alitkurniawan
New member
Penyakit kusta ini disebabkan oleh adanya bakteri Mycobacterium leprae. Hampir setiap dua menit seseorang dapat ter diagnosis terkena penyakit kusta ini. Pada umumnya, penyakit ini banyak terjadi di negara yang mempunyai iklim tropis dan subtropis. Sekitar pada tahun 2014, terdapat 121 negara yang dilaporkan mempunyai kasus kusta berdasarkan laporan WHO, termasuk Indonesia. Penyakit ini tentu dapat mempengaruhi siapa saja.
Pada tahun 2007, jumlah penderita penyakit kusta di dunia ini diperkirakan sekitar 2-3 juta orang lebih. Indonesia tergolong tinggi yang masyarakatnya mengidap penyakit kusta. Pada tahun 2015 yang menurut laporan penemuan kasus baru untuk penyakit kusta, Indonesia menempati urutan ketiga setelah India dan Brasil.
Penyakit kusta sendiri merupakan salah satu penyakit yang ditakuti karena dapat menyebabkan kecacatan, mutilasi ( misalnya terputus nya salah satu anggota gerak seperti jari ), ulserasi ( luka borok ), dan lainnya.
WHO menggolongkan penyakit ini berdasarkan jenis dan juga jumlah area kulit yang terpengaruh. Pausibasiler adalah kategori pertama yang dimana 5 atau kurang luka tanpa bakteri terdeteksi dalam sampel kulit. Multibasiler adalah kategori kedua yang dimana terdapat lebih dari 5 luka, bakteri terdeteksi di dalam noda kulit, atau keduanya.
Penyebab Kusta
Penyakit kusta disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae. Bakteri ini akan tumbuh secara pesat pada bagian tubuh yang ber suhu lebih dingin seperti kaki, wajah, lutut, dan tangan.
Cara penularan bakteri ini juga diduga dapat melalui cairan dari hidung yang menyebar ke udara pada saat penderita batuk atau bersin, dan dihirup oleh orang lain. Namun sebenarnya, penyakit ini tidaklah terlalu menular. Pada sebagian besar orang tidak akan pernah mengembangkan penyakit sekalipun mereka ter papar bakteri. Ada sekitar 95% populasi di dunia yang mempunyai kekebalan alami terhadap kusta.
Dari sekitar 5% orang yang terkena bakteri penyebab penyakit kusta, sekitar 70% sembuh dengan sendirinya, dan hanya 30% yang sakit kusta. Hal ini menunjukan bahwa, dari 100 orang yang terinfeksi bakteri ini, hanya 2 orang yang akan mengalami jatuh sakit. Tetapi tergantung dari kondisi yang dialami oleh penderitanya. Karena kondisi kesehatan masing-masing individu berbeda-beda.
Terdapat beberapa faktor yang meningkatkan risiko seseorang untuk menderita penyakit kusta ini, diantaranya :
- Bertempat tinggal di kawasan yang endemik kusta,
- Mempunyai kelainan genetik yang berakibat terhadap sistem kekebalan tubuh,
- Melakukan kontak fisik dengan hewan penyebar bakteri kusta tanpa adanya sarung tangan.
Gejala Kusta
Tanda dan juga gejala kusta tidaklah terlihat jelas dan berjalan sangat lambat. Bahkan terdapat gejala kusta yang bisa muncul 20 tahun setelah bakteri berkembang biak di dalam tubuh penderita. Berikut ini adalah beberapa gejala penyakit kusta, diantaranya :
- Kelemahan atau pun kelumpuhan otot,
- Mutilasi, rasa baal yang menyebabkan penderita tidak menyadari adanya luka,
- Penurunan berat badan,
- Bulu mata yang mengalami perontokan,
- Adanya perubahan bentuk wajah,
- Lepuh atau ruam,
- Hidung tersumbat,
- Timbul luka tetapi tidak terasa sakit,
- Pembesaran saraf tepi, biasanya terjadi di sekitar lutut dan siku,
- Ginekomastia ( payudara yang tumbuh membesar pada pria ), akibat adanya gangguan keseimbangan hormon,
- Timbul bisul akan tetapi tidak mengalami sakit.
Terlambat nya diagnosis dan pengobatan penyakit kusta yang akan dapat mengakibatkan komplikasi yang serius, meliputi :
- Lemah otot,
- Cacat fisik,
- Iritis ( terjadinya peradangan pada iris mata ),
- Kerusakan pada saraf permanen pada lengan dan juga kaki,
- Kerontokan rambut, terutama pada alis mata dan juga bulu mata,
- Kebutaan,
- Glaukoma ( penyakit mata yang menyebabkan kerusakan pada saraf optik ),
- Disfungsi ereksi dan kemandulan,
- Tidak mampu menggunakan tangan dan kaki,
- Gagal ginjal.
Gejala dari penyakit kusta ini sering menyerupai penyakit lain, dan juga terkadang menyebabkan terlambat nya diagnosis, oleh sebab itu penyakit disebut juga sebagai the great immitator. Penyakit yang mirip dengan kusta antara lain seperti, ptiriasis alba, tinea korporis, vitiligo, ptiriasis versikolor, dan juga masih banyak lagi.
Pengobatan Kusta
Biasanya, penderita penyakit kusta akan diberikan kombinasi antibiotik selama 6 bulan hingga 2 tahun. Jenis, durasi, dan juga dosis penggunaan antibiotik ditentukan berdasarkan jenis penyakit kusta. Berikut ini adalah beberapa contoh antibiotik yang digunakan untuk pengobatan penyakit kusta adalah dapsone, clofazimine, dan juga rifampicin.
