Kalina
Moderator
BERKECIMPUNG di dua ladang berbeda dalam dunia hiburan tidak membuat Aryo Wahab serta merta piawai mengatur waktu. Pemeran Slamet di film Gading-Gading Ganesha itu mengatakan cukup kerepotan membagi dua kesibukan antara menyanyi dan main film.
Bahkan, saat bergabung dalam film yang di sutradarai Sujiwo Tedjo tersebut, pria kelahiran Jakarta, 1 Juli 1974, itu absen manggung bernyanyi. Saat itu, grup bandnya, The Dance Company, mempunyai jadwal manggung di tiga tempat. ''Saya tidak ikut tampil di Papua, Irian Jaya; FX Mall, Jakarta; dan di salah satu stasiun televisi,'' kata Aryo.
Kendati demikian, Aryo sama sekali tidak mengalami masalah dengan band yang terdiri atas Nugie, Pongky, dan Baim itu. Pasalnya, ketiga rekannya itu juga merangkap sebagai vokalis. Karena itu, tanpa ada dirinya, band tersebut masih bisa berjalan. ''Kami semua sudah saling mengerti profesi masing-masing. Sebab, sebelum membentuk band ini, kami sudah mempunyai pekerjaan,'' tuturnya.
Yang penting, kata Aryo, merasa nyaman dalam menjalani itu semua. ''Kami bisa atur waktu kosong untuk berkumpul dan membuat lagu. Tujuannya, semua jadwal yang dimiliki masing-masing personel tidak bentrok,'' papar ayah satu anak itu.
Meski cukup sibuk, Aryo enjoy dengan pekerjaannya. Sebab, kata dia, pekerjaannya bervariasi. Namun, bukan berarti Aryo mengambil semua tawaran, terutama film, yang mampir kepadanya. ''Bagi saya, seni adalah masalah hati. Selama hati terdorong untuk bisa bermain dalam film itu, saya akan terima tawarannya,'' terangnya.
Bahkan, saat bergabung dalam film yang di sutradarai Sujiwo Tedjo tersebut, pria kelahiran Jakarta, 1 Juli 1974, itu absen manggung bernyanyi. Saat itu, grup bandnya, The Dance Company, mempunyai jadwal manggung di tiga tempat. ''Saya tidak ikut tampil di Papua, Irian Jaya; FX Mall, Jakarta; dan di salah satu stasiun televisi,'' kata Aryo.
Kendati demikian, Aryo sama sekali tidak mengalami masalah dengan band yang terdiri atas Nugie, Pongky, dan Baim itu. Pasalnya, ketiga rekannya itu juga merangkap sebagai vokalis. Karena itu, tanpa ada dirinya, band tersebut masih bisa berjalan. ''Kami semua sudah saling mengerti profesi masing-masing. Sebab, sebelum membentuk band ini, kami sudah mempunyai pekerjaan,'' tuturnya.
Yang penting, kata Aryo, merasa nyaman dalam menjalani itu semua. ''Kami bisa atur waktu kosong untuk berkumpul dan membuat lagu. Tujuannya, semua jadwal yang dimiliki masing-masing personel tidak bentrok,'' papar ayah satu anak itu.
Meski cukup sibuk, Aryo enjoy dengan pekerjaannya. Sebab, kata dia, pekerjaannya bervariasi. Namun, bukan berarti Aryo mengambil semua tawaran, terutama film, yang mampir kepadanya. ''Bagi saya, seni adalah masalah hati. Selama hati terdorong untuk bisa bermain dalam film itu, saya akan terima tawarannya,'' terangnya.