Australia Blokir Situs Penyebar Kejahatan

Kalina

Moderator
SYDNEY - Mencuatnya kasus pelecehan seksual terhadap remaja Australia yang disebarluaskan melalui situs YouTube akhir tahun lalu mengundang keprihatinan pemerintah. Untuk mencegah terulangnya kejadian serupa, pemerintah negara bagian Victoria, lokasi terjadinya pelecehan, mengambil langkah tegas. Mulai kemarin, pemerintah memblokir situs YouTube dari komputer-komputer sekolah negeri.

"Pemerintah tidak pernah menoleransi gangguan dan gertakan di sekolah. Sikap yang sama akan kami terapkan di dunia maya," kata Menteri Layanan Pendidikan Victoria Jacinta Allan. Menurut dia, pemerintah telah menutup akses YouTube ke sekitar 1.600 sekolah negeri di Victoria. Allan berharap gertakan dan gangguan lewat situs video-sharing paling populer itu bisa ditekan.

Allan mengatakan bahwa setiap siswa memiliki hak untuk memperoleh pendidikan dalam lingkungan yang aman dan mendukung. Termasuk, pembelajaran melalui dunia maya. "Dengan diblokirnya akses ke YouTube, para siswa di Victoria bisa belajar dengan lebih aman dan nyaman melalui internet. Waktu belajar mereka pun lebih produktif," lanjut menteri perempuan tersebut.

Direktur High Tech Crime Center Australia, Kevin Zuccato, menyambut baik keputusan pemerintah Victoria tersebut. Sebab, kejahatan dunia maya cenderung meningkat belakangan ini. "Saling gertak antarsiswa melalui internet semakin meningkat. Kasus pelecehan terhadap remaja cacat mental yang disebarluaskan melalui YouTube tahun lalu hanyalah salah satu contoh," terang Zuccato.

Berdasar survei yang dilakukan mahasiswa Fakultas Pendidikan University of Melbourne, 32 persen remaja Australia pernah menjadi korban kejahatan dunia maya. Sebagian besar korban adalah remaja berusia 12 hingga 17 tahun. "Jumlah korban perempuan lebih banyak 2,5 kali dibandingkan laki-laki," lapor surat kabar Herald Sun mengenai survei yang melibatkan 650 siswa tersebut.

Menurut Zuccato, pemasangan filter di internet sekolah merupakan suatu upaya yang cukup baik. Sebab, dengan cara tersebut, sekolah bisa menyeleksi situs-situs di dunia maya. Selanjutnya, siswa hanya bisa mengakses situs yang bermanfaat bagi mereka. "Saya rasa, situs yang bisa menciptakan jaringan sosial juga terlalu berisiko bagi anak-anak," tambahnya.

Tahun lalu publik Australia, terutama penduduk Victoria, dikejutkan meluasnya video pelecehan seksual melalui situs YouTube. Yang lebih mengejutkan, pelakunya adalah sekelompok siswa Victoria berusia sekitar 12 tahun. Korbannya gadis 17 tahun yang mengalami kelainan mental. Gadis tersebut dipaksa memeragakan aktivitas seksual, dikencingi, dan rambutnya dibakar.
 
Back
Top