Tindakan pembedahan atau operasi pada umumnya dilakukan sebagai proses lanjutan setelah pengobatan antibiotik. Hal ini adalah bertujuan untuk sebagai berikut :
- Mengembalikan fungsi anggota tubuh,
- Memperbaiki bentuk tubuh penderita yang cacat,
- Menormalkan fungsi saraf yang rusak.
Pada tahun 2007, jumlah penderita penyakit kusta di dunia ini diperkirakan sekitar 2-3 juta orang lebih. Indonesia tergolong tinggi yang masyarakatnya mengidap penyakit kusta. Pada tahun 2015 yang menurut laporan penemuan kasus baru untuk penyakit kusta, Indonesia menempati urutan ketiga setelah India dan Brasil.
Penyakit kusta sendiri merupakan salah satu penyakit yang ditakuti karena dapat menyebabkan kecacatan, mutilasi ( misalnya terputus nya salah satu anggota gerak seperti jari ), ulserasi ( luka borok ), dan lainnya.
WHO menggolongkan penyakit ini berdasarkan jenis dan juga jumlah area kulit yang terpengaruh. Pausibasiler adalah kategori pertama yang dimana 5 atau kurang luka tanpa bakteri terdeteksi dalam sampel kulit. Multibasiler adalah kategori kedua yang dimana terdapat lebih dari 5 luka, bakteri terdeteksi di dalam noda kulit, atau keduanya.
Penyebab Kusta
Penyakit kusta disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae. Bakteri ini akan tumbuh secara pesat pada bagian tubuh yang ber suhu lebih dingin seperti kaki, wajah, lutut, dan tangan.
Cara penularan bakteri ini juga diduga dapat melalui cairan dari hidung yang menyebar ke udara pada saat penderita batuk atau bersin, dan dihirup oleh orang lain. Namun sebenarnya, penyakit ini tidaklah terlalu menular. Pada sebagian besar orang tidak akan pernah mengembangkan penyakit sekalipun mereka ter papar bakteri. Ada sekitar 95% populasi di dunia yang mempunyai kekebalan alami terhadap kusta.
Dari sekitar 5% orang yang terkena bakteri penyebab penyakit kusta, sekitar 70% sembuh dengan sendirinya, dan hanya 30% yang sakit kusta. Hal ini menunjukan bahwa, dari 100 orang yang terinfeksi bakteri ini, hanya 2 orang yang akan mengalami jatuh sakit. Tetapi tergantung dari kondisi yang dialami oleh penderitanya. Karena kondisi kesehatan masing-masing individu berbeda-beda.
Terdapat beberapa faktor yang meningkatkan risiko seseorang untuk menderita penyakit kusta ini, diantaranya :
- Bertempat tinggal di kawasan yang endemik kusta,
- Mempunyai kelainan genetik yang berakibat terhadap sistem kekebalan tubuh,
- Melakukan kontak fisik dengan hewan penyebar bakteri kusta tanpa adanya sarung tangan.
Gejala Kusta
Tanda dan juga gejala kusta tidaklah terlihat jelas dan berjalan sangat lambat. Bahkan terdapat gejala kusta yang bisa muncul 20 tahun setelah bakteri berkembang biak di dalam tubuh penderita. Berikut ini adalah beberapa gejala penyakit kusta, diantaranya :
- Kelemahan atau pun kelumpuhan otot,
- Mutilasi, rasa baal yang menyebabkan penderita tidak menyadari adanya luka,
- Penurunan berat badan,
- Bulu mata yang mengalami perontokan,
- Adanya perubahan bentuk wajah,
- Lepuh atau ruam,
- Hidung tersumbat,
- Timbul luka tetapi tidak terasa sakit,
- Pembesaran saraf tepi, biasanya terjadi di sekitar lutut dan siku,
- Ginekomastia ( payudara yang tumbuh membesar pada pria ), akibat adanya gangguan keseimbangan hormon,
- Timbul bisul akan tetapi tidak mengalami sakit.
Terlambat nya diagnosis dan pengobatan penyakit kusta yang akan dapat mengakibatkan komplikasi yang serius, meliputi :
- Lemah otot,
- Cacat fisik,
- Iritis ( terjadinya peradangan pada iris mata ),
- Kerusakan pada saraf permanen pada lengan dan juga kaki,
- Kerontokan rambut, terutama pada alis mata dan juga bulu mata,
- Kebutaan,
- Glaukoma ( penyakit mata yang menyebabkan kerusakan pada saraf optik ),
- Disfungsi ereksi dan kemandulan,
- Tidak mampu menggunakan tangan dan kaki,
- Gagal ginjal.
Gejala dari penyakit kusta ini sering menyerupai penyakit lain, dan juga terkadang menyebabkan terlambat nya diagnosis, oleh sebab itu penyakit disebut juga sebagai the great immitator. Penyakit yang mirip dengan kusta antara lain seperti, ptiriasis alba, tinea korporis, vitiligo, ptiriasis versikolor, dan juga masih banyak lagi.
Pengobatan Kusta
Biasanya, penderita penyakit kusta akan diberikan kombinasi antibiotik selama 6 bulan hingga 2 tahun. Jenis, durasi, dan juga dosis penggunaan antibiotik ditentukan berdasarkan jenis penyakit kusta. Berikut ini adalah beberapa contoh antibiotik yang digunakan untuk pengobatan penyakit kusta adalah dapsone, clofazimine, dan juga rifampicin.
Tindakan pembedahan atau operasi pada umumnya dilakukan sebagai proses lanjutan setelah pengobatan antibiotik. Hal ini adalah bertujuan untuk sebagai berikut :
- Mengembalikan fungsi anggota tubuh,
- Memperbaiki bentuk tubuh penderita yang cacat,
- Menormalkan fungsi saraf yang rusak.