Kalina
Moderator
ASPIRIN kita kenal sebagai pereda nyeri kepala. Nyatanya, obat itu dapat mencegah stroke dan penyakit jantung yang makin banyak dialami kaum wanita Negeri Paman Sam.
American Heart Association (AHA) mengeluarkan aturan baru dalam penggunaan aspirin. "Walau demikian, bukan berarti kami menginginkan setiap wanita pergi ke toko obat dan menyambar aspirin semau mereka. Ini dilakukan setelah mereka berkonsultasi dengan dokter masing-masing," ujar dr Lori Mosca, direktur pencegahan kardiologi New York-Presbyterian Hospital. Sebab, aspirin bisa mengakibatkan ulcer dan perdarahan lambung.
Aturan AHA juga menyebutkan, rajin berolahraga, mengurangi asupan lemak, mengonsumsi vitamin E dan C, beta karoten, serta asam folat tidak dapat mencegah penyakit jantung dan stroke. Bagi perempuan menopause, AHA juga mendukung penggunaan koyo hormonal dibandingkan pil.
Secara umum, AHA menyarankan agar wanita memfokuskan diri pada risiko jangka panjang dari tekanan darah tinggi, merokok, kurang berolahraga, atau kegemukan. Kendati mereka tidak merasakan keluhan apa pun.
Memang, biasanya risiko serangan jantung dan stroke meningkat pada usia di atas 50 tahun. Hanya 10 persen dari wanita Amerika yang tidak mengalaminya. Meski demikian, bukan berarti mereka yang sehat tak perlu melakukan tindakan apa pun. "Kami tidak menginginkan mereka (para wanita) menunggu hingga terkena kedua penyakit tersebut, baru mengambil tindakan," lanjut Mosca.
Perhimpunan dokter keluarga Amerika dan pemerintah terlibat dalam pembuatan aturan tersebut. Di antara 33 orang yang turut menulis artikel itu, 13 orang mempunyai ikatan finasial dengan pembuat obat jantung. Namun, hanya tiga orang yang mempunyai jaringan besar.
"Ini merupakan pengumpulan bukti-bukti yang bagus untuk perempuan. Dulu, studi kasus kebanyakan dilakukan pada laki-laki," ungkap dr Sydney Smith, kepala divisi penyakit jantung The University of North Carolina di Chapel Hill.
Ya, penyakit jantung merupakan pembunuh nomor satu di dunia. Bukti-bukti itu menunjukkan, wanita ternyata juga berisiko tinggi. Risiko tersebut rupanya lebih banyak daripada yang diperkirakan.
Hanya, penggunaan aspirin sebagai salah satu pencegah serangan jantung dan stroke masih menjadi kontroversi. Aspirin direkomendasikan pada pria di atas 45 tahun. Namun, pada wanita itu berlaku pada usia di atas 65. Selain penyakit jantung, aspirin dapat mencegah stroke. "Manfaatnya hanya berlaku pada wanita yang berusia lebih tua," kata dr JoAnn Manson, pakar kesehatan perempuan Harvard University.
Membuktikan pencegahan stroke dengan aspirin kepada wanita muda usia, kata Mansion, tidak dibenarkan. Dalam kurun waktu 10 tahun, aspirin hanya mencegah satu permasalahan jantung di antara sekitar 35 ribu wanita di bawah 65 tahun dan mengakibatkan 20 kasus perdarahan. Aspirin juga berbahaya bagi mereka dengan tekanan darah tak terkontrol.
"Ini adalah alasan mengapa wanita harus berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter sebelum menenggak aspirin," lanjut Smith. Sayangnya, masih banyak wanita yang tak menyadari bahwa mereka memiliki tekanan darah tinggi. Dr Elizabeth Nabel, direktur The National Heart, Lung, and Blood Institute mengatakan, penggunaan aspirin dosis rendah seharusnya dipertimbangkan untuk melawan risiko perdarahan internal. Dalam praktiknya, Mosca hanya menyarankan penggunaan aspirin pada wanita berusia 45 tahun ke atas, wanita muda dengan berat badan berlebih, jarang berolahraga, dan kolesterol tinggi.
Tak hanya itu, suplemen estrogen dan progesteron yang kerap digunakan untuk mengatasi gejala menopause tidak dibenarkan untuk mencegah penyakit jantung. Begitu juga obat-obatan pencegah kanker payudara, seperti tamoxifen dan raloxifen.
