nurcahyo
New member
AS Yang Bertanggungjawab Soal Irak, Bukan Indonesia
Kapanlagi.com - Masalah Irak dengan segala akibatnya sekarang ini sepenuhnya adalah tanggungjawab Presiden Amerika Serikat George W. Bush, karena dialah yang memerintahkan menyerang negara tersebut, bukan menjadi tanggungjawab Indonesia.
"Sejak awal kita menolak serangan AS terhadap Irak itu, baik dalam berbagai seminar maupun pernyataan-pernyataan, karena hal itu tidak sejalan dengan prinsip kita. Karena itu, persoalan Irak jelas bukan tanggungjawab kita, tapi tanggungjawab Presiden AS sepenuhnya," kata mantan Ketua Komisi I DPR, Ny. Aisyah Aminy kepada ANTARA di Jakarta, Rabu (22/11).
Karena itu, politisi senior Partai Persatuan Pembangunan (PPP) ini menyatakan terkejut dan keberatan atas pernyataan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat berbicara dengan Bush, yang menggambarkan seolah-olah Indonesia ikut bertanggungjawab terhadap persoalan Irak sekarang.
"Kalaupun pemerintah Bush saat ini mengalami kesulitan dalam menyelesaikan masalah Irak, itu adalah tanggungjawab dia, karena dialah yang memerintahkan menyerang Irak. Terserah dia akan mengambil kebijakan apa, itu adalah tanggungjawab dia. Kita tak usah ikut-ikutan turut bertanggungjawab," ujarnya.
Masalah Irak yang berlarut-larut juga mendapat tentangan dari sebagian rakyat AS dan berimbas pada kekalahan partai Republik, di mana Bush bernaung dalam Pemilu di AS yang baru lalu.
Bahkan, partai Demokrat berkali-kali mendesak Bush untuk mengubah kebijakannya tentang Irak.
Aisyah berpendapat, jika Indonesia ikut campur dalam persoalan Irak, jelas tak ada dasarnya. "Kalau kita ikut bertanggungjawab, apa pada saat penyerbuan ke Irak kita ikut menyetujuinya, padahal di banyak forum kita menyatakan menolak penyerbuan itu dengan dalih apapun, termasuk dengan alasan untuk menggulingkan Presiden Sadam Hussein," katanya.
Sementara itu, anggota Komisi I DPR dari Fraksi Partai Golkar Yudi Chrisnandi juga berpendapat, Indonesia semestinya tidak perlu ikut campur dalam penyelesaian masalah Irak karena apa yang terjadi di Irak bukanlah tanggung jawab masyarakat Internasional melainkan menjadi tanggung jawab AS.
Kondisi buruk yang terjadi di Irak saat ini, menurut Yudi, merupakan implikasi kebijakan luar negeri AS yang salah. Karena itu, yang harus bertanggung jawab adalah AS, bukan masyarakat global atau Internasional.
Dalam pembicaraan dengan Presiden Bush saat berkunjung ke Indonesia Senin (20/11), Presiden Yudhoyono mengajukan usulan mengenai penyelesaian masalah Irak.
Kepada Bush, Presiden Yudhoyono mengusulkan tiga solusi dalam penyelesaian kasus Irak yakni melakukan rekonsiliasi nasional di Irak, melibatkan pasukan keamanan PBB yang kedatangannya disesuaikan dengan jadwal penarikan pasukan AS dan sekutunya di Irak, serta melibatkan masyarakat internasional untuk melakukan rekonstruksi dan rehabilitasi di Irak.
Menanggapi tiga usulan Presiden Yudhoyono tersebut, Yudi Chrisnandi menyatakan bahwa usulan tersebut merupakan pendapat spontanitas Presiden untuk sekadar menyenangkan Bush yang sedang pusing mencari jalan keluar penyelesaian masalah Irak. Sedangkan Aisyah Aminy berharap usulan Presiden Yudhoyono hanya sekedar keseleo lidah saja.
Jika AS menyatakan tidak mampu menyelesaikan masalah Irak dan menyerahkannya kepada PBB, baru Indonesia dapat berperan lebih jauh.
