Amerika Punya 5.000 Hulu Ledak Nuklir, Mengapa Hanya Iran yang Diributkan

hot

New member
Mahmoud%20Ahmadijenad.jpg


Ahmadijenad: Amerika Punya 5.000 Hulu Ledak Nuklir, Mengapa Hanya Iran yang Diributkan?

Presiden Iran, Mahmoud Ahmadijenad, mengatakan negaranya tak butuh senjata nuklir. Namun negaranya sudah memutuskan untuk menghalau Amerika Serikat yang mau mengganggu kedaulatan Iran.

Berbicara dalam sebuah pertemuan lokal, Ahmadinejad mengutuk Washington. Menurut Ahmadinejad, AS terus menerus memprovokasi negara lain untuk ikut campur dalam urusan negara lain. Termasuk mengeruk harta dan sumber daya alam negara lain.

Ia menambahkan, rakyat Iran mampu berprestasi tanpa bantuan dari Washington. Dengan cara yang berbeda dengan AS lakukan, secara budaya dan logika.

Ahmadinejad lantas memperingatkan AS dan sekutunya yang menuduh Iran. Ia menegaskan, kalau Washington ingin berdiri menghadang rakyat Iran, maka negaranya akan merespons dengan keras.

"Amerika Serikat sendiri memiliki lebih dari lima ribu hulu ledak nuklir, sekarang mereka menuduh kami memproduksi bom seperti itu," kata Ahmadinejad.

Ia melanjutkan, kemakmuran yang diperoleh AS dan sekutunya adalah kemakmuran di atas penderitaan negara lain.

"Anggaran Iran untuk riset nuklir hanya 250 juta dolar AS. Sementara Presiden Obama telah menambah alokasi 81 miliar dolar AS untuk meningkatkan teknologi bom nuklir mereka di tahun ini saja," kata dia.

Menurut dia, negara-negara macam AS inilah yang berbahaya. Bukannya Iran. Ia kemudian mengkritik Badan Atom Internasional PBB. Ia menuduh badan tersebut hanya kepanjangan tangan kepentingan AS.

"Badan Atom sudah membaut sejumlah laporan tak benar tentang nuklir Iran. Tapi mereka tak punya satu pun laporan tentang nuklir di AS dan sejumlah negara lain yang membahayakan dunia," kata Ahmadinejad.

Sumber
 
Karena Iran adalah negara Islam. Coba kalau sekuler, pro barat atau yang ekonominya sekuat atau bahkan melebih AS, pasti nggak diapa-apain.

AS nggak curiga ke China kah? Apa PRC dikira nggak punya kemampuan bikin nuklir. Emang North Korea itu belajar sama siapa? ~LoL~

Diubek-ubekkah China? Nggak beranilah. Justru yang terjadi AS jilatin pantat PRC sampai-sampai Empire State Building dibikin merah saat Perayaan hari komunis di PRC.
 
Karena Iran adalah negara Islam. Coba kalau sekuler, pro barat atau yang ekonominya sekuat atau bahkan melebih AS, pasti nggak diapa-apain.

AS nggak curiga ke China kah? Apa PRC dikira nggak punya kemampuan bikin nuklir. Emang North Korea itu belajar sama siapa? ~LoL~

Diubek-ubekkah China? Nggak beranilah. Justru yang terjadi AS jilatin pantat PRC sampai-sampai Empire State Building dibikin merah saat Perayaan hari komunis di PRC.

Kali ini aku nggak setuju dengan Ahmadinejad dan postinganmu... :D

Terlepas benar atau salah dalam perbedaan perlakuan soal nuklir ini, yang paling perlu diingat dan dijadikan patokan adalah bahwa dalam regulasi nuklir ini ada yang disebut sebagai Nuclear Non-Proliferation Treaty, di mana perjanjian yang ditandatangani oleh kurang lebih 180 negara ini (termasuk Iran juga, lho) sepakat bahwa hanya 5 negara yang boleh memiliki hulu ledak nuklir, yaitu AS, Rusia (meneruskan Uni Soviet), Perancis, RRC dan Inggris yang kelimanya merupakan anggota tetap dewan keamanan PBB...

Jadi ketika Ahmadinejad 'menunjukkan' jarinya ke AS agak aneh juga jadinya... Lha wong dalam perjanjian tersebut Iran ikut tanda tangan dan jadi anggotanya... Jadi itu bukan tindakan yang tepat kalo menurutku...
Kalo ingin menggugat keberadaan hulu ledak nuklir yang dimiliki oleh AS, mestinya Iran keluar dulu dari perjanjian tersebut seperti yang pernah dilakukan oleh Korea Utara...

Terus misalnya ada pertanyaan, kenapa Korea Utara, India dan Pakistan 'aman2' aja padahal jelas2 ketiga negara itu punya hulu ledak nuklir? ... Jawabannya sederhana karena ketiganya bukanlah negara anggota Nuclear Non-Proliferation Treaty....


