Dipi76
New member
Amerika Mengendus Ancaman Serangan pada 11 September
Jum'at, 09 September 2011 | 13:51 WIB
TEMPO Interaktif, Washington DC - Presiden Amerika Serikat Barack Obama, Kamis, 8 September waktu Washington atau Jumat, 9 September WIB, memerintahkan pelipatgandaan pengamanan di seantero Amerika untuk menghadapi sebuah ancaman “kredibel tapi tak pasti” menjelang peringatan 10 tahun serangan 11 September 2001.
Para pejabat Amerika yang berbicara tanpa bersedia dikutip identitasnya mengatakan ancaman itu diarahkan ke Washington DC dan New York City yang menjadi target serangan Al-Qaidah satu dekade lalu yang menewaskan hampir 3.000 orang.
Seorang pejabat kontra-terorisme menyebut serangan mungkin dilakukan dengan bom mobil. Ia juga mengatakan bahwa informasi ancaman datang dari kawasan pedalaman Pakistan.
Wali Kota New York City Michael Bloomberg menekankan bahwa meski ancaman belum tampak, langkah-langkah pengetatan kamanan perlu dilakukan. “Tapi tak ada alasan untuk mendorong kami mengubah rutinitas sehari-hari,” katanya dalam sebuah konferensi pers.
Bloomberg meminta warganya langsung melapor bila ada dugaan atau aktivitas mencurigakan. Ia menambahkan, “Untuk tiga hari ke depan, kita harus tetap menjaga mata terbuka selebar-lebarnya.”
Sumber dari Gedung Putih mengatakan Obama telah diberi tahu ihwal informasi ancaman itu pada Kamis pagi. Pemerintah Amerika pun menyatakan siap “meningkatkan postur keamanan” menjelang 11 September lusa.
Pihak aparat New York sendiri sejak kemarin sudah menerjunkan banyak polisi tambahan pada lokasi-lokasi kunci, termasuk terowongan dan jembatan, dalam menanggapi laporan-laporan ancaman serangan teroris.
“Departemen Kepolisian sudah mengerahkan pasukan tambahan,” ujar Bloomberg. Komisioner Kepolisian New York Raymond Kelly dalam sebuah jumpa pers menyatakan bahwa langkah-langkah baru, termasuk diterjunkannya polisi “yang terlatih dengan senjata berat” di luar Manhattan, dimaksudkan untuk merespons kemungkinan ancaman.
Tempo
-dipi-
Jum'at, 09 September 2011 | 13:51 WIB
TEMPO Interaktif, Washington DC - Presiden Amerika Serikat Barack Obama, Kamis, 8 September waktu Washington atau Jumat, 9 September WIB, memerintahkan pelipatgandaan pengamanan di seantero Amerika untuk menghadapi sebuah ancaman “kredibel tapi tak pasti” menjelang peringatan 10 tahun serangan 11 September 2001.
Para pejabat Amerika yang berbicara tanpa bersedia dikutip identitasnya mengatakan ancaman itu diarahkan ke Washington DC dan New York City yang menjadi target serangan Al-Qaidah satu dekade lalu yang menewaskan hampir 3.000 orang.
Seorang pejabat kontra-terorisme menyebut serangan mungkin dilakukan dengan bom mobil. Ia juga mengatakan bahwa informasi ancaman datang dari kawasan pedalaman Pakistan.
Wali Kota New York City Michael Bloomberg menekankan bahwa meski ancaman belum tampak, langkah-langkah pengetatan kamanan perlu dilakukan. “Tapi tak ada alasan untuk mendorong kami mengubah rutinitas sehari-hari,” katanya dalam sebuah konferensi pers.
Bloomberg meminta warganya langsung melapor bila ada dugaan atau aktivitas mencurigakan. Ia menambahkan, “Untuk tiga hari ke depan, kita harus tetap menjaga mata terbuka selebar-lebarnya.”
Sumber dari Gedung Putih mengatakan Obama telah diberi tahu ihwal informasi ancaman itu pada Kamis pagi. Pemerintah Amerika pun menyatakan siap “meningkatkan postur keamanan” menjelang 11 September lusa.
Pihak aparat New York sendiri sejak kemarin sudah menerjunkan banyak polisi tambahan pada lokasi-lokasi kunci, termasuk terowongan dan jembatan, dalam menanggapi laporan-laporan ancaman serangan teroris.
“Departemen Kepolisian sudah mengerahkan pasukan tambahan,” ujar Bloomberg. Komisioner Kepolisian New York Raymond Kelly dalam sebuah jumpa pers menyatakan bahwa langkah-langkah baru, termasuk diterjunkannya polisi “yang terlatih dengan senjata berat” di luar Manhattan, dimaksudkan untuk merespons kemungkinan ancaman.
Tempo
-dipi-