Kalina
Moderator
15 Santri Dilarikan ke Puskesmas
SUMBERBARU - Hujan deras disertai angin kencang yang mengguyur hampir seluruh wilayah Kabupaten Jember, Jumat sore, makan korban. Atap dan genteng tiga bangunan di kompleks Pondok Pesantren (PP) Nurul Jamil di Dusun Gondosari, Desa Rowotengah, Kecamatan Sumberbaru, roboh. Akibatnya, 15 santri yang kebetulan ada di dalam bangunan tersebut mengalami luka-luka.
Untung saja, tak ada korban jiwa dari kejadian itu. Setelah semua korban dilarikan ke Puskesmas Tanggul, hanya tiga yang harus diopname. Santriwati lainnya langsung diperbolehkan kembali ke pondok pesantren. Mereka hanya mengalami luka-luka ringan akibat tertimpa genteng. Dari semua korban, hanya Marhumah, 13, santriwati asal Desa Karangbayat Kecamatan Sumberbaru yang mengalami luka terparah. Bahu dan kepalanya memar-memar akibat tertimpa plafon dan kayu bangunan.
"Saat kejadian, saya sedang mandi. Tiba-tiba terdengar gemuruh lalu setelah tertimpa saya pingsan. Tahu-tahu sudah di puskesmas," kata Marhumah, kemarin. Dia mengaku masih trauma dengan kejadian yang menimpa ponpes itu.
Sementara KH Fathurrozak, Pengasuh PP Nurul Jamil mengatakan, atap dan genteng yang roboh terdiri dari tiga ruang kelas dan satu kamar mandi yang terletak di pojok barat. Kebetulan, bangunan itu memang sudah tua. Umurnya sudah lebih dari 12 tahun.
"Sebagian besar mengalami luka di bagian kepala dan punggung karena tertimpa genteng. Untung, saat insiden itu terjadi santri lain sedang melaksanakan salat jamaah. Sehingga mereka selamat dari reruntuhan atap bangunan," katanya.
Pihaknya pun sudah mulai memugar bangunan itu. Namun pemugaran belum sampai ke arah barat, ternyata sudah ada hujan dan angin yang merobohkannya. "Kami telah berupaya bangunan ditingkat. Sampai sekarang renovasi masih berlangsung," lanjutnya.
Saat kejadian, Kiai Fathur sendiri mengaku sedang berada di dalam rumah yang berada dalam satu kompleks di Ponpes tersebut. Saat mendengar ribut-ribut, dia langsung keluar. Melihat ada atap bangunan roboh dan para santri kebingungan, dia bersama santri lain langsung berinisiatif memberikan pertolongan. Dengan menggunakan mobil milik Ponpes, semua korban dikumpulkan,dan diangkut ke Puskesmas Tanggul. "Alhamdullilah, semua korban hanya mengalami luka-luka ringan saja. Sabtu hari ini (kemarin, Red) semua korban sudah diperbolehkan pulang," jelasnya. Di Ponpes Nurul Jamil tersebut, pihaknya hanya mengasuh menerima santri wanita (santriwati). Sejauh ini, ada sekitar 160 santri yang menimba ilmu.
Sementara Iptu Ma?ruf, Kapolsek Sumberbaru dikonfirmasi kemarin mengatakan, saat kejadian sebenarnya angin tak terlalu kencang. Namun, hujan yang mengguyur wilayah Sumberbaru benar-benar sangat lebat. "Karena bangunan sudah tua, sehingga tak mampu menahan air. Dan, terjadilah bencana itu," jelasnya.
Para santri yang kebetulan berada di kamar mandi yang atapnya roboh itu langsung kebingungan. Demikian juga santri yang berada dalam bangunan yang berada di sebelahnya. (hdi)
|| Jawa Pos Online ||
SUMBERBARU - Hujan deras disertai angin kencang yang mengguyur hampir seluruh wilayah Kabupaten Jember, Jumat sore, makan korban. Atap dan genteng tiga bangunan di kompleks Pondok Pesantren (PP) Nurul Jamil di Dusun Gondosari, Desa Rowotengah, Kecamatan Sumberbaru, roboh. Akibatnya, 15 santri yang kebetulan ada di dalam bangunan tersebut mengalami luka-luka.
Untung saja, tak ada korban jiwa dari kejadian itu. Setelah semua korban dilarikan ke Puskesmas Tanggul, hanya tiga yang harus diopname. Santriwati lainnya langsung diperbolehkan kembali ke pondok pesantren. Mereka hanya mengalami luka-luka ringan akibat tertimpa genteng. Dari semua korban, hanya Marhumah, 13, santriwati asal Desa Karangbayat Kecamatan Sumberbaru yang mengalami luka terparah. Bahu dan kepalanya memar-memar akibat tertimpa plafon dan kayu bangunan.
"Saat kejadian, saya sedang mandi. Tiba-tiba terdengar gemuruh lalu setelah tertimpa saya pingsan. Tahu-tahu sudah di puskesmas," kata Marhumah, kemarin. Dia mengaku masih trauma dengan kejadian yang menimpa ponpes itu.
Sementara KH Fathurrozak, Pengasuh PP Nurul Jamil mengatakan, atap dan genteng yang roboh terdiri dari tiga ruang kelas dan satu kamar mandi yang terletak di pojok barat. Kebetulan, bangunan itu memang sudah tua. Umurnya sudah lebih dari 12 tahun.
"Sebagian besar mengalami luka di bagian kepala dan punggung karena tertimpa genteng. Untung, saat insiden itu terjadi santri lain sedang melaksanakan salat jamaah. Sehingga mereka selamat dari reruntuhan atap bangunan," katanya.
Pihaknya pun sudah mulai memugar bangunan itu. Namun pemugaran belum sampai ke arah barat, ternyata sudah ada hujan dan angin yang merobohkannya. "Kami telah berupaya bangunan ditingkat. Sampai sekarang renovasi masih berlangsung," lanjutnya.
Saat kejadian, Kiai Fathur sendiri mengaku sedang berada di dalam rumah yang berada dalam satu kompleks di Ponpes tersebut. Saat mendengar ribut-ribut, dia langsung keluar. Melihat ada atap bangunan roboh dan para santri kebingungan, dia bersama santri lain langsung berinisiatif memberikan pertolongan. Dengan menggunakan mobil milik Ponpes, semua korban dikumpulkan,dan diangkut ke Puskesmas Tanggul. "Alhamdullilah, semua korban hanya mengalami luka-luka ringan saja. Sabtu hari ini (kemarin, Red) semua korban sudah diperbolehkan pulang," jelasnya. Di Ponpes Nurul Jamil tersebut, pihaknya hanya mengasuh menerima santri wanita (santriwati). Sejauh ini, ada sekitar 160 santri yang menimba ilmu.
Sementara Iptu Ma?ruf, Kapolsek Sumberbaru dikonfirmasi kemarin mengatakan, saat kejadian sebenarnya angin tak terlalu kencang. Namun, hujan yang mengguyur wilayah Sumberbaru benar-benar sangat lebat. "Karena bangunan sudah tua, sehingga tak mampu menahan air. Dan, terjadilah bencana itu," jelasnya.
Para santri yang kebetulan berada di kamar mandi yang atapnya roboh itu langsung kebingungan. Demikian juga santri yang berada dalam bangunan yang berada di sebelahnya. (hdi)
|| Jawa Pos Online ||