andree_erlangga
New member
Para pemberontak dan beberapa serdadu Filipina telah terlibat dalam pembunuhan politik, kata Presiden Filipina hari Rabu (31/1). Namun, dia membela militer dari tuduhan pelanggaran HAM. Pihak militer juga terus mendapat tekanan untuk membubarkan apa yang disebut "pasukan pembunuh".
Presiden Gloria Macapagal-Arroyo?saat berbicara kepada para diplomat asing di istana kepresidenan sehari setelah menerima laporan komisi pencarian fakta mengenai pembunuhan politik? menyesali kegemaran bangsanya yang berbahaya, yaitu "ingin menumbangkan demokrasi melalui laras senjata".
Dia bertekad untuk mengakhiri "pola kekerasan yang tak berakhir itu".
"Investigasi menunjukkan hubungan baik ke kanan dan kiri, kepada para pemberontak komunis serta juga kemungkinan unsur-unsur militer kami," katanya, merujuk pada gelombang pembunuhan politik yang terjadi baru-baru ini.
Ketua komisi pencari fakta, mantan Hakim Agung Jose Melo, seperti dikutip Philippine Daily Inquirer hari Selasa, mengatakan bahwa serdadu-serdadu terlibat dalam mayoritas pembunuhan politik dan bahwa atasan mereka seharusnya mempertanggungjawabkan.
Arroyo, yang membentuk komisi itu bulan Agustus, belum mengungkapkan isi laporan tersebut dan Melo telah menolak untuk memberi rincian tanpa izin dari presiden.
Sekretaris Eksekutif Eduardo Ermita mengatakan bahwa kecil kemungkinan laporan itu akan dibuka dalam bentuknya yang sekarang, dengan menyebutkan laporan itu sebagai tidak lengkap karena kelompok-kelompok sayap kiri dan organisasi-organisasi HAM tidak berpartisipasi dalam investigasi itu.
"Pada saat yang tepat, laporan itu akan dibuka untuk umum, tetapi sementara waktu sangat sulit mengeluarkan laporan itu karena bisa ada persepsi yang dapat dikembangkan dari laporan awal ini," katanya, dengan menambahkan bahwa Komisi Melo akan melanjutkan investigasinya dan membuat beberapa laporan tambahan.
Arroyo mengatakan, dia akan meminta Uni Eropa (UE) dan beberapa negara Eropa yang telah menyatakan keprihatinan mengenai pembunuhan politik itu untuk mengirim penyidik mereka guna membantu penyidikan komisi itu yang terus berlanjut.
Alistair MacDonald, Kepala Delegasi UE di Filipina, mengatakan, UE belum menerima permintaan resmi dari Filipina, tetapi UE sangat menginginkan investigasi dilakukan sampai selesai dan mereka yang bersalah dibawa ke pengadilan dan terutama diakhirinya pembunuhan-pembunuhan.
kompas.com
Presiden Gloria Macapagal-Arroyo?saat berbicara kepada para diplomat asing di istana kepresidenan sehari setelah menerima laporan komisi pencarian fakta mengenai pembunuhan politik? menyesali kegemaran bangsanya yang berbahaya, yaitu "ingin menumbangkan demokrasi melalui laras senjata".
Dia bertekad untuk mengakhiri "pola kekerasan yang tak berakhir itu".
"Investigasi menunjukkan hubungan baik ke kanan dan kiri, kepada para pemberontak komunis serta juga kemungkinan unsur-unsur militer kami," katanya, merujuk pada gelombang pembunuhan politik yang terjadi baru-baru ini.
Ketua komisi pencari fakta, mantan Hakim Agung Jose Melo, seperti dikutip Philippine Daily Inquirer hari Selasa, mengatakan bahwa serdadu-serdadu terlibat dalam mayoritas pembunuhan politik dan bahwa atasan mereka seharusnya mempertanggungjawabkan.
Arroyo, yang membentuk komisi itu bulan Agustus, belum mengungkapkan isi laporan tersebut dan Melo telah menolak untuk memberi rincian tanpa izin dari presiden.
Sekretaris Eksekutif Eduardo Ermita mengatakan bahwa kecil kemungkinan laporan itu akan dibuka dalam bentuknya yang sekarang, dengan menyebutkan laporan itu sebagai tidak lengkap karena kelompok-kelompok sayap kiri dan organisasi-organisasi HAM tidak berpartisipasi dalam investigasi itu.
"Pada saat yang tepat, laporan itu akan dibuka untuk umum, tetapi sementara waktu sangat sulit mengeluarkan laporan itu karena bisa ada persepsi yang dapat dikembangkan dari laporan awal ini," katanya, dengan menambahkan bahwa Komisi Melo akan melanjutkan investigasinya dan membuat beberapa laporan tambahan.
Arroyo mengatakan, dia akan meminta Uni Eropa (UE) dan beberapa negara Eropa yang telah menyatakan keprihatinan mengenai pembunuhan politik itu untuk mengirim penyidik mereka guna membantu penyidikan komisi itu yang terus berlanjut.
Alistair MacDonald, Kepala Delegasi UE di Filipina, mengatakan, UE belum menerima permintaan resmi dari Filipina, tetapi UE sangat menginginkan investigasi dilakukan sampai selesai dan mereka yang bersalah dibawa ke pengadilan dan terutama diakhirinya pembunuhan-pembunuhan.
kompas.com