HulkHogan
New member
WASHINGTON.
Gedung Putih memiliki rencana rahasia untuk mengakses data-data pribadi dan berbagai situs jejaring sosial warga Amerika Serikat (AS).
Informasi yang akan disadap antara lain meliputi komentar, tag line, email, audio dan video. Media yang akan menjadi sasaran adalah Face- book, Twitter, MySpace, YouTube,
Flicker dan fasilitas lainnya yang dinilai terkait kepentingan Gedung Putih.
Untuk melaksanakan niatnya itu, Gedung Putih akan menyewa vendor khusus yang menyediakan jasa teknologi .
untuk membuka semua fasilitas situs mau pun sarana komunikasi pribadi lain yang dimiliki publik di AS. Rencana ini diungkapkan National Legal and Policy Center (NLPC), sebuah lembaga nonpartisan yang memperjuangkan etika kehidupan pribadi terkait investigasi, riset, dan cara lain terkait pengumpulan data pribadi.
NLPC telah menemukan laporan 51 halaman terkait
rencana memperoleh inf ormasi dan media publik tersebut.
Meski rencana pengumpulan informasi itu hanya 12 bulan,
namun dapat diperpanjang sampai tujuh tahun.
Dalam rencana itu antara lain dibahas sejumlah masalah seperti larangan bagi vendor untuk menyiarkan informasi dan luar negeri kepada publik dan menyimpannya sebagai arsip.
Juga rnenangkap seluruh informasi yang disampaikan pihak selain petugas staf Gedung, Putih di media komunikasi publik. Serta memperoleh isi dan segala bentuk Media baik berupa teks, grafik, audio atau video.
Merekam sejumlah komentar baik yang mengkritisi Obama maupun yang mendukungnya sepenuhnya. Sehingga ini akan menjadi kontroversi ketiga yang melibatkan sistem operasi internet Gedung Putih
dalam waktu kurang dari sebulan.
Gedung Putih memiliki rencana rahasia untuk mengakses data-data pribadi dan berbagai situs jejaring sosial warga Amerika Serikat (AS).
Informasi yang akan disadap antara lain meliputi komentar, tag line, email, audio dan video. Media yang akan menjadi sasaran adalah Face- book, Twitter, MySpace, YouTube,
Flicker dan fasilitas lainnya yang dinilai terkait kepentingan Gedung Putih.
Untuk melaksanakan niatnya itu, Gedung Putih akan menyewa vendor khusus yang menyediakan jasa teknologi .
untuk membuka semua fasilitas situs mau pun sarana komunikasi pribadi lain yang dimiliki publik di AS. Rencana ini diungkapkan National Legal and Policy Center (NLPC), sebuah lembaga nonpartisan yang memperjuangkan etika kehidupan pribadi terkait investigasi, riset, dan cara lain terkait pengumpulan data pribadi.
NLPC telah menemukan laporan 51 halaman terkait
rencana memperoleh inf ormasi dan media publik tersebut.
Meski rencana pengumpulan informasi itu hanya 12 bulan,
namun dapat diperpanjang sampai tujuh tahun.
Dalam rencana itu antara lain dibahas sejumlah masalah seperti larangan bagi vendor untuk menyiarkan informasi dan luar negeri kepada publik dan menyimpannya sebagai arsip.
Juga rnenangkap seluruh informasi yang disampaikan pihak selain petugas staf Gedung, Putih di media komunikasi publik. Serta memperoleh isi dan segala bentuk Media baik berupa teks, grafik, audio atau video.
Merekam sejumlah komentar baik yang mengkritisi Obama maupun yang mendukungnya sepenuhnya. Sehingga ini akan menjadi kontroversi ketiga yang melibatkan sistem operasi internet Gedung Putih
dalam waktu kurang dari sebulan.
