Banjarmasin, KONSEP pembangunan Banjarmasin, Kalimantan Selatan sebagai kota air benar-benar dipersiapkan oleh pemerintah setempat. Bahkan menjadi perhatian pihak ahli dari luar negeri untuk membantu menerapkan konsep tersebut sesuai kondisi kota.
Perusahaan internasional Arcadist, konsultan yang berpusat di Belanda, dengan mendatangkan para ahli asal Belanda, Amerika Serikat, Spanyol dan Indonesia memberikan masukan sesuai bidang masing-masing yakni ahli urban planning, air, geologi, lingkungan, drainase dan volume.
Bert smolders, Director of Shelter Program Arcadist, menyatakan, apa yang dilakukan Pemkot Banjarmasin sudah tepat untuk pembangunan jangka pendek, sedangkan jangka panjangnya ada konsep yang ditawarkan pihak Arcadist.
Adapun yang konsep dimaksud adalah Blue Green Framework (Konsep Kerangka Biru dan Hijau). Biru menyimbolkan air dan hijau simbol tanaman. Artinya air dan tanaman yang didahulukan dalam pembangunan atau penataan kota.
Kepala Bappeda (Badan Perencanaan Pembangunan Daerah) Kota Banjarmasin, Nurul Fajar Desira, mengatakan bahwa kehadiran sungai sangat utama dalam sebuah kota. Setelah itu menata bantaran sebagai pendukung daerah hijau, baru kemudian mendirikan bangunan dan jalan.
"Jadi pembangunan kota itu harus memerhatikan sungai dan hijaunya. Selain itu, dalam membantu studi perencanaan kota air, juga disampaikan manajemen drainase," jelas Fajar, di Banjarmasin (4/1/15).
Dalam manajemen drainase dan risiko banjir secara terpadu dijelaskan bahwa genangan disebabkan empat faktor, yaitu pasang surut air laut, curah hujan, muka air tanah dan aliran air yang turun dari hulu.
Hasil studi tim Arcadist, mereka memberi opsi untuk merevisi RTRW (Rencana Tata Ruang dan Wilayah) yang disesuaikan dengan konsep kerangka biru dan hijau serta manajemen drainase dan risiko banjir.(YR)
cahaya.co
Perusahaan internasional Arcadist, konsultan yang berpusat di Belanda, dengan mendatangkan para ahli asal Belanda, Amerika Serikat, Spanyol dan Indonesia memberikan masukan sesuai bidang masing-masing yakni ahli urban planning, air, geologi, lingkungan, drainase dan volume.
Bert smolders, Director of Shelter Program Arcadist, menyatakan, apa yang dilakukan Pemkot Banjarmasin sudah tepat untuk pembangunan jangka pendek, sedangkan jangka panjangnya ada konsep yang ditawarkan pihak Arcadist.
Adapun yang konsep dimaksud adalah Blue Green Framework (Konsep Kerangka Biru dan Hijau). Biru menyimbolkan air dan hijau simbol tanaman. Artinya air dan tanaman yang didahulukan dalam pembangunan atau penataan kota.
Kepala Bappeda (Badan Perencanaan Pembangunan Daerah) Kota Banjarmasin, Nurul Fajar Desira, mengatakan bahwa kehadiran sungai sangat utama dalam sebuah kota. Setelah itu menata bantaran sebagai pendukung daerah hijau, baru kemudian mendirikan bangunan dan jalan.
"Jadi pembangunan kota itu harus memerhatikan sungai dan hijaunya. Selain itu, dalam membantu studi perencanaan kota air, juga disampaikan manajemen drainase," jelas Fajar, di Banjarmasin (4/1/15).
Dalam manajemen drainase dan risiko banjir secara terpadu dijelaskan bahwa genangan disebabkan empat faktor, yaitu pasang surut air laut, curah hujan, muka air tanah dan aliran air yang turun dari hulu.
Hasil studi tim Arcadist, mereka memberi opsi untuk merevisi RTRW (Rencana Tata Ruang dan Wilayah) yang disesuaikan dengan konsep kerangka biru dan hijau serta manajemen drainase dan risiko banjir.(YR)
cahaya.co