan para sahabat beliau.
Dosa-dosa besar.
Dosa-dosa kecil.
Memperbanyak perbuatan yang mubah / dibolehkan.
Melakukan ketaatan yang kurang keutamaan dan pahalanya dibanding dengan keutamaan yang lain.
Jika masih juga tidak mampu, maka setan mengerahkan setan dari jin dan manusia untuk menguasai (si hamba ) tadi.

MAKSIAT ADA BEBERAPA MACAM

DOSA DOSA BESAR : Yaitu perbuatan yang terdapat hadd / hukumannya di dunia, ancaman di akherat, kemurkaan ( Allah ), laknat atau penafian iman. Adapun Dosa Besar : Seperti ( Berzina , Minum-minuman yang memabukkan minum khamar, arak, morfin, ganja, sabu-sabu, Membunuh orang tampa bersalah, Namimah / fitnah ).
DOSA DOSA KECIL : Yaitu dosa-dosa selain dosa besar : Seperti ( Mata , melihat yang haram , melihat aurat wanita , melihat wanita berpakaian ketat. Mencium , mencium wanita yang bukan muhrimnya saudara tau sendirilah. Mulut , berbicara yang bukan-bukan mengupat , Tangan , memegang wanita yang bukan muhrimnya , memeluk wanita yang bukan muhrimnya , mengambil punya orang tampa sepengatahuan orang dan tampa izin , Berjalan ketempat maksiat , ketempat perkumpulan perjudian , ketempat perkumpulan adu ayam. dan lain lainnya ).


Ada beberapa sebab yang bisa merubah dosa-dosa kecil menjadi besar, diantaranya yang paling dominan adalah : Terus menerus dalam dosa-dosa kecil.

Berkali-kali melakukannya. - Meremehkannya. - Merasa bangga. - Terang terangan dalam melakukannya.

Taubat sah dari segala dosa dan tetap terbuka hingga matahari terbit dari arah barat atau di saat ruh sampai di tenggorokan ketika sakaratul maut. Balasan bagi orang yang bertaubat jika benar taubatnya, yaitu kesalahannya akan diganti dengan kebaikan walaupun banyaknya mencapai puncak langit.

DITERIMANYA TAUBAT ADA BEBERAPA SYARATNYA YAITU

Berhenti dari perbuatan dosa tersebut.
Menyesali perbuatan dosa yang telah ia lakukan.
Bertekad untuk tidak mengulangi dosa itu di masa mendatang. Jika dosa itu berhubungan dengan hak manusia, maka ia harus mengembalikan kedzaliman yang telah ia ambil pada pemiliknya.


MANUSIA DALAM HAL TAUBAT ADA EMPAT TINGKATAN

Orang yang bertaubat dan istiqamah hingga akhir hayatnya. Ia tidak pernah ingin kembali pada dosanya. Melainkan hanya kekhilafan yang tidak terlepas dari manusia. Inilah keistiqamahan dalam taubat. Pelakunya adalah termasuk dalam as-Sabiqul bil khairat ( Mereka yang segera dalam melakukan kebaikan ). Taubat ini dinamakan sebagai taubat nashuha. Jiwa orang tersebut adalah jiwa an-nafsu al-muthmainnah.
Orang yang istiqamah dalam ketaatan yang pokok,
SUMBER
http://blog-iswanda.blogspot.co.id/2015/11/amalan-amalan-hati.html
 
Back
Top