SYRACUSE, SELASA ? Gara-gara dua kali musim panas terlalu sering diguyur hujan, diikuti kekeringan, Amerika Serikat kini mengalami krisis pohon Natal.
Menurut para petani, iklim yang demikian membuat pohon cemara langka, terutama jenis Fraser yang paling banyak digemari masyarakat. "Ini sudah berlangsung selama tiga tahun terakhir. Dua tahun pertama hujan terlalu banyak, sekarang terlalu kering," ujar Robert Norris, petani cemara dan sekretaris Asosiasi Petani Pohon Natal New York, Selasa (20/11).
Menurut para petani, cuaca yang terlalu basah bisa menimbulkan jamur dan penyakit. Sedangkan kekeringan yang melanda New York seperti saat ini justru menghambat pertumbuhan pohon dan memperpendek usia kesegaran.
"Musim panas kali ini memang sangat kering. Kami kehilangan sebagian kecil pohon. Kalau digabungkan dengan lainnya, panen kali ini tidak memenuhi harapan," kata Tony Marquez, pemilik Cranebrook Tree Farm di Cayuga County.
Menurut Asosiasi Pohon Natal Nasional, secara keseluruhan di AS terdapat 22.000 petani pohon Natal dengan lahan seluas 180.000 hektare. Tahun lalu, warga AS membeli 28,6 juta batang cemara, jauh berkurang dari 33 juta batang pada 2005.
"Secara nasional, mungkin ada beberapa kejadian seperti itu. Tetapi sepanjang pengetahuan kami, sekarang panen sedang bagus. Orang memang harus mampu memilih pohon berkualitas tinggi," kata Rick Dungey, juru bicara asosiasi itu.
Di antara wilayah penghasil cemara, Oregon menempati posisi teratas. Berdasarkan catatan asosiasi, negara bagian ini menghasilkan 6,5 juta batang. Sedangkan Pensylvania menjadi negara bagian dengan jumlah kebun terbanyak, yaitu mencapai hampir 2.200 kebun.
New York menempati urutan ketujuh dalam hal produksi dengan 619.000 batang per tahun. Petani cemara di negara bagian ini rata-rata menanam belasan varitas dari sekitar 30-an varitas cemara yang ada di AS. Cemara Fraser yang paling diminati warga Negeri Paman Sam menguasai 25 persen pasar pohon Natal.(AP/SAS)
Menurut para petani, iklim yang demikian membuat pohon cemara langka, terutama jenis Fraser yang paling banyak digemari masyarakat. "Ini sudah berlangsung selama tiga tahun terakhir. Dua tahun pertama hujan terlalu banyak, sekarang terlalu kering," ujar Robert Norris, petani cemara dan sekretaris Asosiasi Petani Pohon Natal New York, Selasa (20/11).
Menurut para petani, cuaca yang terlalu basah bisa menimbulkan jamur dan penyakit. Sedangkan kekeringan yang melanda New York seperti saat ini justru menghambat pertumbuhan pohon dan memperpendek usia kesegaran.
"Musim panas kali ini memang sangat kering. Kami kehilangan sebagian kecil pohon. Kalau digabungkan dengan lainnya, panen kali ini tidak memenuhi harapan," kata Tony Marquez, pemilik Cranebrook Tree Farm di Cayuga County.
Menurut Asosiasi Pohon Natal Nasional, secara keseluruhan di AS terdapat 22.000 petani pohon Natal dengan lahan seluas 180.000 hektare. Tahun lalu, warga AS membeli 28,6 juta batang cemara, jauh berkurang dari 33 juta batang pada 2005.
"Secara nasional, mungkin ada beberapa kejadian seperti itu. Tetapi sepanjang pengetahuan kami, sekarang panen sedang bagus. Orang memang harus mampu memilih pohon berkualitas tinggi," kata Rick Dungey, juru bicara asosiasi itu.
Di antara wilayah penghasil cemara, Oregon menempati posisi teratas. Berdasarkan catatan asosiasi, negara bagian ini menghasilkan 6,5 juta batang. Sedangkan Pensylvania menjadi negara bagian dengan jumlah kebun terbanyak, yaitu mencapai hampir 2.200 kebun.
New York menempati urutan ketujuh dalam hal produksi dengan 619.000 batang per tahun. Petani cemara di negara bagian ini rata-rata menanam belasan varitas dari sekitar 30-an varitas cemara yang ada di AS. Cemara Fraser yang paling diminati warga Negeri Paman Sam menguasai 25 persen pasar pohon Natal.(AP/SAS)