American Heart Association (AHA) mengeluarkan aturan baru dalam penggunaan aspirin. "Walau demikian, bukan berarti kami menginginkan setiap wanita pergi ke toko obat dan menyambar aspirin semau mereka. Ini dilakukan setelah mereka berkonsultasi dengan dokter masing-masing," ujar dr Lori Mosca, direktur pencegahan kardiologi New York-Presbyterian Hospital. Sebab, aspirin bisa mengakibatkan ulcer dan perdarahan lambung.
Aturan AHA juga menyebutkan, rajin berolahraga, mengurangi asupan lemak, mengonsumsi vitamin E dan C, beta karoten, serta asam folat tidak dapat mencegah penyakit jantung dan stroke. Bagi perempuan menopause, AHA juga mendukung penggunaan koyo hormonal dibandingkan pil.
Secara umum, AHA menyarankan agar wanita memfokuskan diri pada risiko jangka panjang dari tekanan darah tinggi, merokok, kurang berolahraga, atau kegemukan. Kendati mereka tidak merasakan keluhan apa pun.
Memang, biasanya risiko serangan jantung dan stroke meningkat pada usia di atas 50 tahun. Hanya 10 persen dari wanita Amerika yang tidak mengalaminya. Meski demikian, bukan berarti mereka yang sehat tak perlu melakukan tindakan apa pun. "Kami tidak menginginkan mereka (para wanita) menunggu hingga terkena kedua penyakit tersebut, baru mengambil tindakan," lanjut Mosca.
Perhimpunan dokter keluarga Amerika dan pemerintah terlibat dalam pembuatan aturan tersebut. Di antara 33 orang yang turut menulis artikel itu, 13 orang mempunyai ikatan finasial dengan pembuat obat jantung. Namun, hanya tiga orang yang mempunyai jaringan besar.
"Ini merupakan pengumpulan bukti-bukti yang bagus untuk perempuan. Dulu, studi kasus kebanyakan dilakukan pada laki-laki," ungkap dr Sydney Smith, kepala divisi penyakit jantung The University of North Carolina di Chapel Hill.
Ya, penyakit jantung merupakan pembunuh nomor satu di dunia. Bukti-bukti itu menunjukkan, wanita ternyata juga berisiko tinggi. Risiko tersebut rupanya lebih banyak daripada yang diperkirakan.
Hanya, penggunaan aspirin sebagai salah satu pencegah serangan jantung dan stroke masih menjadi kontroversi. Aspirin direkomendasikan pada pria di atas 45 tahun. Namun, pada wanita itu berlaku pada usia di atas 65. Selain penyakit jantung, aspirin dapat mencegah stroke. "Manfaatnya hanya berlaku pada wanita yang berusia lebih tua," kata dr JoAnn Manson, pakar kesehatan perempuan Harvard University.
Membuktikan pencegahan stroke dengan aspirin kepada wanita muda usia, kata Mansion, tidak dibenarkan. Dalam kurun waktu 10 tahun, aspirin hanya mencegah satu permasalahan jantung di antara sekitar 35 ribu wanita di bawah 65 tahun dan mengakibatkan 20 kasus perdarahan. Aspirin juga berbahaya bagi mereka dengan tekanan darah tak terkontrol.
"Ini adalah alasan mengapa wanita harus berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter sebelum menenggak aspirin," lanjut Smith. Sayangnya, masih banyak wanita yang tak menyadari bahwa mereka memiliki tekanan darah tinggi. Dr Elizabeth Nabel, direktur The National Heart, Lung, and Blood Institute mengatakan, penggunaan aspirin dosis rendah seharusnya dipertimbangkan untuk melawan risiko perdarahan internal. Dalam praktiknya, Mosca hanya menyarankan penggunaan aspirin pada wanita berusia 45 tahun ke atas, wanita muda dengan berat badan berlebih, jarang berolahraga, dan kolesterol tinggi.
Tak hanya itu, suplemen estrogen dan progesteron yang kerap digunakan untuk mengatasi gejala menopause tidak dibenarkan untuk mencegah penyakit jantung. Begitu juga obat-obatan pencegah kanker payudara, seperti tamoxifen dan raloxifen.