Mrs_Sumart1
New member
Dalam cerita ini dikatakan bahwa Yesus mengajak murid-muridNya ke sebarang. Tetapi dalam ayat 36 malah dikatakan bahwa merekalah yang membawa Yesus. Ini merupakan gambaran bagi kehidupan kita. Pertama-tama ketika kita terima Yesus maka Yesus memimpin hidup kita tetapi selang beberapa lama kita mulai memimpin Tuhan. Itu disebabkan kenapa ? murid-muridNya terlalu percaya diri. Kita tahu Petrus, Yakobus dan Yohanes dan Andreas adalah pelaut (nelayan), Matius adalah akuntan, Simon orang Zelot punya keberanian, dan menghadapi danau seperti tidak ada yang keahlian yang kurang pada murid-murid. Hidup kitapun sering seperti ini, kita mengambil alih pimpinan Tuhan dengan merasa diri ahli, merasa diri berpendidikan, kita mampu karena punya keuangan, kita mampu karena tahu segala sesuatu. Yer 17 : 5 ?5 Beginilah firman TUHAN: "Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada TUHAN!?. Orang yang mengambil alih pimpinan Tuhan dalam hidupnya adalah orang yang memasuki daerah kutuk. Tidak ada yang ?ahli? dalam hidup ini baik dalam merancang maupun dalam menetapkan baik masa ini maupun masa depan kecuali satu yaitu Yesus
Tiba-tiba dikatakan mengamuklah taufan yang sangat dahsyat dan air mulai masuk ke parahu. Apa yang saudara lakukan ketika ada badai hidup datang dan masalah mulai masuk dalam hidupmu ?. Orang yang ahli akan mengandalkan keahliannya, orang yang pintar mengandalkan kepintarannya, orang yang kaya akan mengandalkan kekayaannya. Tetapi satu hal untuk masalah ?nyawa? dan ?kehidupan? tidak ada sesuatu apapun yang bisa diandalkan sekalipun yang dinamakan dengan?keberanian?. Murid-murid Yesuspun mulai mengandalkan keahliannya, mungkin Petrus mengambil alih kemudi, kemudian yang lain menurunkan layar, yang lain menimba air keluar, yang lain membuat perhitungan jarak dengan pantai, dll, tanpa menyadari ada satu Pribadi yang bersama-sama dengan mereka.
Sangat mengherankan sekali dikatakan bahwa Yesus sedang tidur disebuah tilam diburitan kapal. Apabila anda naik perahu adalah sangat sulit tidur dengan perahu yang diombang-ambingkan dan hampir tengglam, apalagi diburitan kapal yang goncanganya lebih keras dari haluan. Tetapi dikatakan Yesus sedang tidur. Apakah Yesus tidak tahu sedang ada taufan ? Apakah Yesus tidak tahu bahwa perahu mereka mulai penuh air ? lalu kenapa Yesus tidur ?. Yang pasti Yesus tahu ada taufan tetapi Yesus mengerti janji Allah bahwa Yesus bukan mati di laut karena kapal tenggelam. Yesus harus mengenapi akan firman Allah. Yesus tertidur karena dibiarkan, murid-muridnya berjalan seperti orang yang tidak perlu Yesus.
Mulailah mereka memanggil Yesus ?Guru apakah Engkau tidak peduli ??. Penyataan yang klasik dari kita, ketika kemampuan kita hilang dan semangat kita lenyap, kita mulai menyalahkan Tuhan ?Tuhan tidakkah Engaku peduli saya ?; Tuhan tidakkah Engkau peduli hidupku?;?? Apakah Allah tidak peduli ?? tidak mungkin Allah tidak peduli. Dikatakan bahwa ?rambut dikepalamu jatuh atas seijin Tuhan?. Kalau rambut saja Allah peduli apalagi soal yang lain. Tuhan Yesus bukan hanya membawa kita ke sorga dan hanya memikirkan ketika kita masuk sorga tetapi Yesus memikirkan kehidupan kita dibumi ini, apa yang kita makan, minum, pakai, Allah memikirkannya. Allah peduli kita apapun keadaan kita.
Dalam sisi yang lain dikatakan bahwa Yesus tidak ?berdoa? untuk menghentikan taufan dan gelombang tetapi dikatakan ?Yesus berkata kepada angin dan danau ?Diam, jadilah tenang?. Yesus mengajar kita supaya kita ?berkata? kepada masalah. Jangan banyak bergumul dengan masalah. Kebanyakan masalah kita sudah diselesaikan oleh Yesus dan kita hanya tinggal berkata kepada masalah itu sesuai dengan firman Tuhan.
