Amerika Kembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Matahari Malam

jmw01

New member
WASHINGTON - Sekelompok peneliti asal Amerika Serikat berhasil mengembangkan sel surya generasi baru.

sel_surya_getsolar.jpg

Ilustrasi​

Dibanding sebelumnya, sel surya yang dikembangkan mampu membangkitkan energi meskipun di malam hari.

Temuan ini menjanjikan hadirnya alternatif sumber energi terbarukan.

“Kuncinya adalah pada kemampuan untuk “memanen” radiasi inframerah dan juga cahaya yang terlihat,” kata Steven Novack, peneliti dari Idaho National Laboratory, US Department of Energy, seperti diberitakan Upi, 22 Desember 2010.

Novack menyebutkan, hampir separuh dari energi yang tersedia di spektrum radiasi surya berada di jalur inframerah, dan inframerah dipancarkan kembali dalam bentuk panas oleh permukaan Bumi, setelah matahari tenggelam. “Artinya, sel surya itu juga bisa menangkap sejumlah energi sepanjang malam,” ucapnya.
Unit sistem yang menggunakan sel surya generasi baru ini, Novack memperkirakan, akan memiliki efisiensi secara keseluruhan mencapai 46 persen. Sebagai perbandingan, sel surya silikon yang paling efisien yang ada saat ini hanyalah mencapai efisiensi hingga 25 persen.

Selain itu, sel surya yang ada saat ini hanya bisa menghasilkan energi maksimum hanya jika pada kondisi tertentu. Sebagai contoh, jika Matahari sedang berada di posisi yang kurang pas, maka sinar matahari yang dipancarkan ke silikon sel surya itu malah dipantulkan, bukannya diserap untuk disimpan menjadi energi cadangan.

Novack mengklaim, sel surya generasi baru yang ditemukan mampu menyerap radiasi sinar Matahari dari berbagai sudut, sehingga mampu menghasilkan energi lebih banyak.

Sementara itu sebelumnya, CornerStone Power Development, perusahaan pengembang asal Chicago sedang mempersiapkan pembangunan ladang seluas 485 ribu meter persegi di kota Coxsackie, New York.

Ladang yang dibangun bukanlah ladang biasa. Dengan modal sekitar US$60 juta, ladang tersebut akan menjadi instalasi pembangkit listrik tenaga surya skala besar pertama yang akan menghasilkan listrik sebesar 15 sampai 20 megawatt.

Proyek di Coxsackie ini sekaligus menunjukkan bahwa meskipun di New York, kawasan yang terkenal dengan langit berawan dan cuaca buruk, pembangkit listrik tenaga surya tetap bisa berfungsi.

“Kami yakin matahari kini semakin menjadi sumber daya yang sangat masuk akal,” kata Daniel Somers, seorang eksekutif dari CornerStone.

CornerStone berencana untuk membangun pembangkit listrik tenaga surya mereka di kawasan pertanian, untuk memudahkan penambahan lahan jika dibutuhkan. Adapun ladang surya tersebut diperkirakan sudah dapat menghasilkan energi pada 2012.

Saat ini, proyek pembangunan pembangkit listrik tenaga matahari skala besar lainnya juga sedang dikerjakan di Long Island, New York. Jika berhasil, instalasi pembangkit listrik tenaga surya skala yang lebih besar akan dibangun di kawasan timur laut Amerika Serikat.

Sumber
 
Wah amerika emang edan dalam berinovasi ya??

Salut ane apakah di indonesia ngk ada ilmuan??

Jawabannya :

Ada tp ngk pernah di perhatikan ama pemerintah yg pemerintah perhatikan adalah korupsi...sapa yg salah salah..langsung tangkap..

Jd para ilmuan kita dari pada tinggal di indonesia ngk ada hasil mendingan keluar aja.
 
Back
Top