Meski produk-produk Apple selalu menjadi pionir di bidang teknologi, sayangnya predikat yang sama tidak dapat disandang industri raksasa tersebut dalam bidang kelestarian lingkungan.
Organisasi lingkungan Greenpeace beberapa waktu lalu melakukan sebuah studi yang mengukur penggunaan sumber energi pada beberapa industri IT ternama seperti Google, Apple, Facebook dan Amazon. Hasilnya? Ternyata Apple menempati peringkat terakhir dalam hal kegiatan operasional yang ramah lingkungan.
Data hasil studi tersebut menyimpulkan bahwa 54.5% dari energi yang digunakan Apple dalam operasi industrinya berasal dari sumber energi tak tergantikan. Sebagai contoh, Apple iData Center di North Carolina mengkonsumsi 100 megawatt daya listrik – kurang lebih setara dengan konsumsi listrik 80,000 unit rumah di Amerika Serikat – yang 95% diantaranya dihasilkan dari bahan bakar batu bara dan reaktor nuklir.
Greenpeace juga secara khusus menyampaikan perhatiannya mengenai teknologi informasi, baik dari segi keuntungannya bagi masyarakat serta dampak paralelnya bagi lingkungan.
“Teknologi informasi telah mengubah cara kita hidup, cara kita berkomunikasi, bersosialisasi dan menjalankan bisnis. Tetapi disamping dampak positif yang kasat mata, kita juga perlu memperhatikan apa yang terjadi di balik layar.” Demikian pernyataan organisasi global tersebut.
Kita perlu mengacungkan jempol untuk Greenpeace
Bagi kebanyakan orang, kelestarian lingkungan ‘hanya’ terkait dengan metode transportasi, penggunaan kantong plastik yang non-degradable dan pemakaian detergen. Tetapi, pernahkah kita sejenak menyadari berapa banyak energi yang kita konsumsi saat melakukan kegiatan browsing? Atau berapa banyak polusi yang tercipta dari rutinitas maintenance situs favorit kita?
Hasil studi ini tentu saja tidak dapat dibandingkan dengan konsumsi energi industri sejenis di Indonesia, namun kesimpulan yang diperoleh dari penelitian tersebut dapat menyadarkan kita – terlepas dari spesifikasi bidang industri yang kita tekuni – akan dampak inovasi teknologi bagi lingkungan.
Nah, seberapa besar perhatian Anda, atau perusahaan Anda, terhadap kegiatan operasional industri sehari-hari yang hemat energi? Untuk mengukurnya, Anda bisa coba gunakan aplikasi berikut ini: Cek. It takes only seconds to make sure you’re greener than Apple.
Hasil studi sepenuhnya dapat diunduh di http://tiny*url.com/3mfmz7j
Organisasi lingkungan Greenpeace beberapa waktu lalu melakukan sebuah studi yang mengukur penggunaan sumber energi pada beberapa industri IT ternama seperti Google, Apple, Facebook dan Amazon. Hasilnya? Ternyata Apple menempati peringkat terakhir dalam hal kegiatan operasional yang ramah lingkungan.
Data hasil studi tersebut menyimpulkan bahwa 54.5% dari energi yang digunakan Apple dalam operasi industrinya berasal dari sumber energi tak tergantikan. Sebagai contoh, Apple iData Center di North Carolina mengkonsumsi 100 megawatt daya listrik – kurang lebih setara dengan konsumsi listrik 80,000 unit rumah di Amerika Serikat – yang 95% diantaranya dihasilkan dari bahan bakar batu bara dan reaktor nuklir.
Greenpeace juga secara khusus menyampaikan perhatiannya mengenai teknologi informasi, baik dari segi keuntungannya bagi masyarakat serta dampak paralelnya bagi lingkungan.
“Teknologi informasi telah mengubah cara kita hidup, cara kita berkomunikasi, bersosialisasi dan menjalankan bisnis. Tetapi disamping dampak positif yang kasat mata, kita juga perlu memperhatikan apa yang terjadi di balik layar.” Demikian pernyataan organisasi global tersebut.
Kita perlu mengacungkan jempol untuk Greenpeace
Bagi kebanyakan orang, kelestarian lingkungan ‘hanya’ terkait dengan metode transportasi, penggunaan kantong plastik yang non-degradable dan pemakaian detergen. Tetapi, pernahkah kita sejenak menyadari berapa banyak energi yang kita konsumsi saat melakukan kegiatan browsing? Atau berapa banyak polusi yang tercipta dari rutinitas maintenance situs favorit kita?
Hasil studi ini tentu saja tidak dapat dibandingkan dengan konsumsi energi industri sejenis di Indonesia, namun kesimpulan yang diperoleh dari penelitian tersebut dapat menyadarkan kita – terlepas dari spesifikasi bidang industri yang kita tekuni – akan dampak inovasi teknologi bagi lingkungan.
Nah, seberapa besar perhatian Anda, atau perusahaan Anda, terhadap kegiatan operasional industri sehari-hari yang hemat energi? Untuk mengukurnya, Anda bisa coba gunakan aplikasi berikut ini: Cek. It takes only seconds to make sure you’re greener than Apple.
Hasil studi sepenuhnya dapat diunduh di http://tiny*url.com/3mfmz7j