Ketakutan meliputi murid-murid Yesus dalam menghadapi taufan. Ketakutan kepada masalah membunuh iman mereka, pandangan kepada masalah ternyata tidak menyelesaikan masalah itu tetapi membunuh iman kita. Cara yang terbaik adalah pandang Allah, perkataan firman Tuhan kepada masalah itu dan buang jauh-jauh ketakutan anda.
Jadi untuk menghadapi situasi ini apa yang kita lakukan :
1. Ijinkan Allah yang memimpin jangan mengandal diri sendiri
2. Jangan membiarkan Allah tertidur (tidak peduli dengan Allah)
3. Perkatakan firman Tuhan kepada masalah jangan digumuli
4. Buang ketakutan jangan ijinkan dia tinggal sedetikpun.
Halleluya. Maju terus dalam Tuhan.
Tiba-tiba dikatakan mengamuklah taufan yang sangat dahsyat dan air mulai masuk ke parahu. Apa yang saudara lakukan ketika ada badai hidup datang dan masalah mulai masuk dalam hidupmu ?. Orang yang ahli akan mengandalkan keahliannya, orang yang pintar mengandalkan kepintarannya, orang yang kaya akan mengandalkan kekayaannya. Tetapi satu hal untuk masalah ?nyawa? dan ?kehidupan? tidak ada sesuatu apapun yang bisa diandalkan sekalipun yang dinamakan dengan?keberanian?. Murid-murid Yesuspun mulai mengandalkan keahliannya, mungkin Petrus mengambil alih kemudi, kemudian yang lain menurunkan layar, yang lain menimba air keluar, yang lain membuat perhitungan jarak dengan pantai, dll, tanpa menyadari ada satu Pribadi yang bersama-sama dengan mereka.
Sangat mengherankan sekali dikatakan bahwa Yesus sedang tidur disebuah tilam diburitan kapal. Apabila anda naik perahu adalah sangat sulit tidur dengan perahu yang diombang-ambingkan dan hampir tengglam, apalagi diburitan kapal yang goncanganya lebih keras dari haluan. Tetapi dikatakan Yesus sedang tidur. Apakah Yesus tidak tahu sedang ada taufan ? Apakah Yesus tidak tahu bahwa perahu mereka mulai penuh air ? lalu kenapa Yesus tidur ?. Yang pasti Yesus tahu ada taufan tetapi Yesus mengerti janji Allah bahwa Yesus bukan mati di laut karena kapal tenggelam. Yesus harus mengenapi akan firman Allah. Yesus tertidur karena dibiarkan, murid-muridnya berjalan seperti orang yang tidak perlu Yesus.
Mulailah mereka memanggil Yesus ?Guru apakah Engkau tidak peduli ??. Penyataan yang klasik dari kita, ketika kemampuan kita hilang dan semangat kita lenyap, kita mulai menyalahkan Tuhan ?Tuhan tidakkah Engaku peduli saya ?; Tuhan tidakkah Engkau peduli hidupku?;?? Apakah Allah tidak peduli ?? tidak mungkin Allah tidak peduli. Dikatakan bahwa ?rambut dikepalamu jatuh atas seijin Tuhan?. Kalau rambut saja Allah peduli apalagi soal yang lain. Tuhan Yesus bukan hanya membawa kita ke sorga dan hanya memikirkan ketika kita masuk sorga tetapi Yesus memikirkan kehidupan kita dibumi ini, apa yang kita makan, minum, pakai, Allah memikirkannya. Allah peduli kita apapun keadaan kita.
Dalam sisi yang lain dikatakan bahwa Yesus tidak ?berdoa? untuk menghentikan taufan dan gelombang tetapi dikatakan ?Yesus berkata kepada angin dan danau ?Diam, jadilah tenang?. Yesus mengajar kita supaya kita ?berkata? kepada masalah. Jangan banyak bergumul dengan masalah. Kebanyakan masalah kita sudah diselesaikan oleh Yesus dan kita hanya tinggal berkata kepada masalah itu sesuai dengan firman Tuhan.
Ketakutan meliputi murid-murid Yesus dalam menghadapi taufan. Ketakutan kepada masalah membunuh iman mereka, pandangan kepada masalah ternyata tidak menyelesaikan masalah itu tetapi membunuh iman kita. Cara yang terbaik adalah pandang Allah, perkataan firman Tuhan kepada masalah itu dan buang jauh-jauh ketakutan anda.
Jadi untuk menghadapi situasi ini apa yang kita lakukan :
1. Ijinkan Allah yang memimpin jangan mengandal diri sendiri
2. Jangan membiarkan Allah tertidur (tidak peduli dengan Allah)
3. Perkatakan firman Tuhan kepada masalah jangan digumuli
4. Buang ketakutan jangan ijinkan dia tinggal sedetikpun.
Halleluya. Maju terus dalam Tuhan.