andree_erlangga
New member
Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta bersama Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) setempat membangun sistem komunikasi terpadu untuk mengantisipasi kemungkinan terjadi lagi angin puting beliung serta bencana alam lain.
?Saya petang ini akan ke BMG membicarakan sistem komunikasi terpadu serta perkembangan cuaca yang dapat membantu warga untuk selalu siaga jika terjadi bencana alam,? kata Wakil Walikota Yogyakarta, Haryadi Suyuti, Selasa (20/2).
Jaringan informasi ini akan dapat diakses langsung oleh masyarakat sehingga mereka dapat lebih waspada dan siaga terhadap setiap perkembangan cuaca yang terjadi di Yogyakarta. Meski demikian, pihaknya tidak ingin hal tersebut menimbulkan ekses lain di masyarakat seperti keresahan. Untuk mencegahnya pemerintah daerah akan memberikan pemahaman kepada warga agar dapat bersikap proporsional terhadap setiap informasi.
?Yang penting adalah bagaimana masyarakat mampu menerima arus informasi tersebut. Ini yang sedang kami rumuskan bersama BMG agar tidak menimbulkan ekses lain,? katanya.
Ia memberi contoh bahwa arus informasi melalui layanan pesan singkat (SMS) atau telepon seluler bisa menimbulkkan kekhawatiran berlebihan di masyarakat. Karena itu melalui pembicaraan antara Pemkot Yogyakarta dan BMG setempat dapat ditemukan sistem informasi yang tepat sehingga benar-benar bermanfaat bagi warga disamping dapat dijadikan acuan untuk memperiapkan diri dalam menghadapi setiap perubahan yang terjadi.
Ia mengakui sejak terjadi gempa tahun lalu, Gubernur DIY Sultan Hamengku Buwono X telah menginstruksikan kepada BMG agar selalu memberikan informasi kepada masyarakat tertama informasi perubahan cuaca yang potensial menimbulkan bencana. Selama ini, kata dia, BMG memang telah mengirimkan informasi secara periodik tergantung perkembangan yang terjadi, bisa lima atau 10 hari sekali atau 20 hari sekali.
?Namun sistem informasi ini tidak akan sebagus seperti di Amerika Serikat (AS) yang mampu memprediksi tornado dua jam sebelumnya,? katanya.
sumber : SOLOPOS Digitalmedia
?Saya petang ini akan ke BMG membicarakan sistem komunikasi terpadu serta perkembangan cuaca yang dapat membantu warga untuk selalu siaga jika terjadi bencana alam,? kata Wakil Walikota Yogyakarta, Haryadi Suyuti, Selasa (20/2).
Jaringan informasi ini akan dapat diakses langsung oleh masyarakat sehingga mereka dapat lebih waspada dan siaga terhadap setiap perkembangan cuaca yang terjadi di Yogyakarta. Meski demikian, pihaknya tidak ingin hal tersebut menimbulkan ekses lain di masyarakat seperti keresahan. Untuk mencegahnya pemerintah daerah akan memberikan pemahaman kepada warga agar dapat bersikap proporsional terhadap setiap informasi.
?Yang penting adalah bagaimana masyarakat mampu menerima arus informasi tersebut. Ini yang sedang kami rumuskan bersama BMG agar tidak menimbulkan ekses lain,? katanya.
Ia memberi contoh bahwa arus informasi melalui layanan pesan singkat (SMS) atau telepon seluler bisa menimbulkkan kekhawatiran berlebihan di masyarakat. Karena itu melalui pembicaraan antara Pemkot Yogyakarta dan BMG setempat dapat ditemukan sistem informasi yang tepat sehingga benar-benar bermanfaat bagi warga disamping dapat dijadikan acuan untuk memperiapkan diri dalam menghadapi setiap perubahan yang terjadi.
Ia mengakui sejak terjadi gempa tahun lalu, Gubernur DIY Sultan Hamengku Buwono X telah menginstruksikan kepada BMG agar selalu memberikan informasi kepada masyarakat tertama informasi perubahan cuaca yang potensial menimbulkan bencana. Selama ini, kata dia, BMG memang telah mengirimkan informasi secara periodik tergantung perkembangan yang terjadi, bisa lima atau 10 hari sekali atau 20 hari sekali.
?Namun sistem informasi ini tidak akan sebagus seperti di Amerika Serikat (AS) yang mampu memprediksi tornado dua jam sebelumnya,? katanya.
sumber : SOLOPOS Digitalmedia