imnanay
New member
Antisipasi Iklim Pemerintah Daerah Diminta Lebih Aktif
KENDAL, KOMPAS — Iklim semakin sulit diprediksi. Oleh karena itu, harus ada upaya untuk mengantisipasi ketidakpastian iklim. Hal itu antara lain dengan melakukan berbagai perbaikan dan pembangunan jaringan irigasi. Pemerintah daerah juga harus lebih aktif membantu petani.
Menteri Pertanian Suswono menegaskan hal itu di Kendal, Jawa Tengah, Senin (27/9). Dia menjelaskan, awal 2010, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika memperkirakan, pada bulan April hujan berhenti. Namun, hal itu tidak terjadi, dan dikoreksi hujan berakhir bulan Juni 2010.
“Itu dikoreksi lagi. Akhirnya, menyatakan kemarau basah. Tetapi, sekarang sudah tidak kemarau basah lagi karena hujan terus sepanjang tahun,” kata dia.
Tahun depan, situasi iklim bisa terjadi sebaliknya. Oleh karena itu, kata Suswono, perlu dilakukan antisipasi, antara lain dengan membangun dan merehabiitasi fungsi embung sebagai sarana penyimpan air.
Mulai 2011, pemerintah membangun dan merehabiitasi 5.297 embung atau sarana penyimpanan air. Dengan membangun dan memperbaiki fungsi embung, kata Suswono, diharapkan dapat menolong petani saat kemarau dan kesulitan air karena ada kantong-kantong penyimpan air.
“Embung akan dibangun satu di setiap kecamatan. Kalau kecamatannya masuk sentra produksi beras diupayakan lebih dari satu,” tutur Suswono. Selain itu, untuic meningkatkan produksi pertanian, tahun 2011 Kementerian Suswono, tengah mengusulkan perlunya asuransi iklim untuk pertanian. “Sehingga bila petani gagal panen akibat gaugguan iklim bisa mendapat ganti rugi,” ujar Mentan.
Menurut Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo, apabila pemerintah benar-benar berkoinitmen menolong petani, pemerintah liarus membangun gudang, lantai jemur, dan sarana pengering. Hal itu untuk meningkathan kualitas panen petani sehingga petani meiniiki posisi tawar tinggi. “Tahun ini kualitas gabah dan beras petani kurang bagus karena dipanen saat hujan. Petani kesulitan mengeringkan sehingga gabah rusak” kata Bibit.
Di sisi lain, tutur Bibit, petani hendaknya tidak malas memperbaiki infrastruktur pertanian di wilayahnya. Berbagai upaya pemerintah tak akan berarti kalau tidak didukung petani.
“Misalnya, jangan malas memperbaiki jaringan irigasi, jangan menunggu pemerintah. Kalau jaringan irigasi bagus, bisa terhindar dari kebanjiran,” ujar dia.
Sementara para petani di Kabupaten Kendal meininta pemerintah melakukan normalisasi sungai agar saluran buang air irigasi lancar. Petani juga mengharapkan bantuan benih dari pemerintah, mempertimbangkan kebutuhan petani, dan kesesuaian lahan. Petani mengeluhkan penanaman benih padi hibrida gagal akibat serangan penyakit.
Petani juga menyampaikan pensoalan lain yang mereka hadapi, yaitu permodalan, baik modal untuk usaha tani maupun usaha agribisnis lainnya.
KOMPAS, SELASA, 28 SEPTEMBER 2010, MAS/GAL
KENDAL, KOMPAS — Iklim semakin sulit diprediksi. Oleh karena itu, harus ada upaya untuk mengantisipasi ketidakpastian iklim. Hal itu antara lain dengan melakukan berbagai perbaikan dan pembangunan jaringan irigasi. Pemerintah daerah juga harus lebih aktif membantu petani.
Menteri Pertanian Suswono menegaskan hal itu di Kendal, Jawa Tengah, Senin (27/9). Dia menjelaskan, awal 2010, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika memperkirakan, pada bulan April hujan berhenti. Namun, hal itu tidak terjadi, dan dikoreksi hujan berakhir bulan Juni 2010.
“Itu dikoreksi lagi. Akhirnya, menyatakan kemarau basah. Tetapi, sekarang sudah tidak kemarau basah lagi karena hujan terus sepanjang tahun,” kata dia.
Tahun depan, situasi iklim bisa terjadi sebaliknya. Oleh karena itu, kata Suswono, perlu dilakukan antisipasi, antara lain dengan membangun dan merehabiitasi fungsi embung sebagai sarana penyimpan air.
Mulai 2011, pemerintah membangun dan merehabiitasi 5.297 embung atau sarana penyimpanan air. Dengan membangun dan memperbaiki fungsi embung, kata Suswono, diharapkan dapat menolong petani saat kemarau dan kesulitan air karena ada kantong-kantong penyimpan air.
“Embung akan dibangun satu di setiap kecamatan. Kalau kecamatannya masuk sentra produksi beras diupayakan lebih dari satu,” tutur Suswono. Selain itu, untuic meningkatkan produksi pertanian, tahun 2011 Kementerian Suswono, tengah mengusulkan perlunya asuransi iklim untuk pertanian. “Sehingga bila petani gagal panen akibat gaugguan iklim bisa mendapat ganti rugi,” ujar Mentan.
Menurut Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo, apabila pemerintah benar-benar berkoinitmen menolong petani, pemerintah liarus membangun gudang, lantai jemur, dan sarana pengering. Hal itu untuk meningkathan kualitas panen petani sehingga petani meiniiki posisi tawar tinggi. “Tahun ini kualitas gabah dan beras petani kurang bagus karena dipanen saat hujan. Petani kesulitan mengeringkan sehingga gabah rusak” kata Bibit.
Di sisi lain, tutur Bibit, petani hendaknya tidak malas memperbaiki infrastruktur pertanian di wilayahnya. Berbagai upaya pemerintah tak akan berarti kalau tidak didukung petani.
“Misalnya, jangan malas memperbaiki jaringan irigasi, jangan menunggu pemerintah. Kalau jaringan irigasi bagus, bisa terhindar dari kebanjiran,” ujar dia.
Sementara para petani di Kabupaten Kendal meininta pemerintah melakukan normalisasi sungai agar saluran buang air irigasi lancar. Petani juga mengharapkan bantuan benih dari pemerintah, mempertimbangkan kebutuhan petani, dan kesesuaian lahan. Petani mengeluhkan penanaman benih padi hibrida gagal akibat serangan penyakit.
Petani juga menyampaikan pensoalan lain yang mereka hadapi, yaitu permodalan, baik modal untuk usaha tani maupun usaha agribisnis lainnya.
KOMPAS, SELASA, 28 SEPTEMBER 2010, MAS/GAL