AMD: Netbook Belum Mati di Indonesia

kin_banjarmasin

New member
1925362620X310.jpg


JAKARTA, KOMPAS.com - Tahun 2013 ramai diperkirakan sebagai tahun kematian netbook. Pasaran komputer jinjing yang mungil nan murah meriah ini disebut bakal habis tergerus oleh tablet.

Namun pihak AMD Indonesia berpendapat sebaliknya. Sales Development Manager AMD Indonesia Victor Herlianto mengatakan bahwa pasar netbook di Tanah Air masih menjanjikan.

"Tahun lalu (2012) diprediksi juga sebagai tahun kematian netbook. Tahun 2013 ini ramalan yang sama muncul juga, tapi kita sama-sama tahu bahwa nanti pada Desember 2013 masih akan bertemu netbook," ujar Victor dalam media update AMD di Jakarta, Rabu (27/2/2013).

Menurut dia, sebagai produk yang menawarkan harga sangat terjangkau, netbook masih diminati oleh para konsumen first time buyer yang sensitif terhadap faktor harga. Pasar netbook di Indonesia pun dinilai Victor masih menguntungkan.

"Kami sendiri (AMD) masih tetap memproduksi model komputer sekelas netbook dengan ukuran 11,6 inci," lanjut Victor, seraya menambahkan bahwa tipe prosesor mobile AMD yang paling banyak terjual adalah C-60 yang antara lain dipakai di produk komputer sekelas netbook Acer Aspire One.

Kategori netbook dengan ukuran layar 10 inci yang dijual pada kisaran harga Rp 2,5 juta, menurut Victor, adalah yang paling parah terkena dampak pertumbuhan pesat komputer tablet lantaran memiliki ukuran layar atau level harga sebanding.

Dorong kategori "premium"

Kendati sebagian besar penjualan prosesor AMD di Indonesia disumbang oleh segmen low-end, Victor mengatakan bahwa pihaknya akan berusaha mendorong kontribusi prosesor dari segmen yang lebih tinggi, yaitu A-Series APU.

A-Series APU yang terdiri dari model A4 (dual core) hingga A10 (quad core) ini dipakai di model-model notebook mainstream dan premium, termasuk kategori laptop tipis Ultrathin yang di Indonesia sudah tersedia melalui Samsung, Asus, dan Lenovo.

Untuk saat ini, kontribusi prosesor A-Series terhadap penjualan prosesor keseluruhan masih di bawah 10 persen. "Tapi untuk tahun 2013 kami ingin angka tersebut menjadi dua digit," ujar Victor.

Langkah-langkah yang dilakukan untuk mencapai tujuan itu antara lain memperkenalkan prosesor A-Series pada partner dan penyalur produk AMD, juga sosialisasi pada end-user.

Viktor mengakui, produk AMD terlanjur lekat dengan label "murah" sehingga perlu ada edukasi soal kelebihan-kelebihan yang ditawarkan prosesor AMD A-Series APU yang dihargai lebih tinggi daripada model ekonomis.

Generasi berikutnya

Mengutip data dari IDC, Viktor menjelaskan bahwa pangsa prosesor AMD di pasar consumer PC Indonesia mencapai 23,4 persen di kuartal keempat 2013, atau naik 7,4 persen dibanding kuartal sebelumnya.

AMD pun telah menyiapkan generasi penerus untuk lini prosesornya saat ini. Kuartal mendatang, prosesor A-Series akan menerima refresh dalam bentuk keluarga prosesor "Richland".

Segmen menengah-bawah AMD yang kini terdiri dari prosesor seri C dan E (Brazos) akan diteruskan oleh keluarga prosesor "Kabini" pada tahun ini juga. Prosesor dengan arsitektur "Jaguar" tersebut rencanya akan mengusung jumlah inti hingga empat buah (quad-core) di segmen harga low-end.

"Kami yakin, dengan line-up yang baru nanti akan bisa mempertahankan pertumbuhan," pungkas Victor.
 
Back
Top