"Jadi kalau Indonesia ingin terlibat di dalam maka harus tunggu sampai persoalan ini diambil alih PBB, dan kita bisa masuk jika diminta PBB," ucap Yudi Chrisnandi
Kapanlagi.com - Masalah Irak dengan segala akibatnya sekarang ini sepenuhnya adalah tanggungjawab Presiden Amerika Serikat George W. Bush, karena dialah yang memerintahkan menyerang negara tersebut, bukan menjadi tanggungjawab Indonesia.
"Sejak awal kita menolak serangan AS terhadap Irak itu, baik dalam berbagai seminar maupun pernyataan-pernyataan, karena hal itu tidak sejalan dengan prinsip kita. Karena itu, persoalan Irak jelas bukan tanggungjawab kita, tapi tanggungjawab Presiden AS sepenuhnya," kata mantan Ketua Komisi I DPR, Ny. Aisyah Aminy kepada ANTARA di Jakarta, Rabu (22/11).
Karena itu, politisi senior Partai Persatuan Pembangunan (PPP) ini menyatakan terkejut dan keberatan atas pernyataan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat berbicara dengan Bush, yang menggambarkan seolah-olah Indonesia ikut bertanggungjawab terhadap persoalan Irak sekarang.
"Kalaupun pemerintah Bush saat ini mengalami kesulitan dalam menyelesaikan masalah Irak, itu adalah tanggungjawab dia, karena dialah yang memerintahkan menyerang Irak. Terserah dia akan mengambil kebijakan apa, itu adalah tanggungjawab dia. Kita tak usah ikut-ikutan turut bertanggungjawab," ujarnya.
Masalah Irak yang berlarut-larut juga mendapat tentangan dari sebagian rakyat AS dan berimbas pada kekalahan partai Republik, di mana Bush bernaung dalam Pemilu di AS yang baru lalu.
Bahkan, partai Demokrat berkali-kali mendesak Bush untuk mengubah kebijakannya tentang Irak.
Aisyah berpendapat, jika Indonesia ikut campur dalam persoalan Irak, jelas tak ada dasarnya. "Kalau kita ikut bertanggungjawab, apa pada saat penyerbuan ke Irak kita ikut menyetujuinya, padahal di banyak forum kita menyatakan menolak penyerbuan itu dengan dalih apapun, termasuk dengan alasan untuk menggulingkan Presiden Sadam Hussein," katanya.
Sementara itu, anggota Komisi I DPR dari Fraksi Partai Golkar Yudi Chrisnandi juga berpendapat, Indonesia semestinya tidak perlu ikut campur dalam penyelesaian masalah Irak karena apa yang terjadi di Irak bukanlah tanggung jawab masyarakat Internasional melainkan menjadi tanggung jawab AS.
Kondisi buruk yang terjadi di Irak saat ini, menurut Yudi, merupakan implikasi kebijakan luar negeri AS yang salah. Karena itu, yang harus bertanggung jawab adalah AS, bukan masyarakat global atau Internasional.
Dalam pembicaraan dengan Presiden Bush saat berkunjung ke Indonesia Senin (20/11), Presiden Yudhoyono mengajukan usulan mengenai penyelesaian masalah Irak.
Kepada Bush, Presiden Yudhoyono mengusulkan tiga solusi dalam penyelesaian kasus Irak yakni melakukan rekonsiliasi nasional di Irak, melibatkan pasukan keamanan PBB yang kedatangannya disesuaikan dengan jadwal penarikan pasukan AS dan sekutunya di Irak, serta melibatkan masyarakat internasional untuk melakukan rekonstruksi dan rehabilitasi di Irak.
Menanggapi tiga usulan Presiden Yudhoyono tersebut, Yudi Chrisnandi menyatakan bahwa usulan tersebut merupakan pendapat spontanitas Presiden untuk sekadar menyenangkan Bush yang sedang pusing mencari jalan keluar penyelesaian masalah Irak. Sedangkan Aisyah Aminy berharap usulan Presiden Yudhoyono hanya sekedar keseleo lidah saja.
Jika AS menyatakan tidak mampu menyelesaikan masalah Irak dan menyerahkannya kepada PBB, baru Indonesia dapat berperan lebih jauh.
"Jadi kalau Indonesia ingin terlibat di dalam maka harus tunggu sampai persoalan ini diambil alih PBB, dan kita bisa masuk jika diminta PBB," ucap Yudi Chrisnandi