Nuclear Non-Proliferation Treaty inilah yang bisa dijadikan tameng untuk AS ketika menghadapi hal2 yang seperti dilakukan oleh Ahmadinejad ini....

Lebih baik sih Iran mencabut keberadaannya dalam treaty ini, untuk kemudian bakal punya posisi tawar yang sama dengan yang dipunya Israel sekarang... Di mana status kepemilikan nuklirnya adalah 'tidak jelas' tapi pihak lain nggak bisa cawe2 karena Israel pun bukan negara anggota treaty tersebut walaupun pada Insiden Vela di samudra hindia, Israel dicurigai bekerja sama dengan Afsel dalam uji coba nuklir....




-dipi-
 
Kali ini aku nggak setuju dengan Ahmadinejad dan postinganmu... :D

Terlepas benar atau salah dalam perbedaan perlakuan soal nuklir ini, yang paling perlu diingat dan dijadikan patokan adalah bahwa dalam regulasi nuklir ini ada yang disebut sebagai Nuclear Non-Proliferation Treaty, di mana perjanjian yang ditandatangani oleh kurang lebih 180 negara ini (termasuk Iran juga, lho) sepakat bahwa hanya 5 negara yang boleh memiliki hulu ledak nuklir, yaitu AS, Rusia (meneruskan Uni Soviet), Perancis, RRC dan Inggris yang kelimanya merupakan anggota tetap dewan keamanan PBB...

Jadi ketika Ahmadinejad 'menunjukkan' jarinya ke AS agak aneh juga jadinya... Lha wong dalam perjanjian tersebut Iran ikut tanda tangan dan jadi anggotanya... Jadi itu bukan tindakan yang tepat kalo menurutku...
Kalo ingin menggugat keberadaan hulu ledak nuklir yang dimiliki oleh AS, mestinya Iran keluar dulu dari perjanjian tersebut seperti yang pernah dilakukan oleh Korea Utara...

Terus misalnya ada pertanyaan, kenapa Korea Utara, India dan Pakistan 'aman2' aja padahal jelas2 ketiga negara itu punya hulu ledak nuklir? ... Jawabannya sederhana karena ketiganya bukanlah negara anggota Nuclear Non-Proliferation Treaty....


Nuclear Non-Proliferation Treaty inilah yang bisa dijadikan tameng untuk AS ketika menghadapi hal2 yang seperti dilakukan oleh Ahmadinejad ini....

Lebih baik sih Iran mencabut keberadaannya dalam treaty ini, untuk kemudian bakal punya posisi tawar yang sama dengan yang dipunya Israel sekarang... Di mana status kepemilikan nuklirnya adalah 'tidak jelas' tapi pihak lain nggak bisa cawe2 karena Israel pun bukan negara anggota treaty tersebut walaupun pada Insiden Vela di samudra hindia, Israel dicurigai bekerja sama dengan Afsel dalam uji coba nuklir....




-dipi-

Ooh Ahmadinejad pasti tahu soal traktat itu, dan ini daku pikir konteksnya bukan hanya sekedar punya nuklir thok. Tapi hulu ledak itu butuh untuk di uji coba. Dan disitulah AS itu mendua. Ingat juga bahwa ada yang namanya Comprehensive Test Ban Treaty yang diikuti oleh 44 negara termasuk Indonesia dan juga Iran. Nah dari sisi situ pernyataan Ahmadinejad nggak bisa disalahkan.

Apa sebabnya? Karena Amerika masih melakukan uji coba Nuklir, terakhir saat melakukan Operation of Rebound.
Lantas di mana letak keadilannya kalau antara yang berstatus "baru dicurigai" dengan yang sudah melakukan uji coba diberlakukan beda?
Lalu Gimana perlakuan kepada India saat negara ini melakukan Uji Coba pada Shatki Operation? China itu juga meskipun "diam2" siapa yang berani memastikan bahwa Lop Nur di Xinjiang itu nggak melakukan kegiatan uji coba?

Amerika itu melakukan 1.060 test.
Iran? Yang tampak baru pengayaan Uranium. Sesuatu yang adilkah itu?
 
Lebih baik sih Iran mencabut keberadaannya dalam treaty ini, untuk kemudian bakal punya posisi tawar yang sama dengan yang dipunya Israel sekarang... Di mana status kepemilikan nuklirnya adalah 'tidak jelas' tapi pihak lain nggak bisa cawe2 karena Israel pun bukan negara anggota treaty tersebut walaupun pada Insiden Vela di samudra hindia, Israel dicurigai bekerja sama dengan Afsel dalam uji coba nuklir....

-dipi-

istilah/bahasa baru lg nih yg ak temukan, cawe2
mungkin artinya macam2, nggak bisa cawe2 = ga bisa macam2 ya
 
Back
Top